***
Selamat MembacaAzzura memainkan jari-jari tangannya dibawah meja. Kedua matanya sedari tadi tidak putus memperhatikan tingkah Pierre yang kini sedang berdebat kecil dengan Sye.
Iya, Syehla. Insiden tak sengaja bertemu lalu ice cream yang mengotori jaket Pierre atas ulah Sye, akhirnya membawa Azzura duduk bersama Sye dan para sahabat Sye. Azzura mengulum bibirnya kedalam, ada perasaan aneh yang gadis itu rasakan ketika melihat Pierre berbincang akrab dengan Sye.
Sama halnya dengan para sahabat Sye. Nayka, Jesya dan Mona juga asik berbincang dengan heboh, hanya Azzura yang terdiam.
"Yer buka jaket lo, dong! Merugul banget, sih."
Pierre menepis pelan tangan Sye yang untuk kesekian kalinya, meminta dirinya untuk membuka jaket yang ia pakai. "Kenapa sejak tadi kamu terus meminta saya untuk membuka jaket, sih?"
Nayka ketawa, lalu menyahut. "Syehla emang agresif, Yer. Ati-ati dah lo."
"Ini tempat umum, Sy. Jangan sampai khilaf wahai anak muda," Jesya ikut menimpal tanpa dosa.
Sye mengumpat tanpa suara, melirik tajam Nayka dan Jesya secara bergantian. Azzura yang masih memperhatikan itu pun dibuat bungkam, nafasnya terhela samar dengan ekspresi wajah menurun.
Betul kata Adisty, sahabat Azzura. Pierre Tamboto yang terkenal dengan kecuekan dan dinginnya ini ternyata bisa menjadi hangat ketika didekat Syehla.
Sye mencak-mencak sebal. "Siniin jaket lo! Biar gue bantu cuci." Pierre melirik Sye kemudian menjawab. "Tidak perlu."
"Tapi jaket lo kotor gara-gara gue," Sye mendengus. "Ya memang, kamu ceroboh." Balas Pierre.
"Ya udah makanya buruan lepas! Biar gue cuci diwastafel." Titah Sye menadangkan tangan. "Tidak usah."
Sye menghembuskan nafas kasar, padahal ia ingin membersihkan jaket Pierre yang kotor karena ulahnya, tapi Pierre tidak mau. Pierre menahan tawa melihat wajah Sye merenggut, tidak ia duga kalau dia bisa bertemu Sye disini malam ini.
Azzura menghela nafas, mengambil minumannya lalu ia teguk sambil memalingkan wajah.
Mona yang sedang makan ayam menangkap gerakan Azzura, ia menyenggol lengan Sye disampingnya. "Oh iya, ini siapa nih, Yer? Calon pacar apa gimana?"
"Aduh, Mon. Kenapa elo harus nanya, sih? Udah jelas Pierre lagi kencan," sahut Jesya. Sye tersenyum jahil melirik Pierre, sedangkan lelaki itu mendelik karena kerlingan Sye.
"Apasih kalian? Tidak ada kencan. Dia Adik kelas kalian juga, namanya Azzura," ucap Pierre dengan suara santai. Azzura berdehem canggung, menundukkan kepala. "Oh, iya baru inget! Azzura yang kemarin dibonceng lo kan, Yer?"
"Tadi pagi, anjir." Nayka meralat.
Azzura tersenyum malu, ia tidak tau bagaimana caranya harus membuka orbolan orang yang notabenenya adalah kakak kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You ✔
FanfictionMasih mengingatkah kalian sosok tangguh pemberani bernama Pierre Tendean? Pria tampan nan gagah yang tidak takut dalam membela dan mempertahankan ideologi negara. 01 Oktober 1965 tepat ia meninggal. Namun, bagaimana jika sosok yang sudah pergi jauh...