47. Momen

999 119 11
                                    

Sepertinya terlalu sedikit yang meminta momen kapal ini, namun sedikit kesempatan author bakal mengupas satu persatu momen mereka bersama pasangan masing masing.

.

Tak ada yang tau kisah si manusia es ini bertemu dengan sang putri salju berhati lembut itu.

tapi, tidak pas jika kita tidak menjelaskannya.

Mengingat hari itu hari Minggu pagi dan hanya ada Wendy dan Irene yang standby menjaga rumah tanpa diduga mereka kedatangan tamu yang sebelumnya membuat mereka terkejut. Suga dengan muka datarnya disambut oleh Irene yang sama saja menampilkan muka tak kalah datar.

"tumben nggak sama anak buah lo?" tanya Irene mengajak Suga ke arah kolam renang yang juga sudah ada Wendy yang menyirami tanaman.

"rumah lagi ribet, kalo gue ke mereka yang ada gue tambah gila" balasnya.

Irene hanya mengangguk dan meninggalkan Suga yang ditemani oleh Wendy untuk membuatkan minuman.

Seperti ada yang berbeda dengan Wendy pagi ini, kaos putih dipadankan dengan celana jeans boyfriend mengundang atensi Suga kala itu.

"lo mau pergi Wen?" tanyanya membuat sang empu menoleh.

"ntar mau belanja bulanan, kenapa lo murung?" kini Wendy yang ganti bertanya.

"biasa pikiran gue butuh refreshing, ikut dong" kata Suga.

Wendy mematikan selangnya dan menghampiri Suga, bersamaan dengan itu Irene membawa 3 gelas teh hangat di meja.

"rene gue ikut wendy belanja bulanan ya?" tanya Suga meminum tehnya.

"boleh aja, sekalian lo cuci mata" kata Irene yang diangguki oleh Wendy.

Dari situlah mereka mulai membiasakan diri satu sama lain. Bahkan diawal, Irene yang menjadi perantara keduanya juga terkejut kala melihat kedekatan mereka yang sudah masuk tahap pdkt-an Suga mendekati Wendy, dan Wendy juga nyaman2 saja saat dirinya diperhatikan oleh Suga.

Namun, sampai saat ini Suga masih belum berani mengutarakan perasaannya terang terangan untuk menjadikan Wendy kekasih hatinya. Suga hanya malu mengungkapkan, pikirnya hanya dengan perlakuan Wendy pasti sudah tau apa isi hatinya.

"Wendy" yang merasa dipanggil mengarahkan pandangannya kepada sang pemanggil.

"kenapa ga?" tanya Wendy.

"Makan yang banyak ya, kamu kurusan" kata Suga mengusak pelan rambut perempuan didepannya itu.

Wendy, saya harap kamu tidak menjadi kepiting rebus saat dihadapkan dengan manusia es yang mendadak bucin kamu itu.

.

cerita lain kedekatan mereka.

Seulgi saat ini sudah sangat pusing dihadapkan dengan manusia manusia tidak ada maksud dan tujuan mengajaknya ke sini menjadi tontonan pelanggan cafe yang lain.

Ya, Seulgi berada di Cafe bersama duo curut Jb dan Jimin, dan itu mereka menjadi tontonan karena sedari tadi tidak ada yang mau mengalah saat berdebat hal yang tidak penting.

"kalian kenapa kaya anak kecil sih" kata Seulgi pelan menutup matanya jengah.

Jb dan Jimin malah saling menyalahkan semakin membuat gaduh meja mereka.

Mereka hanya mendebatkan rasa ice cream yang disukai oleh Seulgi malah menjadi pertikaian.

"gue pulang nih ya lo berdua ga bisa diem" bentak Seulgi yang akhirnya membuat mereka berhenti.

"apa maksud lo berdua ngajak gue kesini?" tanya Seulgi.

Tak ada yang menjawab.

"gue pulang ajalah ya" Seulgi yang hendak beranjak dari tempatnya langsung ditarik oleh Jimin untuk kembali duduk.

"Ada yang mau gue sampein sama lo seul" kini Jb yang membuka suara.

Pria bermata sipit itu melirik teman disampingnya untuk mendapat keyakinan untuk mengatakannya.

