(7) Mengenal Lebih Dalam.

85 21 3
                                    

Kadang kebanyakan orang cuman mau bahagia dan senang. Lupa kalau nyatanya, sedih pun bagian dari menjalani hidup. Jadi ya, emang harus banyak-banyak sabar dan nerima aja, karena makanan pun ga akan enak kan kalau cuman pakai gula?

~ happy reading~

Caca berjalan menuju kantin sendirian. Setelah kebisingan itu ternyata semakin menyiksanya jika ia memilih terus diam di dalam kelas. Tapi nyatanya, kepergiannya ke kantin bukan berarti kebebasannya dari kebisingan itu. Karena kenyataannya Gavin sudah mulai mengikutinya lagi sekarang.

Kalau Caca boleh sebut, sekarang Gavin persis seperti kuman yang mengejar-ngejar manusia untuk ia diami.

Dengan syarat berjarak satu meter dari Caca, maka Gavin dengan senang mengikuti gadis itu.

"Ca, jalannya yang bener! Jangan ngelamun nanti kesandung!" teriak cowok itu di belakang.

Caca memberhentikan jalannya. Memutar balik badannya dan menatap cowok itu serius. "Udah gue suruh mundur berapa meter?" tanya Caca.

"Satu!"

"Jangan bohong!"

"Ca, plis lah masa gue mundur mulu. Majunya kapan?"

"Kapan-kapan! Mundur dua meter lo dari gue atau gue diemin lo!"

Cowok itu-- Gavin-- mundur perlahan. "Terus mundurnya!" ucap Caca saat melihat Gavin berhenti.

"Ca udah dua meter ini!!"

"Sotoy!! Satu meter itu tiga lantai. Liat lo di lantai berapa!"

"Tau darimana lo?" tanya Gavin tak mau kalah.

"Tau lah!"

"Tapi kan lantai beda-beda Ca."

"Nurut atau--"

"Iya nurut," putusnya lalu kembali menghitung lantai dan mundur lebih jauh lagi.

Caca tersenyum geli. Melihat Gavin begini sudah cukup menjadi hiburan baginya. Caca membalikan badannya lalu berjalan  tapi seseorang yang sekarang berlari melewatinya membuat gadis itu terkejut.

"JAGA DUA METER!" ucap Gavin.

"L-lo ngapain hah?!"

"Ca, kalau gue jalan di belakang lo, ga keliatan lonya. Sama aja bohong. Mending di depan."

"Tapi lo kan ngadep ke depan! Mana bisa ngeliatin gue."

"Bisa."

"Gimana caranya?"

"Gue tahu Caca pinter."

Caca membulatkan matanya. "Jangan bilang lo bakal jalan mundur?! Gilaa lo!! Kalau nabrak gimana!"

"Kalau nabrak ya lo tanggung jawab. Ayu Ca jalan. Biar cepet nyampe kantinnya."

Caca menatapnya tak percaya. Memilih melanjutkan jalannya sedangkan Gavin sudah menatap Caca dengan senyum sambil berjalan mundur.

Caca kira Gavin cuman becanda, tapi bukan Gavin namanya kalau cuman becanda. Tulisan di papan tulis itu saja, dia berani. Bagaimana ini yang cuman jalan mundur?

Caca menarik napas lega, mereka sudah memasuki area kantin. Caca mengedarkan pandangannya kepada kantin yang tidak terlalu ramai ini. Lalu jatuh kepada objek di pojok kantin, Zoya dan kawan-kawannya.

Zoya adalah anak-anak nakal versi cewek di sekolah ini. Caca sempat beberapa kali mengobrol dengan cewek itu, cewek yang roknya ia ketatkan dengan rambut yang sedikit ia cat cokelat.

gavinca: Puppy Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang