» «
Hubungan Verlita dan Angga telah berjalan selama dua bulan. Mereka sangat bahagia. Verlita seperti menemukan hal baru dalam hidupnya. Ia tak menyangka persahabatannya akan berakhir dengan percintaan. Ya. Cinta antar sepasang kekasih, bukan sahabat.
Hari ini, hari dilaksanakan Ujian Nasional yang terakhir. Seperti biasa, kelas X dan XI diliburkan karena hal ini. Angga yang telah selesai melaksanakan ujian, segera mengabari sang kekasih. Kemudian, menancapkan gasnya menuju rumah Verlita.
Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya ia sampai di rumah Verlita. Verlita pun juga sedang menunggu sang pujaan hati. Angga sudah seperti bagian dari keluarganya sekarang. Ia juga ikut ketika ulang tahun anggota keluarga Verlita.
Angga selalu menyempatkan untuk mampir ke rumah Verlita, walaupun hanya memberikan sekantong plastik berisi buah-buahan. Sama halnya dengan Verlita, di akhir pekan ia selalu berkunjung ke rumah Angga yang sunyi itu, walaupun hanya sekedar membantu Bibi Ju membereskan rumah.
Setelah memarkirkan mobilnya, Angga segera menghampiri Verlita. Kemudian, mereka bersama memasuki rumah. Verlita mempersilahkan Angga duduk seperti biasa dan memberinya segelas air. Keduanya selalu bertanya tentang bagaimana hari-hari mereka di sekolah. Jadi, tak pernah ada kata bosan.
"Lancar gak ujiannya?" Tanya Verlita sembari duduk di dekat Angga.
"Lancar kok." Jawab Angga dengan senyum manisnya.
"Abis ini, mau lanjut mana Ga?" Tanya Verlita lagi. Mereka memang belum menentukan panggilan apa yang cocok untuk keduanya. Pasalnya, pacaran menjadi hal yang sama-sama baru untuk mereka.
"Ada deh."
"Dih. Jahat banget, maen rahasia-rahasiaan."
"Abis wisuda, aku bisa kok langsung nikahin kamu, ga perlu khawatir soal uang. Gimana?"
"A-apaansih Ga! Ga usah becanda deh, ah!"
~ - ~
3 tahun kemudian
Malam ini, Angga mengajak Verlita untuk dinner bersamanya. Verlita memakai dress selutut berwarna hitam dengan sling bag senada dengan warna dressnya, juga high heels hitam pemberian dari Angga.
Tahun depan, Verlita akan menginjak semester 5 perkuliahannya. Sebenarnya, dia belum siap, tapi situasi dan kondisi yang memaksanya untuk selalu siap. Sedangkan, Angga telah menjadi CEO di usianya yang baru menginjak 22 tahun, sebuah pencapaian yang luar biasa.
Saat sedang menunggu di depan rumahnya, sebuah mobil Marcedes Benz S Class Limousine berwarna hitam berhenti di depannya. Seorang sopir pun keluar dari mobil tersebut dan menghampiri Verlita.
"Nona Verlita?" Tanya sopir tersebut. Verlita mengangguk kaku.
"Saya diutus oleh den Angga untuk menjemput nona." Ucap sopir itu dengan sopannya.
"A-angga?" Verlita terkejut karena tak biasanya dia seperti ini. Biasanya, Angga lah yang langsung menjemputnya. "Heheyy.. Ga mungkin lah Pak si Angga yang ngutus Bapak." Ujar Verlita tak percaya.
"Sebentar Nona." Kata sopir itu. Sang sopir kemudian, memberikan kartu nama kepada Verlita. Kartu nama itu bertuliskan G Company, perusahaan tempat Angga bekerja. Dengan begitu, Verlita akhirnya percaya.
~ - ~
Setelah keluar dari mobil, Verlita membulatkan matanya karena sang sopir membawanya ke sebuah restaurant mewah. Verlita tau bahwa restaurant itu merupakan salah satu restaurant termahal yang ada di negaranya. Beberapa pelayan yang berada di depan pintu pun menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Menunggu adalah hal yang sangat dibenci semua orang, tak terkecuali gadis cantik ini, Verlita. Gadis yang telah menunggu sang pujaan hati selama bertahun-tahun. Namun, apakah sang pujaan hati akan memberikan hal yang indah atas penantia...