"lo tau kan gue dari dulu selalu ngejar2 lo, bahkan sampe lo bilang risih pun gue nggak peduli dan selalu mepet2in lo?" tanya Jb membuat Seulgi diam mendengarkan.

"mulai hari ini lo bebas dari gue seul" Jb menjeda perkataanya dan menghembuskan nafasnya kasar, lalu mengeluarkan selembar surat yang diberikannya kepada Seulgi.

Seulgi menatap tak percaya kearah laki laki dihadapannya itu.

"lo kenapa nggak bilang dari kemarin sih bum? gue nggak nyangka ternyata lo bisa juara 2 di tingkat negara bum" Seulgi bangkit memeluk Jb dan memberikan selamat.

Tak mendapat balasan apapun Seulgi kembali ketempatnya. Jimin hanya bisa tersenyum mengikhlaskan sahabatnya dipeluk untuk sekali.

"lo pasti seneng ya gue nggak ganggu lo lagi, nggak ada yang ngerecokin lo lagi. Hari ini gue mau bilang sesuatu sama loㅡgue...jujur gue sayang sama lo seul, gue gatau ini perasaan apa tapi gue bener2 pengen ngelindungin lo dari orang2 yang ngejelekin lo, gue sama Jimin udah bersepakat buat bersaing secara sehat buat bikin lo tertarik, nyaman sama kita tapi perjuangan gue cuma bisa sampe sini. gue ngga bisa terus2an meduliin ego gue buat masa depan gue yang udah tercatat buat gue dengan perantara surat itu. Gue minta maaf sama lo mgga bisa merjuangin lo sampe akhir seul, kayanya memang gue udah ga ditakdirin sama lo" kata Jb berusaha tersenyum setulus mungkin, disatu sisi dia merasa lega mengutarakan semuanya kepada perempuan yang selama ini ia jaga.

Seulgi mendengarakan dengan seksama dan kembali memeluknya.

"Lo berhak nentuin pilihan hidup lo sendiri bum, jangan mikirin orang lain yang belum tentu mikirin lo disini gue nggak risih, ngga terganggu sama sekali sama atensi lo berdua. Gue cuma masih belum siap kalo harus menjalin hubungan, Gue sangat berterimakasih sama kalian berdua yang mau ngelindungin gue, yang mau merhatiin gue. Tapi balik lagi hidup kalian itu nggak semua tentang gue, kalian berhak mutusin apapun tanpa mikirin gue. Lo kejar masa depan lo, dan besok pamerin ke gue apa hasilnya lo belajar di universitas ternama itu" Kata Seulgi melepaskan pelukannya dan berhasil membuat Jb mengeluarkan air matanya.

"aaaaa jangann baik baik jadi cewe, lo jadi bar bar aja. kalo kaya gini ntar nyesel ngelepas lo gimana?" rengek Jb yang berhasil mendapat tampolan dari teman sebelahnya.

"lo hari ini ke bokap lo dulu kan di Bali?" tanya Jimin yang diangguki oleh Jb.

"gue pamit sekarang ya, gue udah ngechat anak2 juga buat pamitan. Gue cuma pengen mastiin kalo Jimin nepatin janjinya dulu, dan lo seul jangan takut memulai suatu hubungan karna lo bakalan ngrasain rasa yang berbeda dari hidup2 lo biasanya. Pesen terakhir dari gue nih, kalo kalian jadian kasi tau gue yaㅡpapayyy" kata Jb yang langsung meninggalkan Seulgi dan Jimin disampingnya.

"gue nggak nyangka orang se masa bodo JB bisa dapet beasiswa di Stanford" kata Seulgi mengaduk coffenya.

"semua nggak ada yang nggak mungkin gi, tinggal kita yang percaya atau nggak itu semua" Kata Jimin mengusap lengan perempuan berwajah beruang itu.

"kabar bagusnya nih saingan gue berkurang, jadi kita lanjut ngedate yuk" Ajak Jimin yang berhasil membuat Seulgi kembali ke mode garangnya.

•••••

°°°°°

"insyaallah ikhlas" ㅡ Jaebum, 2021.

•••••

Sedih nggak ni?
Jimin saingannya berkurang ini, dia udah siap amunisi buat pendekatan wkwk.

Next? who?
See u next chap!

~마크.gf💓✨

[✓] idc | Blackvelvet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang