(26) I Love To Hate You

37 7 0
                                    

I love to hate you, karena kamu pernah menjadi luka yang tak tersembuhkan juga masih menjadi rasa yang ku rindukan.

Caca memutar lagu dengan judul Runaway by Rahmania Astrini. Dia menemukan lagu itu semalam sebelum kejadian penolakannya kepada Gavin kemarin.

Lagu ini mewakili dirinya, entah itu untuk Xelio atau Gavin. Keduanya punya peran di lagu itu dan Caca sendiri pun jadi membenci tapi mencitai lagu itu.

I love to hate you
And I hate to love you
I wanna stay, I wanna run away, too

Salah satu lirik lagu yang terus berputar di kepalanya sampai mobil itu tiba di depan rumah Caca. Caca tersenyum kecil, mematikan lagu yang sedang berputar di telinganya, lalu berlari menuju pagar rumahnya.

Terbukalah perlahan pintu mobil itu, menampilkan seseorang yang dari tadi membuat Caca resah tak karuan. "Cantik banget," pujinya.

Caca tersenyum kecil. "Modus ya lo?" tanya Caca.

Cowok itu tertawa. "Perlu dibukain ga pintunya?"

"Ish ga gentle, make nanya. Aturan tuh ya, bukain ya bukain aja! Kalau gini nanti gengsi tau yang ditanyain."

"Emang Caca mau dibukain pintunya?"

Caca menggeleng. "Ngga! Bukan karena gengsi, tapi ga mau aja!" jawab Caca lalu mengelili ke depan mobil itu untuk masuk ke sisi yang lain.

Cowok itu tertawa dan masuk mengikuti Caca. "Xelio!" panggil Caca setelah berada di dalam mobil.

Cowok itu menengok kepada gadis dengan bando di kepalanya yang bewarna perak. Tumben sekali Caca memakai perhiasan semacam itu. "Apa?" tanya Xelio sambil ia pasang sabuk pengamannya.

"Muka gue aneh ga?" tanya Caca.

Xelio menatapnya dan mencoba teliti akannya. Tapi bukan aneh yang ia temukan, melainkan..

"Lo mau ke mana sih, cantik banget! Mau jalan sama gue ya makanya dandan?"

"Dih nggalah! Geer banget," jawab Caca sambil tersenyum itu. Caca memasang sabuk pengamannya lalu mobil itu berangkat.

Caca membuka kamera ponselnya lalu melihat dirinya sendiri. Caca tidak banyak dandan sih, cuman memakai lipcream yang ia gunakan juga untuk pipinya sebagai blushon. Tidak terlalu banyak, karena ia tidak suka. Ah ya juga eyeliner tipis yang ia pelajari semalam sebagai pelariannya dari kegalauan tidak jelas.

Satu kata untuk dirinya, cantik. Maka Caca menutup kameranya lagi lalu tersenyum. Kalau ditanya kenapa ia begini, jawabannya karena ini harinya. Iya, ini hari milik Caca, hari Marsha Anatasya yang berusia 17 tahun.

Kalau ditanya kenapa ia sudah 17 tahun padahal masih kelas 11. Ya jawabannya karena ia masuk terlambat, ga terlambat juga sih, tapi ulang tahunnya berada di bulan-bulan belakang. Jadilah ia tetap masuk ke kelas 11 sekarang.

Mobil itu berhenti saat tiba di mall, Xelio melepas sabuknya tapi tidak langsung keluar. Dia memanggil Caca. "Apa?" tanya Caca.

"Perlu gue kasih kado lagi ga?" tanya Xelio.

Caca tertawa. "Inget lo? Gue kira amnesia."

Xelio tersenyum, mengambil sesuatu dari kursi belakang lalu memberikannya kepada Caca. Caca terdiam, membeku melihat apa yang Xelio kasih kepadanya. "Selamat ulang tahun Caca cantik," ucap Xelio.

Seketika tubuhnya kembali mengalirkan serangan listrik itu. Membawa kupu-kupu itu ke dalam hati juga perutnya yang membuat efek bahagia. "Ini apaan nih, make acara ngasih bunga," ucap Caca sambil mengambil bunga krisan putih dan kuning di tangan Xelio.

gavinca: Puppy Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang