Epilog

738 117 39
                                    

Suara tepuk tangan terdengar meriah di sebuah ruangan yang cukup besar. Yeji memejamkan mata, menarik napas panjang, sebelum akhirnya mulai tersenyum dan berjalan ke depan.

Kilatan cahaya yang berasal dari kamera menyertai langkah Yeji. Sesampainya di depan, Yeji segera memegang sebuah mikrofon dan menatap orang-orang yang duduk di atas sana.

"Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih untuk semua yang datang," ucapnya ramah. "Terima kasih juga kepada kru produksi dan para pemeran yang sudah memerankan karakter dengan sangat baik di film ini."


























































Selesai melakukan pidato singkat, Yeji memilih langsung keluar dari bioskop. Dia akan menemui sahabatnya yang sudah menunggu di luar sana.

"Cie yang udah jadi penulis terkenal," goda Yeonjun saat melihat Yeji menghampiri dirinya. Astaga, bahkan Yeji saja belum sampai, namun dia sudah menggodanya.

"Sekarang dia mah udah jadi artis, Jun," sahut Mark yang berdiri di sebelah Yeonjun. "Ceritanya laku keras, sampe difilmin. Kayaknya next kita butuh ijin khusus buat ketemu sama dia," lanjutnya lalu tertawa.

"Kalo bukan karena kalian bantu gue dengan bikin permainan itu juga gue pasti ga bakal bisa bikin cerita sebagus ini."











































— The End ——


















































Iya, udah end, hehe.

Makasih buat kalian semua yang udah support cerita ini apa lagi yang dari awal banget. Padahal aku jarang update dulu karena beneran sibuk atau sok sibuk, wkwk.

Jujurly, liat komenan kalian tuh mood banget, jadi aku kemarin mutusin buat cepet cepet namatin cerita ini, jangan di pendem terus.

Ini endingnya gimana? Ya gitu.

Permainan itu bener-bener ada, penciptanya Yeonjun sama Mark, dan yang bikin ide, Yeji. Jadi antagonis utama di sini ya Yeji, soalnya dia minta Mark sama Yeonjun yang notabennya adalah penyihir buat bikin permainan—biar dia bisa nulis cerita berdasarkan permainan itu.

Kok Mark sama Yeonjun masih idup? Mereka kan penyihir, jadi, yang ikut permainan itu kloningan mereka. Yeonjun bahkan bikin dua kloningan, buat di awal sama di akhir.

Yang lain beneran mati? Hm... Mati ga ya?? Simpulin sendiri aja, hehe.

Sekali lagi, makasih buat readers tercinta—eakk.

Aku akhiri di sini, buhbye ! Jangan lupa bahagia hari ini !

WEREWOLF | Game ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang