Part 15

49 28 0
                                    

» «

Pagi ini, Verlita berangkat dengan kakaknya, Nisa. Setelah turun dari mobil, ia berjalan memasuki sekolah. Ia asik menunduk, memainkan ponselnya.

Sebuah mobil memasuki halaman sekolah, melewati Verlita yang tengah berjalan, mobil itu pun langsung parkir. Verlita kemudian tak sengaja melihat mobil itu dan kembali menunduk, memainkan ponselnya. Namun, setelah tau bahwa mobil itu adalah mobil Adit, ia segera menoleh lagi ke arah mobil tersebut.

Verlita menoleh ke arah mobil Adit dan menunggu orang yang keluar dari mobil tersebut. Betapa terkejutnya Verlita, ketika melihat Caca yang keluar dari mobil, dari pintu sebelah kiri, yang menandakan bahwa mereka berangkat bersama.

Ternyata benar dugaan Verlita, setelah beberapa menit Caca pergi ke kelas, Adit pun keluar dari mobil dan berjalan menuju kelas. Beribu pertanyaan berada di benak Verlita, kenapa mereka berangkat bersama, apa hubungan mereka, dan lain-lain.

Sesampainya di kelas, Verlita hanya diam, tak berminat untuk berbicara. Caca melihat ke arahnya dan menepuk pundaknya.

Tepukan Caca membuat Verlita tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah Caca. Masa iya lu boongin gue Ca.. Batin Verlita sambil melihat ke arah Caca dengan perasaan kecewa. 

"Kenapa Ver?" Tanya Caca.

"Ca, ga ada yang mau lu ceritain ke gue?" Tanya balik Verlita. Caca hanya bingung menatapnya.

"Apaan? Ga ada, sih. Kenapa?" Ucap Caca.

Verlita menatapnya lama. Kemudian, hanya berkata "Gapapa sih."

~ - ~

Verlita sedang menunggu Angga dI mobil pulang sekolah ini. Karena Caca lagi-lagi, tidak menunggunya.

Angga memang tak pernah mengunci mobilnya ketika berada di sekolah, alasannya agar Verlita bisa lebih dahulu masuk, jika ia keluar agak terlambat dari kelasnya.

Ketika asik menunggu Angga, ia melihat Adit memasuki mobilnya, tetapi ia tidak melihat Caca ikut memasuki mobil tersebut. Bertepatan dengan hal itu, Angga datang dan Verlita memutuskan untuk menyuruh Angga mengikuti mobil Adit. Ia yakin bahwa Caca ada di dalam mobil Adit.

- -

"Buruan Ga!" Ucap Verlita, takut Angga ketinggalan jejak mobil Adit.

"Kenapa sih Ver?" Tanya Angga karena tidak mengerti kenapa Verlita menyuruhnya untuk mengikuti mobil Adit.

"Udah, ntar lu liat sendiri."

Setelah hampir 20 menit, akhirnya Adit menghentikan mobilnya di sebuah kafe. Dengan cepat, Angga juga menghentikan mobilnya dari kejauhan. Adit pun keluar dari mobil dan sesuai dugaan Verlita, Caca juga ikut keluar dari mobil yang sama. Angga terkejut melihatnya.

"H-hah? Itu kan Caca?" Ujar Angga dengan rasa terkejutnya. Ia melihat Verlita yang hanya terdiam.

"Hmm.. Udah yuk Ga, pulang." Ucap Verlita. Angga tau ia pasti sedang kecewa karena Caca.

Angga pun segera memutar balikkan mobilnya dan mengantar Verlita pulang. Angga tidak mengajaknya bicara karena ia tau, Verlita tak ingin diajak bicara.

~ - ~

Malamnya, Verlita hanya menatap langit-langit kamarnya. Tidak berminat untuk melakukan aktivitas apa pun. Bahkan, ponselnya yang sedari tadi berbunyi karena banyaknya pesan masuk, ia abaikan. Hanya berbagai pertanyaan yang ada di pikirannya.

Lagu train wreck dari James Arthur berbunyi dari ponsel Verlita, yang menandakan adanya telpon masuk. Verlita pun mengambil ponselnya dan melihat nama Angga di sana.

"Halo?" Ucap Verlita.

"Ver udah makan?" Tanya Angga dari seberang sana.

"Kenapa nanya-nanya?"

"Makan keluar yuk, mau ga?"

"Hm"

"Oke, siap-siap cepet gue udah di jalan."

Tut

Verlita tidak mengganti pakaiannya, ia hanya menambahkan hoodie sebagai luarannya. Ia keluar dari kamarnya, berjalan dengan malasnya, dan menunggu Angga di ruang tamu.

"Mau kemana dek?" Tanya mama kepada Verlita.

"Keluar sama Angga." Jawab Verlita dengan malas, tak berminat untuk berbicara.

~ - ~

Sesampainya di tempat makan tersebut, Angga memesankan berbagai macam jenis makanan di sana. Verlita terkejut ketika melihat berbagai macam makanan yang diantarkan oleh pelayan. Setelah semuanya siap, Verlita menoleh ke arah Angga dengan mulut yang menganga.

"Makan Ver, tenang gue yang bayar." Ujar Angga. Verlita pun melampiaskan kekesalannya dengan melahap makanannya. Ia makan dengan ganasnya, membuat Angga yang kini tercengang melihatnya.

"V-Ver.. pelan-pelan, ga ada yang ngejar." Ujar Angga lagi, heran melihat Verlita. Entah dia kelaparan atau bagaimana.

-
-
-

terimakasih sudah mampir dan membaca gais, love u~

stay safe teman teman, jangan lupa mematuhi protokol kesehatan ya, dadahhh

see u next chapter!

Waiting You ("Menunggumu" REMAKE) · [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang