~ happy reading ~
Caca membereskan beberapa barangnya, lalu memakai tasnya dan berjalan ke pintu depan untuk pulang. Beberapa temannya masih ada yang di belakang seperti Achilla yang sibuk bermake up ria, dengan Regina yang kepo dengan alat-alat make up Achilla. Walau Achilla cuman membawa liptint juga bedaknya dan parfum sebagai pewangi. Tapi tetap saja Regina menganggu gadis itu, membuatnya berteriak kala Regina memakai liptint itu dengan asal.
Achilla memang gemar make up, bahkan ke sekolah sekalipun ia harus tampil cantik dan lucu, katanya saat itu.
Caca menghela napas kala melihat Alvin berjalan ke kelasnya dengan semangat. "Nyari Chilla fiks," ucap Caca kepada Putri yang sibuk memainkan kukunya sambil bersandar ke dinding.
Putri melirik Alvin di kejauhan sana. "Iya, pasti ngajak pulang tuh. Ah, ini mereka masih lama ya dandannya?"
Caca melirik ke dalam kelas, lalu terkekeh. "Nunggu sejam dulu baru kelar," kata Caca yang membuat Putri tertawa.
Cowok itu sampai di depan mereka dengan napas terengah-engahnya. "Ici--"
"Chilla lagi dandan di dalem," ucap Caca memotong ucapan Alvin.
Alvin mengangguk paham sambil mengangkat alisnya kepada Caca yang membuat gadis itu bingung. "Capek, bagi minum dong Ca!"
"Dih ngga!" tolak Caca mentah-mentah.
"Jahat ih, yang pelit nanti susah nyari duit loh," ancam Alvin yang tidak Caca pedulikan.
"Cacaaa pliss," mohon Alvin sambil meraih tangan Caca tapi Caca pukul tangan Alvin dengan cepat.
"Sumpah Ca, gue benci deh kalau lo udah natap gue gitu. Kayak natap kuman tau ga!" ucap Alvin yang membuat Caca membulatkan matanya.
"Cocok kalau gitu. Kuman membandel," ledek Caca yang membuat Alvin kesal.
"Yaudah terserah, awas lo suka sama gue Ca! Gue kintilin lo kayak kuman membandel!"
"Ha ha ha. Banyak omong lo! Udah ah, sana pergi!"
Ucapan Caca tadi disahuti oleh teriakan di ujung lorong sana yang memanggil nama Alvin. Cowok itu tersenyum senang. "Ga semudah itu Caca cantik. Kasih Chilla dulu, baru gue pergi," ucap Alvin.
Ucapan Alvin itu berhenti tepat ketika rombongan teman-temannya sampai. Kalau mengikuti ucapan Alvin tadi, mungkin mereka bisa disebut sebagai rombongan para kuman.
"Cari aja sendiri," balas Caca kepada Alvin.
"Cari apa?" tanya Kenneth. Ngomong-ngomong soal rombongan para kuman atau lebih tepatnya geng para kuman. Kenneth bisa dibilang kuman paling baik dari para kuman lainnya.
"Chilla," jawab Caca, jutek.
Kenneth mengangguk, paham. Walau Kenneth bisa disebut kuman paling baik, tapi dia tidak sebaik Caca dan teman-temannya. Paling baik di sini artinya, lebih baik dari Gavin yang sekarang sedang melihat ke arahnya. Ah ralat, semuanya melihat ke arah Caca. Caca mengedarkan pandangan mencari Putri, tapi nihil.
Ia melongok masuk ke pintu kelas dan sial, Putri sudah menghindar lebih dulu. Dasar tidak setia kawan!
"Nyari apa sih Caca cantik?" goda Ryan, Ryan Mahendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
gavinca: Puppy Love
Ficção Adolescente-Ketika sapaan itu menjelma kebiasaan yang menjadikannya sebuah kerinduan.- Gavin, manusia yang entah asal muasalnya tiba-tiba datang, menyapa tanpa henti, tanpa letih, tanpa lelah gadis cantik yang terjebak di hujan. Katanya, ia mau jadi hujan, ti...