Part 16

49 27 0
                                    

» «

Setalah melihat Caca dan Adit di kafe, Verlita kecewa dengan Caca. Hari ini, Verlita berangkat pagi ke sekolah, kelas masih sepi, hanya ada beberapa temannya yang sedang melaksanakan piket. Ia hanya memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudian, sekolah pun ramai dengan kedatangan para siswa, begitu juga dengan kelas Verlita. Ia melihat Caca masuk kelas. Selang lima menit, Adit pun juga ikut masuk kelas.

"Ver!" Panggil Caca yang melihat Verlita sibuk memainkan ponselnya. Namun, Verlita sama sekali tak menoleh ke arahnya.

"Ver?" Panggilnya sekali lagi. Namun, Verlita tetap sama.

"Ver!"  Panggil Caca sekali lagi, kali ini sambil memegang pundaknya.

"Apaansih!" Ucap Verlita sambil menepis tangan Caca. Caca pun terkejut melihatnya.

"Ver? Lu kenapa? Gue ada salah ya?" Tanya Caca. Namun, Verlita lagi-lagi tak menggubrisnya.

Tanya aja sama diri lu sendiri! Batin Verlita.

"Ver.. Verlita! Kenapa sih? Ver ngomong dong.." Ujar Caca yang terus mencoba membujuk Verlita untuk berbicara kepadanya.

"Udah deh Ca, gue lagi males ngomong. Mending lu diem." Ucap Verlita, sekali lagi membuat Caca terkejut.

Dia kenapa sih? Marah ke gue? Tapi kenapa? Jangan-jangan.. Dia liat gue sama Adit? Ehh.. Ga mungkin, ga mungkin. Ca, tenang. Verlita ga tau. Batin Caca.

~ - ~

Bel istirahat telah berbunyi, sebagian siswa kelas XI MIPA 3 segera keluar menuju kantin. Tidak dengan Verlita yang hanya berdiam diri di kelas, memainkan ponselnya. Caca melihatnya bingung, kenapa Verlita melakukan ini kepadanya.

"Ver lu kenapa sih.." Ucap Caca, tapi tak ada jawaban dari Verlita.

"Maaf kali gue ada salah," Ujar Caca. Walaupun, tidak digubris oleh Verlita. "Oiya, lu udah sarapan? Gue beliin makan yah? Tunggu." Lanjut Caca sambil beranjak, pergi ke kantin. Ia lupa membawa ponselnya yang tergeletak di atas meja. Saat ini, Verlita hanya sendiri di kelasnya.

Ketika sibuk memainkan ponselnya, ponsel Caca berbunyi dan layarnya menyala, menandakan adanya pesan masuk. Verlita menghentikan aktivitasnya, sebenarnya ia tidak ingin melihat pesan tersebut. Tapi, karena penasaran, ia melihat sebuah nama tertera di sana. Aditya.

Aditya :
ca gue di perpus, mampir ya, gue tunggu hehehe ; )

Verlita terkejut melihat pesan tersebut. Kecewa, sedih, kesal, semua perasaan bercampur aduk. Ia kemudian, pergi meninggalkan kelas. Hanya kamar mandi tujuannya.

Verlita bersyukur karena tak ada seorang pun di kamar mandi. Ia pun menangis, sangat kecewa dengan sahabatnya.
Lu ngapain sama Adit si Ca?! Kenapa ga cerita ke gue? Ada apasih antara lu sama Adit Ca?! Lu lupa ya Ca kalo gue suka dia... Batin Verlita sambil menangis dan melihat dirinya di pantulan cermin.

---

Sedangkan di kelas, Caca terkejut karena Verlita tak ada di sana. Ia menghampiri bangkunya dan melihat ponselnya tergeletak di sana. Ia melihat sebuah pesan dan segera pergi menuju perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, Caca segera menghampiri Adit yang berada di pojok ruangan. Adit tersenyum kepadanya sembari menarik kursi di sebelahnya untuk mempersilahkan Caca duduk. Caca terdiam, merasa bersalah pada Verlita.

"Kenapa bengong Ca?" Tanya Adit yang membuat Caca tersadar dari lamunannya.

"Hm? Gapapa." Ujar Caca. Karena perasaan bersalahnya, ia memutuskan untuk pergi, kembali ke kelas. "Dit, sorry gue pergi ya. Ntar gue telpon." Ucap Caca. Kemudian, ia beranjak keluar dari perpustakaan, meninggalkan Adit.

Saat ini, Verlita berada di kelasnya setelah membasuh wajahnya. Caca masuk ke kelas dan Verlita melihat ke arahnya. Caca pun segera menghampirinya.

"Ver, lu dari mana sih? Gue cariin juga." Ujar Caca. Verlita hanya mendiamkannya.

Nyariin gue? Bukannya lu dari perpus ya? Batin Verlita.

"Nih, roti." Ujar Caca sambil menyulurkan sebuah roti kepada Verlita. "Makan Ver." Lanjut Caca.

"Rik! Riko!" Panggil Verlita kepada Riko yang berada di pojok kelasnya.

"Oi?" Ujar Riko.

"Nih, tangkep." Ucap Verlita sambil melemparkan roti pemberian Caca kepadanya.

"Buat gue? Thank you Ver!" Balas Riko setelah menangkap roti lemparannya.

Caca menatap Verlita bingung. Baru pertama kali, Caca melihat Verlita seperti itu. Verlita hanya memainkan ponselnya, mendiamkan Caca.

~ - ~

Pulang sekolah, Verlita segera berlari meninggalkan kelas. Caca pun mengejarnya. Karena kesal didiamkan oleh Verlita seharian.

"Ver!" Panggil Caca. Verlita tak menghentikan langkah kakinya sedikit pun. Akhirnya, Caca berlari dan menahan tangan Verlita. Barulah, Verlita menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah Caca sambil menepis tangan Caca yang sedang memegang tangannya.

"Apaansih?!" Ucap Verlita dengan nada yang terdengat sangat kesal.

"Lu kenapa sih Ver?! Jangan giniin gue!" Ujar Caca, meninggikan nada suaranya. Untuk pertama kalinya, Verlita mendengar Caca membentaknya. "Bilang ke gue Ver, salah gue apa sampe lu giniin gue?" Lanjut Caca.

"Tanya aja sama diri lu sendiri." Ucap Verlita dan segera berlari meninggalkan halaman sekolah. Caca hanya melihat punggung Verlita. Caca menangis, kesal karena Verlita seperti itu kepadanya.

-
-
-

semoga kalian suka yaa

okee, terimakasih sudah mampir dan membaca gaiss~

stay safe yaa
see u next chapter!

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang