duapuluh3

9.8K 1.2K 165
                                    






"Jen, sarapan nya udah aku siapin nanti kamu makan di kantor ya? aku buru-buru harus ke rumah sakit, kasihan Bunda ngurusin Ayah sendiri" Ujar Jaemin sembari merapihkan bekal sarapan untuk Jeno makan di kantor.

Tiga hari lalu, Jaemin mendapat kabar dari sang Ibu kalau Yuta harus di larikan ke rumah sakit karena kondisi nya kembali lemah, stroke ringan nya kembali dan bahkan lebih parah karena kaki nya sulit di gerakan.

Sementara Jungwoo harus tinggal di Hongkong menemani Lucas. Dejun yang harus menemani Hendery kerja di Macau. Dan Shotaro yang sedang bulan madu ke Jepang, tidak ingin menganggu nya.

Winwin juga pasti kelelahan mengurus suami nya sendiri, satu-satu nya anak yang bisa di minta pertolongan hanya Jaemin. Meskipun awal nya ragu karena ia sedang mengandung, tapi apa boleh buat.

"Aku antar" Balas Jeno membawa bekal yang Jaemin siapkan.

Jaemin mengambil tas nya dan pergi ke rumah sakit di antar Jeno. Meskipun dia khawatir akan kandungan nya, tapi dia tidak bisa membiarkan orang tua nya susah hanya berdua.

"Jangan kelelahan" Jeno menghentikan mobil nya saat sampai di lobby rumah sakit.

"Eung?" Tatapan Jaemin bingung, sangat jarang Jeno perhatian.

"Jika kau sakit, Mommy akan membunuh ku"

Jaemin mengangguk, ekspektasi nya terlalu tinggi ternyata. Setelah melihat mobil Jeno pergi dari kawasan, Jaemin segera ke ruangan Yuta.

Ceklek..

Pandangan pertama yang Jaemin lihat adalah Yuta yang masih tidur dengan alat bantu bernafas beserta Winwin dengan wajah lelah nya tertidur di pinggir ranjang bersama tangan yang menjadi bantal.

Sungguh hati nya sakit, melihat orang tua nya terluka seperti ini.

"Bunda, Ayah.."

Winwin terbangun dan tersenyum melihat anak nya datang membawa poper bag yang di yakini berisi makanan.

"Nana-ya.. maaf Bunda merepotkan" Balas Winwin.

"Tidak kok, ini aku bawakan sarapan untuk Bunda" Jaemin mengeluarkan tempat makan di poper bag nya dan memberikan nya pada Winwin.

"Wah seperti nya sangat enak, terima kasih sayang" Ujar Winwin dan melahap sarapan nya.

Jaemin tersenyum melihat Bunda nya yang menggemaskan memakan sarapan buatannya. Pandangan nya teralih pada Yuta, di genggam nya tangan sang Ayah dan mencoba menahan tangis nya.

"Pahlawan ku.." Lirih nya.

Yuta membuka mata nya dan melihat Jaemin yang menatap nya senyum sekaligus sendu. Yuta yang menyadari kesedihan si manis mengelus lembut pipi nya dan menunjukkan senyum pucat.

"Si manis tidak boleh bersedih, nanti calon jagoan ikut bersedih, dan aku sebagai Opah yang baik tidak akan membiarkan itu terjadi" Ujar nya dengan sedikit kekehan.

"Ayah akan jadi Opah terbaik untuk nya" Balas Jaemin.

Yuta bersandar di ranjang nya dan menatap Jaemin sembari tersenyum manis.

"Kenapa Yah?" Tanya Jaemin bingung melihat tatapan Ayah nya.

"Nak, jika nanti Ayah pergi tolong maafkan semua perbuatan ku. Bahagia lah nak, jangan bersedih terus atas semua takdir ini. Ingat, kau sekarang memiliki nya" Ujar Yuta sembari mengelus lembut perut buncit Jaemin.

"Ayah pasti sembuh kok! percaya deh, Tuhan gak sejahat itu sama Nana sampai mau ambil Ayah" Balas Jaemin.

"Tuhan tidak pernah jahat nak, dia tau mana yang terbaik untuk hamba-hamba nya. Kita hanya bisa pasrah dan berdoa agar apa yang tertulis di takdir akan selalu memberikan kita pelajaran"

Forced Wedding [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang