T U J U H

33 16 3
                                    


𝕋𝕚𝕕𝕒𝕜 𝕒𝕕𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕓𝕒𝕚𝕜-𝕓𝕒𝕚𝕜 𝕤𝕒𝕛𝕒 𝕕𝕖𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕟𝕒𝕞𝕒𝕟𝕪𝕒
𝕂 𝔼 ℍ 𝕀 𝕃 𝔸 ℕ 𝔾 𝔸 ℕ

***

Gea berjalan menuju rak yg putra tunjuk tadi, dia berdiri mamatung, ternyata stok novel disini juga banyak yang membuat Gea lebih semangat membaca, Gea mengambil salah satu buku lalu duduk di bangku yang sudah di sediakan, baru saja Gea hendak membuka halaman pertama handphone nya berdering, dan Gea langsung berlari keluar perpustakaan

Call on

Halo bang kenapa?

Gue mau bicara sama Lo

Sok

Kita ketemu, sekarang, penting

Tapi, gue lagi sekolah bang

Gue yang ke sekolah Lo

Oke

Call of

Gea langsung berlari menuju kelasnya, di perjalanan dia bertanya tanya, ada apa? Kok bang Arga tiba tiba nelpon gitu? Hal penting? Tapi apa? Ibu?. Gea sampai di kelas dan langsung duduk di kursinya

"Gea, hari ini kita ada pemilihan ekstrakurikuler, Lo mau masuk apa?" Tanya vanes

"Emm, gak tau" jawab Gea

"Kok lo gak tau?"

"Nannya nya nanti aja sekarang gue lagi pusing" Gea menenggelamkan mukannya ke atas meja

"Lo sakit?" Vanes menempelkan punggung tangannya ke kening Gea

"Gak panas, Lo kenapa ge?" Gea menggeleng

"Permisi, Gea di panggil ke ruang kepsek" suara seseorang di balik pintu yang membuat Gea bangkit

"Ge lo mau kemana?" Tanya vanes

"Tar" Gea berjalan keluar kelas, tatapan semua siswa/i di kelas tertuju pada Gea

Setelah sampai di depan pintu kepsek Gea berterima kasih pada perempuan yg sudah memanggil dan mengantarnya

"Thanks ya kak"

"Iya sama sama, gue ke kelas duluan ya, bye"

Gea membuka pintu terlihat abangnya sedang duduk di sofa dengan Bu sisi selaku kepala sekolahnya

"Permisi Bu, Abang ada apa?" Gea duduk di samping abangnya yang terlihat cemas

"Gea, saya turut berdukacita ya" ucap Bu sisi

"Hah? Ibu apa apaan? Siapa yang mati? Orang gak ada yang mati" Gea menatap Bu sisi dan Arga secara bergantian

"Ge" Arga menghela nafas panjang lalu menatap Gea intens

"Iya bang, ada apa si?"

"Abang harap kamu gak kaget" Arga mengusap pundak Gea untuk menenangkan

"Apasi bang"

"Ibu..." Arga menggantung ucapannya, air matanya berhasil lolos

"Ibu? Ibu kenapa bang? Bang kok lo nangis si?" Raut wajah Gea berubah menjadi cemas

"Allah lebih sayang sama ibu ge" Arga memeluk tubuh Gea dan mengusap punggungnya, berusaha menenangkan keadaan

Gea terpatung, seperti sebuah badai yang menerpa hatinya, oksigen seakan menjauh darinya, bahunya merosot seketika, nafasnya terengah-engah, tatapan mata yang kosong, kilasan memori terus berputar, satu tetes air mata berhasil lolos, mata Gea panas hingga memerah dan terus mengeluarkan air mata tanpa henti

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang