Part 14

51 29 0
                                    

» «

Esok paginya, saat Verlita sedang berjalan di halaman sekolah, ia melihat mobil yang kemarin ia lihat, memasuki halaman sekolah. Verlita menghentikan langkah kakinya dan menunggu siapa yang keluar dari mobil itu. Ternyata, Adit lah yang keluar dari mobil tersebut.

Hah? Adit? Berati kemarin... Heheyy ga mungkin lah, masa iya Caca masuk mobil Adit? Sadar Ver! Mungkin karena masi pagi ya? Ngigo kali gue, dah lah ke kelas aja. Batinnya sambil melanjutkan langkah kakinya.

Saat sampai di kelas, Verlita melihat Caca sedang memberi isyarat dengan siswa lain, ia menoleh ke arah dimana Caca melihat dan mendapati Adit yang juga sedang memberikan isyarat.

Hah? Mimpi nih gue? Ini beneran Caca sama Adit main isyarat-isyaratan? Batin Verlita tak percaya. Ia segera berjalan menuju bangkunya dan dengan cepat Caca menghentikan isyarat tersebut.

"Lagi ngomong sama siapa sih? Pake isyarat-isyarat begitu?" Tanya Verlita memastikan.

"Hmm? Ga ada.. Mana ada gue main isyarat-isyaratan? Gila kali lu." Jawab Caca sambil mencolek pipi Verlita. Namun, Verlita mulai tak percaya. Ia merasa Caca memang sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ca kemarin lu pulang naik apa?" Tanya Verlita untuk memastikan lagi, apakah Caca mulai berani membohonginya atau tidak.

"Hm? N-naik taksi lah, biasa." Jawab Caca. Hal ini membuat Verlita terkejut karena Caca sudah membohonginya.

Ada apa sih Ca? Sampe lu ga mau jujur. Batin Verlita kecewa. Verlita hanya menatap Caca, tanpa membalas ucapan sahabatnya itu.

Pelajaran pertama dimulai, siswa-siswi kelas XI MIPA 3 segera mengeluarkan buku fisika beserta catatannya. Guru fisika di kelas Verlita, terkenal killer. Makanya, tak ada yang berani untuk mencari perkara dengan guru tersebut. Namun, saat pelajaran sedang berlangsung, Caca sibuk mengajak bicara Verlita. Hal ini terlihat oleh sang guru, membuat guru tersebut geram terhadap Caca.

"Itu mbak yang bicara." Ucap Bu Yeni sambil menunjuk Caca. Namun, Caca tak menggubris sang guru.

"S-saya bu?" Tanya Salsa, yang bangkunya berada di depan Caca.

"Bukan, belakangnya." Jawab Bu Yeni. Namun, Caca sekali lagi tidak menggubris. Verlita yang melihat sang guru marah dan paham ia sedang membicarakan siapa, segera menyenggol kaki Caca dari bawah. Caca pun terkejut dan tanpa sadar menaikkan suaranya.

"AW! Apaansih Ver!" Ucap Caca. Verlita hanya memberikan kode kepada Caca dengan menunjuk sang guru menggunakan lirikan matanya. Kemudian, Caca melihat ke arah lirikan mata Verlita. Ia melihat Bu Yeni telah melipat tangannya di depan dada, matanya seolah ingin melahap Caca.

"Sudah ngomongnya mbak? Silahkan keluar dari kelas saya!" Ucap Bu Yeni marah.

"T-tapi bu..."

"Keluar mbak, silahkan."

Caca pun akhirnya keluar kelas dengan rasa malu yanh teramat. Adit yang melihat Caca keluar dari kelas merasa kasihan. Ia ingin menemani Caca. Kemudian, dengan sengajanya Adit bermain ponsel di tengah pelajaran guru tersebut. Bu Yeni yang melihat Adit pun ikut geram dan menyuruhnya meninggalkan kelas.

"Mas yang main HP, silahkan keluar dari kelas." Ucap Bu Yeni yang membuat para siswa menoleh ke arah Adit. Dengan santainya, Adit segera keluar dari kelas. Verlita yang melihat hal tersebut merasa curiga, ada yang janggal.

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang