D E L A P A N

23 12 1
                                    

Rasa sakit dan penyesalan ini akan selalu ada

🍂🍂

Gea dan Arga sampi rumahnya yang di bandung, Gea menghela nafas lalu membuangnya dengan lemas, Gea duduk di ruang tamu melihat sekeliling, sepi, sunyi, senyum Gea tercetak kala melihat foto yang berdiri di meja, itu adalah foto Gea, Arga dan ibunya yang sedang tertawa.

Gea mengusap foto itu lembut tak sadar setetes air matanya jatuh tepat di foto muka ibunya, dia masih berharap ini mimpi, Gea meltakkan kembali foto itu pada tempatnya, berjalan ke dapur melihat Arga sedang masak nasi goreng

Gea mengambil gelas lalu mengisinya dengan air, meneguknya perlahan lalu duduk di meja makan yang hanya memiliki 3 kursi, Gea menahan air matanya untuk jatuh namun nihil, setetes demi setetes turun membasahi pipinya, dadanya terasa sesak

Arga menatap Gea iba, dia mendekat membawakan dua piring nasi goreng tanpa kecap kesukaan mereka ber2

"Gue tau lo belum makan seharian, jadi makan ya" ucap Arga mengelus puncak kepala Gea

Gea menatap nasi goreng itu, ya itu persis seperti yang ibunya selalu buat untuknya, nasi goreng tanpa kecap, Gea mulai memasukan sesendok demi sesendok nasi ke mulutnya, namun hanya 5 sendok yang berhasil masuk ke perutnya

"Gue udah kenyang" ucap Gea menggeser piring nasi goreng masih banyak

"Makan, jangan siksa badan lo kaya gini"

"Gue kenyang bang, gue cape mau istirahat" Gea memijat pelipisnya

Arga langsung bangkit dari duduknya, menuntun Gea ke kamarnya, menidurkannya dan memakaikan selimut pada badan mungil Gea, mengecup keningnya sebentar, lalu keluar meninggalkan Gea yang sedari tadi diam tak bergerak

Air mata Gea turun begitu saja, matanya menatap langit langit kamar yang bernuansa putih, Gea berharap setelah ia bangun semua akan kembali seperti semula, tak ada yang namanya kehilangan, Gea masih belum ikhlas kehilangan sosok yang paling berarti dalam hidupnya, separuh nyawanya seperti hilang.

***

Pagi hari di kota Bandung terasa sangat sejuk, gerimis hujan yang mulai membasahi kota Bandung menambah hawa dingin di sekitarnya, Gea bangun dan bergegas mandi lalu memakai Hoodie serta celana panjang dan membawa secangkir teh hangat

Gea menghampiri Arga yang sedang nonton tv, gea melipat kakinya ke atas, rasanya sangat dingin, Gea meneguk teh hangatnya

"Emm bang, ibu mana?" Pertanyaan Gea terlontar dan membuat Arga menatapnya iba

"Ibu udah tenang di sana" Arga tersenyum kemudian mengusap pundak Gea

"Ah iya, Gea lupa haha" senyum kecut tercetak di bibirnya, matanya memanas, air matanya turun

"Gue harus ikhlas, gue gak boleh egois gini, ibu udah bahagia disana, jadi gue ga perlu nangisin ibu, nanti malah ngerusak kebahagiaan ibu disana" batinnya

"Bang, kalo gue nangis ibu bahagia disana gak?"

"Ibu ga bakal bahagia kalo lo terus terusan nangisin dia, dia bahagia kalo lo juga bahagia" ucap Arga sambil mengusap air mata adiknya

"G-gue i-khl-las bang hiks.." ucap Gea sambil terisak, Arga mengguk lalu membawa adik kesayangannya kedalam pelukannya

"Adik gue kuat"

***

Suasana di siang hari sekitar pukul 13.30, hujan yang sedari tadi merintik kini sudah reda, matahari mulai keluar dari tempat persembunyiannya, cuaca cerah menyelimuti siang kota Bandung

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang