***
Selamat MembacaSeorang pria berbadan tegap berjalan dengan gagahnya, menyusuri jalan menuju paviliun Ajudan. Dengan pakaian dinas yang masih lengkap ditubuh, karena ia baru saja selesai mengemban tugas untuk mendampingi atasannya. Jenderal AH. Nasution.
Pierre Tendean berjalan mulai memasuki bangunan tempat para Ajudan Pak Nas, beristirahat. Pria berwajah rupawan itu melepas terlebih dahulu topi dinas serta sergamnya, lalu ia letakkan pada tempat asalnya. Setelah sudah, Pierre berjalan menuju meja kerjanya.
Sebuah amplop berwarna putih dengan prangko menjadi daya tarik untuk Pierre disore hari ini. Senyuman manis tercetak pada bibirnya, rasa lelahnya tergantikan ketika melihat amplop yang sudah dipastikan berisi sebuah surat, yang sudah sangat ia tunggu.
Pierre memejamkan mata, mencium lembut amplop itu, dan membaca telegram yang tertera disana. Perlahan, tangan Pierre membuka amplop tersebut lalu mengeluarkan isinya.
Mata indahnya mulai membaca isi dari surat itu. Tulisan cantik, rangkaian kata nan indah menjadi penyejuk tersendiri untuk Pierre. Deru nafas Pierre keluar ringan seiring ia membaca tulisan-tulisan itu. Seorang wanita cantik dengan mata bulat serta rambut ikal seketika masuk dalam pikiran Pierre, bayangan indah itu masuk bersamaan dengan sebuah cinta dan kerinduan yang sangat menyentuh.
Seorang wanita yang sangat Pierre cintai setelah Mami, Kakak, dan Adiknya. Wanita yang ingin dan rela menjalin hubungan jarak jauh dengan Pierre. Wanita cantik yang selalu membuat Pierre jatuh cinta setiap detiknya. Wanita yang sangat dirindukan Pierre saat ini, jauh dari sosoknya membuat Pierre harus pasrah menerima kobaran rindu yang menyiksa.
"Mas juga rindu sama kamu, Mimin..."
Triiingg!!!
Kedua mata indah itu terbuka sempurna, mendengar suara dering jam detak diatas nakas samping tempat tidurnya. Wajahnya dipenuhi keringat peluh karena merasakan sebuah mimpi yang datang dalam tidurnya.
Pierre mengatur nafas, memiringkan kepala kearah jendela, dimana cahaya matahari sudah terlihat masuk kedalam kamarnya. Lagi dan lagi, mimpi menyangkut hal yang tidak dipahami Pierre datang terus menerus kedalam alam tidurnya.
Seolah memang sudah ditakdirkan, Pierre tidak mengerti kenapa ia harus menerima bayangan-bayangan itu. Ia tidak keberatan sama sekali, tetapi ia juga merasa takut, karena menunggu apa arti dalam mimpi-mimpi itu.
Pierre mengusap wajahnya yang basah, kemudian pelan-pelan bangun dan duduk diatas kasurnya. Ia memandang kosong pandangan didepannya, mengingat lagi kejadian yang terjadi pada mimpinya hari ini.
"Mimin? Bukankah itu calon istri Kapten Pierre Tendean," ucap Pierre dengan suara khas orang bangun tidur. "Sebenarnya kenapa saya terus mendapat mimpi-mimpi ini, apa artinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You ✔
FanficMasih mengingatkah kalian sosok tangguh pemberani bernama Pierre Tendean? Pria tampan nan gagah yang tidak takut dalam membela dan mempertahankan ideologi negara. 01 Oktober 1965 tepat ia meninggal. Namun, bagaimana jika sosok yang sudah pergi jauh...