28 - AMY ▪ Im sorry

307 87 324
                                    

***
Selamat Membaca

Playlist: 🎶Keisya Levronka - Tak Ingin Usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist: 🎶Keisya Levronka - Tak Ingin Usai

"Sayang, kamu kenapa?"

Suara berat itu mengagetkan Sye yang sedang melamun. Buru-buru Sye menghapus air mata dan jejaknya dipipi, sekaligus merubah ekspresi yang tadinya sendu kini cerah kembali, tersenyum lebar menerima kehadiran Arav Atmaja, kekasihnya

Arav mengambil alih duduk didepan Sye. Alisnya bertautan saat ia memandangi wajah cantik Sye, ia berkata. "Kamu kenapa? Kok mata kamu merah? Kamu nangis?"

Sye cepat-cepat menggelengkan kepala.
"Aku gapapa, mata aku cuman kelilipan tadi pas bersihin langit-langit kelas." Sye mengeluaran cengiran khasnya. Tapi yang ada Arav justru cuirga.

"Emangnya hari ini kamu piket kelas?" Arav bertanya. "Bukannya kamu piket hari Selasa?"

Sye bergumam panjang, perlahan menjawab. "Aku bantuin Jesya sih, soalnya dia marah-marah melulu karna anak cowoknya enggak pada mau piket."

Sye tersenyum saat menuturkan jawaban itu. Namun, bisa sangat dilihat, senyuman manis itu sama sekali tidak terlihat tulus seperti senyum-senyum Sye biasanya. Hal itu menandakan, bahwa Sye sedang tersenyum paksa. Alias senyuman palsu.

Sye menahan suatu gejolak aneh dihatinya saat ini, masalah yang berkaitan dengan Pierre, laki-laki yang sukses membuat Sye pusing dengan keadaan, sekaligus takut. Sye teramat takut akan keadaan antara ia dan Pierre, ia hanya bisa berdoa bahwa semoga alam mimpinya hanyalah sebatas mimpi.

Tidak akan pernah berubah menjadi kenyataan.

Sye membuang nafas berat. Hatinya benar-benar terasa ganjal. Pierre Tamboto membuat Sye sangat kebingungan, bahkan sampai Sye meragu, apakah benar semua ini memang terjadi? Pertemanan antara ia dan Pierre, apakah memang sudah terjalin?

Jika ditanya apakah Sye memang tulus ingin menjalin pertemanan dengan Pierre, jawabannya. Iya! Tetapi, masalah sekarang justru merumitkan posisi Sye, yang dimana berasal dari sikap Pierre yang perlahan berubah menghangat kepadanya.

Jadi, apakah sebenarnya Sye sedang menentang takdir keadaan yang mempertemukan dirinya pada Pierre? Dengan cara pergi dan menyuruh laki-laki itu berubah. Kalau begitu, berati Syehla akan berurusan dengan semesta.

"Tapi mata kamu berkaca-kaca banget, kaya orang habis nangis," Arav berkata lagi, jari tangannya menghapus sesuatu dipipi Sye.

"Jangan bohong sama aku, kamu kenapa? Ada yang ganggu kamu dikelas?" Arav bertanya tegas. Kedua matanya menatap iris coklat Sye. Gadisnya mendesah samar, sambil tersenyum kecil, Sye menggeleng lagi. "Aku gapapa, Hayam Wuruk, beneran."

After Meet You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang