» «
Sabtu malam, pukul 18:30. Verlita yang sedari tadi bosan di kamar saja, akhirnya memutuskan keluar kamar, menuruni anak tangga. Ia melihat kedua kakaknya, Aldo dan Nisa, sedang bersiap-siap. Mereka memakai baju bagus dengan perfume yang cukup menyengat.
Verlita bingung kenapa kedua kakaknya itu memakai pakaian yang bagus.
Apa nih? Mau keluar? Kok gue ga diajak? Batinnya sambil meminum seteguk air dan melirik kedua kakaknya itu.
"Kak, bang, mau kemana? Ga ngajak ngajak." Tanya Verlita akhirnya.
"Mau jalan lah." Jawab Aldo sambil terus melirik jam di tangannya.
"Lu juga kak Nis?" Tanya Verlita.
"Iya lah." Jawab Nisa tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Sama siapa?" Tanya Verlita lagi.
Tin tin. Klakson mobil dari luar membuat Nisa buru-buru keluar, tanpa menjawab pertanyaan adiknya.
"Gue berangkat!" Ucap Nisa sambil berlalu meninggalkan Verlita dan Aldo.
"Gue juga ah.." Ucap Aldo sambil berjalan menuju pintu. "Dahh adek gue, jaga rumah ya sama Ali." Lanjutnya sambil menutup pintu rumah dan pergi.
Hih. Sombong amat. Mentang-mentang punya pacar. Batin Verlita sambil menaiki anak tangga, kembali ke habitatnya.
Verlita menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya, menggulung badannya dengan selimut, bergerak ke kanan dan ke kiri, tak tau harus berbuat apa.
"AAAAAA! Gabut banget!" Ucap Verlita dan bangun dari ranjangnya, mengambil ponselnya, dan mencoba memainkannya.
10 menit berlalu, tetapi ia tetap tak tau harus melalukan apa untuk mengisi waktu luangnya itu.
Tok tok. Ketukan pintu menyadarkan lamunannya. Ia segera membuka pintu kamarnya.
"Kenapa ma?" Tanya Verlita setelah tau bahwa mamanya lah yang mengetuk pintu.
"Ada temenmu di bawah." Jawab mama.
"Siapa ma?" Tanyanya lagi.
"Ngga tau lah, udah cepet turun. Kasian itu nungguin." Jawab mama sambil berjalan menuruni anak tangga.
"Eh ma! Maa!" Panggil Verlita yang membuat langkah mamanya terhenti.
"Kenapa lagi?" Tanya mamanya geram.
"Cowo cewe?" Tanya balik Verlita.
"Cowo, ganteng, hihi. Cepet turun." Bisik mamanya dan segera menuruni anak tangga.
Verlita menutup pintu kamarnya dan segera merapikan rambutnya yang berantakan. Cowo? Ganteng? Siapa? Adit? Hahahaha, mimpi lu Ver. Batinnya sambil berjalan keluar dan menuruni anak tangga, berharap memang Adit lah yang datang.
Setelah sampai di ruang tamu, ternyata Angga lah yang datang ke rumahnya. Ia mengenakan kaos hitam polos dan celana pendek berwarna cream, selutut. Simple, tapi terlihat sangat keren. Verlita pun sempat melongo sebentar.
"Angga? Ngapain lu?" Tanya Verlita sambil duduk di sofa.
"Mau ngajak lu jalan." Jawab Angga dengan senyumannya.
"Dih. Kemana emang?" Tanya Verlita lagi. Tau aja sih, gue lagi gabut. Batin Verlita senang.
"Nonton." Jawab Angga sambil memperlihatkan tiket bioskop kepadanya.
"Okeh! Gas! Gue ganti baju dulu." Ucap Verlita sambil berlari masuk ke kamarnya.
Verlita memilih baju yang biasa saja karena pikirnya ia hanya berjalan dengan Angga. Jadi, Angga pun tak akan risih melihatnya, bagaimana pun penampilannya.
Ia memakai hoodie oversize berwarna baby grey dan celana panjang berwarna dark grey. Seperti biasa, ia hanya menggelung rambutnya. Untuk wajahnya, ia tak memakai riasan apa pun karena tak tau bagaimana cara memakai make up. Setelah selesai, ia segera menuruni anak tangga. Angga yang melihat penampilannya sepertu itu, tersenyum. Simple, tapi tetap terlihat lucu.
Imut banget, sih. Batin Angga.
"Dih, mau bobo lu?" Ucap Angga yang berlawanan dengan kata hatinya. Verlita hanya menjulurkan lidahnya tak peduli, melihat itu membuat hati Angga terenyuh. Gemes. Batinnya lagi.
Mereka pun segera berangkat menuju bioskop.~ - ~
Sesampainya di gedung bioskop, mereka memesan 1 popcorn sweet glaze berukuran L dan 2 iced mojito lime tea. Setelah masuk ke dalam bioskop, mereka mengobrol kecil sambil menunggu film tayang. Memang, bersama Verlita, Angga tak pernah kehabisan topik.
"Ver, ngapain beli yang L? Emang dihabisin?" Tanya Angga sambil mencomot beberapa popcorn.
"Sengaja, biar uang lu habis." Jawab Verlita santai.
"Ga bakal habis, lu mau beli gedung bioskopnya juga, gue jabanin." Ucap Angga tertawa kecil.
"Dih. Sejak kapan si lu sering gombalin gue?" Balas Verlita cuek. "Eh, tapi ini beneran lu yang bayar Ga? Ntar gue ganti aja deh." Lanjut Verlita karena tak nyaman kepada Angga.
"Apaansih lu. Kan gue yang ngajak jalan, ya gue lah yang bayar." Jawab Angga santai.
"Sip. Emang lu sahabat gue yang paling the best." Ucap Verlita sambil mengacungkan jari jempolnya.
Gila. Cantik banget. Batin Angga tak karuan. Ia segera menghadap ke arah layar karena tak kuat melihat wajah cantik sahabatnya itu.
-
-
-terimakasih yang udah mampir dan membaca. love u guyss.
jangan lupa likenya ya, hihi.stay safe gais, jangan keluar rumah dulu kalo ngga ada kepentingan yang mendesak hehe, karena kesehatan itu nikmat terbaik di antara yang terbaik yang udah Tuhan kasih, jadii jaga kesehatan dan kebersihan terus ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Menunggu adalah hal yang sangat dibenci semua orang, tak terkecuali gadis cantik ini, Verlita. Gadis yang telah menunggu sang pujaan hati selama bertahun-tahun. Namun, apakah sang pujaan hati akan memberikan hal yang indah atas penantia...