08 - AMY ▪ Tidak akan pernah tertarik

391 157 3
                                    

***
Selamat Membaca

Kali ini, kelas Sye sedang waktunya jam olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini, kelas Sye sedang waktunya jam olahraga. Para murid sudah berada di lapangan utama untuk melaksanakan materi dari Bapak Irfan alias guru olahraga kelas 11. Mereka pun sudah memakai baju olahraga, yakni baju berwarna biru muda dan bawahan celana berwarna donker.

Materi olahraga kali ini adalah, Futsal. Pak Irfan tengah melatih para murid melakukan tendangan bola kearah gawang, yang kebagian saat ini adalah para siswi.

"Syehla mana Syehla, ayo giliran kamu." panggil keras Pak Irfan, Sye segera loncat datang dengan girang menghampiri Pak Irfan.

"Tenang Pak, saya sudah bisa menguasai tendangan burung garuda punyanya Madun" kata Sye dengan pedenya, merentangkan tangan layaknya sayap burung.

"Halah, sejak kapan Madun punya tendangan kaya gitu," Pak Irfan berujar, membuat Sye mendelik. "Ada Pak, makanya Bapak nonton Madun, jangan nonton Ikatan Cinta terus, emosi Pak yang ada."

Pak Irfan mencibir saja, berbeda dengan respon para siswi yang tertawa karena ucapan Sye disana. Pak Irfan segera menyuruh Sye menendang bola.

"TENDANGAN, BURUNG GARUDA. CIYATTTT!"

Sye mendendang bola dengan keras menuju kearah gawang. Namun, hasilnya kosong, bola tersebut malah keluar dari arah gawang, alias tidak gol. Sye terkejut pasrah, mendapati celaan dan ditertawakan oleh para siswi maupun siswa. Sye merenggut sebal, wajahnya ia tekuk.

Tingkah Sye ini tak luput dari pandangan Pierre, sedari tadi laki-laki itu memperhatikan Sye, dengan tangan yang memegang ponsel berwarna hitam, kedua mata Pierre tak putus memandang lurus kearah gadis itu. Pierre membasahi bibirnya.

"ko ada manusia yang banyak bicara macam dia." - batin Pierre.

"Haduh si Neng, tenang Neng, aa Agam bisa nendang bola penuh kecintaan buat neng," goda salah satu siswa disana, membuat Pierre menoleh.

"Geleuh, bola kecintaan. Bisa ngomong r dulu aja lo baru boleh godain gue! Rrrrrr," kata Sye, sukses membuat semua murid tertawa, termasuk Pak Irfan. Disana, tanpa sadar Pierre tersenyum kecil, kecil sekali bahkan hampir tak terlihat. Matanya melirik Sye yang datang kembali menghampiri teman-temannya.

Sekarang giliran para cowok yang berlatih. Para siswi ada dipinggir lapangan, bebas bermain bola, tapi tetap saja ada yang menggibah.

Pierre sudah selesai, jago sekali memasukkan bola kedalam gawang. Cowok itu kini, memainkan bola dengan santai disana, bersama beberapa siswa. Pierre terlihat handal memainkan bola blitar itu, dengan kakinya yang sangat lincah, penampilan Pierre kala bermain bola terus dipandangi Sye dari kejauhan.

Tak sengaja mengangkat kepala, Pierre melihat kearah kerumanan para siswi, disana ia melihat Sye tengah tersenyum manis kearahnya, dengan tubuhnya yang gadis itu gerakkan, kekanan dan kekiri. Wajahnya terlihat berseri sekali memandangi Pierre, makin tersentak dirinya kala melihat Sye melambai manis untuk cowok itu.

After Meet You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang