Part 24

38 21 1
                                    

» «

Semalaman Verlita memikirkan ucapan Angga. Ia bangun dari tidurnya tetap dengan pikirannya tentang Angga. Ia berguling-guling di kasurnya, tak tau harus berkata apa ketika Angga menemuinya nanti. Ia sudah membayangkan betapa canggungnya nanti.

Setelah lama berguling-guling di kasurnya, Verlita pun keluar dari kamarnya. Ia menuruni anak tangga menuju dapur. Kamudian, menuangkan air ke gelas. Ketika sedang minum, ia hampir saja tersedak karena terkejut melihat seorang laki-laki mebelakanginya sedang memotong sayuran.

"S-siapa lu?!" Kata Verlita takut takut penjahat seksual masuk ke rumahnya.

Ketika lelaki itu menoleh ke arahnya, ternyata dia adalah Angga. Angga tersenyum ke arahnya.

"Good morning tuan putri." Ucap Angga sambil mengambil peralatan memasak. Verlita terpaku dan bingung kenapa Angga ada di rumahnya pagi-pagi buta seperti ini.

Gila. Suamiable banget. Batin Verlita yang melihat Angga tetap tampan dengan celemek yang dipakainya. Ver, bukan waktunya lu terpesona! Batinnya lagi.

"Lu ngapain di rumah gue?!" Ujar Verlita berlagak ketus.

"Masakin calon istri, hahaha." Ucap Angga diikuti gelak tawanya. Namun, mampu membuat Verlita tersipu.

Ver, baru hari pertama. Lu ga boleh baper. Harus jual mahal. Batin Verlita yang tak mau terbawa perasaan dengan Angga.

"Dih, apaansih lu?! Lebay banget." Balas Verlita. "Mama gue mana?" Lanjutnya, tetapi Angga tak menjawab pertanyaannya. Verlita kemudian ke belakang rumah dan melihat mamanya sedang memetik cabai di sana.

"Mah! Mama kok biarin Angga masuk sih?" Ujar Verlita.

"Ya kenapa? Katanya 'calon menantu mau bantuin masak' begitu, ya siapa yang ga mau punya menantu kaya Angga." Ucap mama tetap dengan kegiatannya memetik cabai.

"Hih mama apaansih! Menantu, apanya!"

Beberapa menit kemudian, satu per satu keluarga Verlita bangun dan duduk di meja makan. Mama sedang membantu Angga. Sedangkan, Verlita dan saudara-saudaranya tengah duduk di meja makan.

"Wah, calon adik ipar gue nih?" Ucap Nisa sambil mengucek matanya yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Apaansih Kak Nis!" Ujar Verlita.

Mereka melihat Angga yang sedang memasak nasi goreng seperti di televisi yang selalu mereka tonton. Ia sesekali mengangkat nasi dan membiarkan api yang berkobar di sana membakar nasi tersebut.

"Wah! Hebat banget!" Ucap Ali yang takjub dengan kelihaian Angga.

Beberapa menit kemudian, setelah selesai memasak Angga menyajikan makanan di tengah meja makan. Verlita tak henti-hentinya melihat wajah Angga. Verlita tak tau bahwa Angga sangat sadar kalau Verlita sedang melihatnya. Ketika ingin pergi meletakkan wajan di kompor, Angga melihat Verlita dan mengedipkan satu matanya sambil tersenyum. Verlita yang melihatnya membulatkan matanya terkejut karena dirinya baru saja tertangkap basah sedang melihat Angga. Aldo yang melihat adegan itu, langsung saja sewot terhadap adiknya itu.

"Yaelah, ga usah main kedip-kedipan mata kale, lebay banget." Ucap Aldo seraya mencomot lauk di depannya. "Pake salting lagi." Lanjutnya yang mampu membuat Verlita malu di depan keluarganya.

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang