***
Selamat MembacaAgung mengamati Sye yang sedang fokus mengunyah Dimsum goreng dihadapannya. Mulut Sye memang sedang mengunyah makanan, tapi pandangan gadis itu tidak fokus sama makanan, melainkan kosong menatap jenis-jenis makanan diatas meja.
Lelaki berwajah kalem itu sontak dibuat penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rasa senang memang tengah Agung rasakan, karena bisa pergi makan berdua bersama Sye. Baru kali ini, Agung mendapatkan kesempatan seperti ini. Rasanya ingin terus-terusan tersenyum lebar.
Namun, disatu sisi Agung juga heran, bahkan keheranannya mengalahkan rasa senangnya. Agung menyukai Sye, dan jujur ia tidak suka kalau gadis yang ia sukai sedang diterpa masalah.
Walaupun jika masalah itu bersangkutan dengan saingannya — Pierre Tamboto.
Agung membuang nafas beratnya, masih terus mengamati ekspresi Sye. Agung makin kepo, akhirnya bertanya hati-hati, "Sy, maaf sebelumnya, kalo boleh tau elo lagi ada masalah sama Pierre, ya?"
Mendengar pertanyaan Agung, kepala Sye terangkat. Pipinya membulat karena didalamnya ada makanan, hal itu menciptakan kegemasan untuk Agung. Tapi Agung pandai menyimpan gejolak hatinya, ia memilih diam walaupun hatimya menjerit gemas.
Sye memiringkan kepala, kemudian balik tanya. "Kata siapa?"
"Kata gue barusan," ceplos Agung. "Maaf kalo gue kepo, tapi elo keliatan kesel banget tadi sama Pierre."
Sye menelan bulat-bulat makanan didalam mulutnya, membuat tenggorokannya agak sakit. Agung menyodorkan minuman Sye untuk gadis itu minum. Lelaki itu diam menunggu Sye buka mulut, Agung ingin mendengar tuturan Sye.
Kenapa Agung begini? Karena, baru kali ini Agung melihat Sye bertindak galak dan kasar didepan Pierre. Padahal selama ini tidak pernah. Agung memang sering sekali memperhatikan interaksi antara Sye dan Pierre, biasanya Sye justru sering ngobrol asyik dengan Pierre, tapi kali ini tidak.
Interaksi keduanya sering kali menimbulkan rasa kecemburuan dan iri dihati Agung. Agung tidak bisa seperti Pierre yang langsung akrab dan dekat dengan Sye. Agung bisa dekat dengan Sye jika sedang berurusan dengan lomba dan kelas saja.
Diluaran ya mereka tidak bisa, kecuali sore ini. Makannya, Agung iri banget sama Pierre.
"Masa, sih?" Sye pura-pura tidak ingat. "Kayanya tadi gue biasa aja sama Pierre, enggak kesel sama sekali."
Agung agak mendelik, lelaki itu membalas lagi. "Tapi gue tadi liat jelas elo kesel banget bales omongan Pierre, Sy. Lagi berantem?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You ✔
FanfictionMasih mengingatkah kalian sosok tangguh pemberani bernama Pierre Tendean? Pria tampan nan gagah yang tidak takut dalam membela dan mempertahankan ideologi negara. 01 Oktober 1965 tepat ia meninggal. Namun, bagaimana jika sosok yang sudah pergi jauh...