Soobin mengambil napas dalam. Akhirnya setelah perjuangan panjang, Ryujin bisa menggunakan sihir itu untuk membangkitkannya dari kematian. "Lama banget sih, lagian penyihir kok ga tau cara pake sihirnya."
"Gue udah nolongin lo, astaga. Orang ditolongin mah bilang makasih kek, apa kek. Ini malah ngehina?! Tau gitu gue biarin aja lo mati!" Ryujin menatap Soobin dengan sinis. "Eh tapi, lo tau dari mana gue mau nyelamatin lo? Kan lo mati?"
Yang ditanya tidak menjawab, Soobin malah teringat cara Ryujin saat berusaha mengeluarkan sihirnya. Gadis itu melakukan berbagai gaya yang aneh. Dari mengarahkan telapak tangan ke Soobin hingga merapalkan mantra sulap yang terkenal.
Padahal cukup dengan mengatakan bahwa dia ingin menggunakan kekuatannya untuk membangkitkan Soobin dari kematian. Tidak perlu melakukan gerakan yang cukup melelahkan.
"Ngomong-ngomong, gimana caranya Mark bisa mati? Apalagi sampe keluar darah item gitu?" Kini Beomgyu ikut dalam percakapan. Baginya, kematian Mark itu penuh dengan tanda tanya.
"Lo lupa? Gue hunter. Kalo gue mati, gue bisa bawa satu orang buat ikut mati bareng gue," ujar Soobin penuh kebanggaan. "Tapi kalo cara Mark bisa mati, gue juga ga tau. Kan gue mati duluan, gimana sih lo?"
"Gue cuma nanya, ga usah sewot. Kan kali aja lo tau, orang lo bisa tau kita mau nyelamatin lo kok."
"Udah-udah. Mending coba buka pintu utama. Siapa tau udah bisa keluar, kan Mark udah mati," usul Ryujin membuat perdebatan singkat dua pemuda itu terhenti.
Benar apa yang Ryujin katakan, jika Mark sudah tiada, maka seharusnya mereka bisa pergi lewat pintu utama. Dengan segera mereka mendekati pintu utama yang tadi menjadi jalan masuk Mark.
Namun ternyata pintu itu tidak bisa dibuka, sama seperti sebelum Mark datang.
"Kalo masih dikunci gini, terus kita harus ngapain lagi biar bisa ke-"
PRANG!
Tiga remaja itu sontak menoleh ke atas, tempat yang mereka yakini menjadi sumber suara. Suara apa itu? Terdengar seperti pecahan kaca yang cukup besar.
Masih dalam keadaan terkejut akan suara itu, tiba tiba puluhan anak panah melesat. Entah datang dari arah mana dan siapa yang melepaskannya, namun anak panah itu jelas mengincar mereka.
Reflek yang tidak terlalu bagus membuat sebuah panah berhasil menancap di punggung Ryujin, mengakibatkan gadis itu jatuh seketika. Beomgyu yang berhasil berlindung berniat menyelamatkan Ryujin, namun Soobin menahannya.
"Jangan lupa kalo Ryujin udah hidupin lo lagi." Beomgyu menghentakkan tangannya kasar, sehingga tangan Soobin terlepas darinya.
Sebelum Beomgyu pergi, Soobin sudah menahan tangannya lagi. "Jangan lupa juga nyawa lo bisa ilang kalo lo berani ke sana," ucapnya seraya menunjuk ke arah Ryujin yang kini sudah tertancap beberapa panah.
"Jadi maksud lo nyawa Ryujin ga berharga? Ga tau diri banget."
"Kehilangan satu nyawa lebih baik dari pada kehilangan dua nyawa."
"Nyawa Ryujin bener-bener se-nggak penting itu buat lo?"
"Gue lagi berusaha nyelamatin nyawa lo, Gyu!"
"Dan lo ga berusaha buat nyelamatin nyawa Ryujin?! Lepas!" Beomgyu kembali menyentakkan tangan. Dia segera berlari ke arah Ryujin.
Hujan panah itu telah usai, bersamaan dengan terpisahnya jiwa Ryujin dari sang raga. Iya, Ryujin telah meninggalkan dunia. Terlalu banyak panah yang melukai tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF | Game ✓
FanfikceLet's play the game~ -Nct Dream -Itzy -Secret Number -Txt (COMPLETED) #1 werewolfgame Start: 28-06-2020 Finish: 31-10-2021