D E L A P A N B E L A S

16 1 0
                                    

♪♪

Hujan mentelimuti malam daerah Jakarta Selatan, masih dengan seorang gadis yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Rintik hujan serta guntur seakan seperti melodi yang bergemuruh juga menenangkan, gemerlap kilat membangunkan Gea. Jam menunjukkan pukul 02.44 sudah cukup larut malam dan sudah pagi.

Gea melirik ke arah jendela, hujan. Pikirannya sedikit tenang tetapi tatapan matanya kini berubah menjadi sendu, seseorang yang duduk di pojok ruangan berjalan mendekati Gea, merasa ada yang mendekat Gea menoleh.

"Sudah bangun?" Tanya nya

"Menurut lo?"

"Gimana? Sudah agak enakan?"

"Lumayan. Bang Arga mana?" Tanya Gea sambil melihat ke seluruh ruangan

"Ke toilet. Masih malam tidur lagi"

"Udah gak ngantuk"

"Minum" Al menyerahkan gelas berisi air putih

"Thanks" Gea meneguk dengan cepat, tersisa setengah gelas

"Haus neng?" Tanya nya sambil di iringi suara tawa

"Laper. Udah tau haus pake nanya" Ucap Gea sambil melipat kedua tangannya di depan dada

"Gemes" Batinnya

"Mau apa lagi?"

"Mau ketemu ibu" Kini raut wajahnya berubah, matanya berkaca-kaca

"Gea"

"Kak, gue mau ketemu ibu, boleh ya?" Ucap Gea menatap memohon pada Al. Al yang tak tega melihat itu segera memeluk tubuh mungil Gea

"Kalau sudah saatnya, kamu pasti akan bertemu, sekarang jangan memaksa untuk bertemu" Al mengelus rambut Gea

Tak sadar Gea telah membasahi hoodie abu-abu milik Al, 15 menit Gea menangis membuat dirinya merasa pusing.

"Kak, pusing"

"Istirahat ya, sudah jangan nangis, nanti ibu ikut sedih" Al merebahkan tubuh Gea, menarik selimut lalu mengusap air mata Gea

Tak berapa lama kemudian, Gea tertidur. Al memandangi Gea dengan sorot mata yang menenangkan, tangannya mengelus rambut yang menutupi wajah cantik Gea

"Kamu kuat, saya yakin, bertahan ya? Banyak yang sayang sama kamu"

Tak berapa lama kemudian, Arga datang dengan dua cangkir kopi di tangannya

"Masih belum bangun?"

"Tadi bangun"

"Tidur lagi?"

"Nangis"

"Kenapa?"

"Minta nyusul ibu"

Arga memandangi adek kesayangannya yang terbaring, sorot matanya seakan berkata "kamu kuat, kamu pasti bisa"

Arga menghela nafas panjang, pikirannya semakin di penuhi dengan ketakutan akan kehilangan adek kesayangannya, dan kata-kata dokter yang membuat pikirannya terganggu

Al yang menyadari Arga seperti mengkhawatirkan sesuatu hal, Al merangkul pundak Arga dengan isyarat "semua akan baik-baik saja" lalu di iringi senyuman, Arga menoleh mengerti apa yang di maksud Al, matanya beralih melihat Gea

"Al?"

Al hanya menjawab dengan anggukan serta senyum dan di iringi tepukan pundak, Arga menghembuskan nafas, dia tidak yakin semua akan baik-baik saja.

"Di minum, biar relaks" Al menyodorkan gelas kopi yang di bawa Arga tadi

Dengan cepat Arga meneguk kopi, rasanya pahit, seperti hidupnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang