Chapter 10

484 121 21
                                    

"Soodam meninggal. Gue mau curiga sama Soobin, tapi Soobinnya aja luka di serang werewolf," ujar Jisung yang terlihat kebingungan. Selama babak tadi dia hanya berjalan tak tentu arah, melihat lihat tempat ini, siapa tau ada bukti. Sesekali dia juga menghindar dari serigala.

"Yakin di serang werewolf? Gimana kalo ternyata dia nyerang diri sendiri?" ujar Renjun diiringi senyuman miringnya.

Soobin jadi kesal sendiri ketika melihat ekspresi itu. Belum lagi perkataan Renjun yang tentu saja membuat kepercayaan beberapa orang kepadanya berkurang. "Lo ga usah mancing keributan," ujarnya.

"Gue cuma mengutarakan opini. Lo gak perlu tersinggung, kecuali lo emang werewolf."

"Renjun, diem. Lo ngga inget di babak sebelumnya lo bikin Kai yang ngga salah apa apa jadi meninggal?"

"Maksud lo apa?!" Renjun menatap Jeno dengan nyalang. "Gue emang curiga sama Kai. Tapi gue ga nyuruh kalian buat vote Kai juga kan? Cih. Lagi pula Kai itu cursed yang bisa kapan aja jadi werewolf."

Yeji menghela napas, lalu menyenderkan tubuhnya pada kursi. Pandangannya mengarah ke langit. Sebentar, sepertinya dia melihat sesuatu yang.. terbang?

Apakah itu burung? Atau apa? Tapi burung tidak mungkin sebesar itu. Ah sudah lah, lebih baik dia ikut berdiskusi dengan yang lainnya dari pada memikirkan sesuatu yang tidak jelas.

"Oh ya, ini ga ada petunjuk lagi?" Ucapan Dita membuat yang lain menoleh kearahnya. Benar juga, seharusnya waktu yang ada mereka gunakan untuk mencari clue bukan berdebat tanpa akhir.

"Bapak moderator yang terhormat, mohon untuk memberi tau di mana Yeonjun nempatin clue nya?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Beomgyu. Dia bertanya lagi beberapa kali namun hasilnya tetap sama. "Woi dari tadi gue nanya baik baik ga dijawab. Mau lo apa sih?!"

"Sabar, Gyu."

Beomgyu menghempaskan tangan Chenle dari pundaknya. Padahal pemuda asal China itu hanya berusaha menenangkan, tapi malah ditolak mentah-mentah. Beomgyu ini sama menyebalkannya seperti om moderator.

"Santai dong!"

"Ya gue kesel??! Siapapun orang di balik suara moderator itu, dia pasti—"

"Ketemu!"

Semua orang langsung menghampiri Jisung yang mengangkat sebuah kertas kecil. Sudah dipastikan itu adalah petunjuk yang diberikan oleh Yeonjun. Jisung segera membuka kertas yang dilipat itu.

"Ketika sebuah zat berunsur negatif positif bertemu dengan zat lain yang berunsur positif negatif, maka akan menjadi zat baru yang membahayakan. Hah? Gimana?"

Pemuda dengan balutan busana berwarna kuning cerah berpadu dengan biru langit itu nampak bingung setelah baru saja membaca tulisan yang berada di atas kertas.

Bukan hanya Jisung, yang lain juga sepertinya kebingungan mendengar itu. Petunjuk itu terlalu rumit, dan sulit dimengerti. Apa maksud dari deretan kata tersebut?

"Apaan nih zat-zat? Masa iya pelajaran kimia juga dibawa-bawa? Nyerah gue nyerah," ujar Beomgyu setelah membaca langsung kertas yang Jisung temukan. Dia mengangkat tangan, tanda menyerah dengan petunjuk yang didapat.

"Sini coba."

Renjun melirik Soobin dengan lirikan yang sulit diartikan ketika mereka berbicara secara bersamaan. Setelahnya dengan cepat dia menarik kertas di tangan Jisung. "Sorry, gue duluan," ujarnya lalu berjalan sedikit menjauh dari kerumunan.

Soobin sendiri nampak tidak peduli. Toh, dia sudah mendengar isi kertas tersebut dari Jisung. Pemuda itu mengangkat bahunya acuh, lalu kembali duduk di kursinya. Sesekali Soobin meringis karena merasa perih pada tangannya.

WEREWOLF | Game ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang