3

131 1 0
                                    

berhubung Rizky akan tiba lima menit lagi, icha memutuskan untuk menunggu di depan aula fakultas, sembari melihat rintik hujan lebat yang kembali membasahi bumi. dia termenung memperhatikan rintik hujan yang lembat perlahan berubah menjadi tetesan hujan yang sangat deras, icha agak sedikit menggosok badannya karena hawa dingin terasa hingga kulitnya. icha melihat rayhan yang sedang sibuk dengan ponselnya, icha tersenyum simpul saat melihat temannya yang tomboy ini akhirnya menemukan seseorang yang spesial di hidupnya dan lagi-lagi icha menghela nafas panjang, berfikir seandainya dia bisa seberuntung orang-orang di sekitarnya yang bisa memilih seseorang untuk dijadikan pasangan hidup. icha kembali menghembuskan nafas lelah dan berfikir ‘ rizky ganteng si, Cuma ya masa gue terima dia gitu aja, dia kan belum berusaha buat menarik hati gue, dia pasti antar jemput gue karena dia temenan sama bg ija, karena gaenak sama orang tua gue dan orang tua dia, gada alasan Cuma gara-gara gue dia mau antar jemput gue kan’.

“heh” rayhan menepuk bahu icha dengan keras, yang sontak membuat icha tersadar dari lamunannya “ ngapain lu, hah hoh hah ho gtu napas? asma lu? “

“kapan gue hah hoh hah hoh, matalu picek”

“idih ngeles aja lu, noh calon suami lu udah nunggu di depan mata lu tu, lu asik ngelamun aja kaya orang gabisa bayar utang ke rentenir” omel rayhan panjang lebar, dan icha langsung melihat ke arah depannya di tempat parkir mobil, dan dia mencari-cari keberadaan rizky dan dia tidak menemukannya.

“ya elah, masih disini lu ga bangun? kasian ka rizky gila nungguin lu, minta disamperin ke sini lu” omel rayhan panjang lebar

“matalu, lagian yang mana lagi rizky, gue galiat.. lu becandain gue ya”

“Allahuakbar, tadi sebelum ke parkiran dia klakson elu, gue liat karena dia buka kaca, terus lu nya bengong ga bangun-bangun, makanya rizky ke parkiran mobil, mobil dia noh yang warna item, gausah sok-sok an bego lu cha.. “

tidak lama kemudian rizky menghubungi icha, dan dia kembali menyalakan mobil dan berputar menghampiri icha yang sedang berada di depan fakultasnya, hujan sangat lebat. jika dia tidak bergegas menghampiri icha, rizky yakin icha akan berlari menghampirinya tapi tindakan cerobohnya itu akan membuat icha basah kuyup.

saat icha memasuki mobil, tidak ada percakapan sama sekali yang terjadi di antara mereka, sesekali icha melihat ke luar jendela memperhatikan lampu jalan di sepanjang jalan yang mereka lewati, hujan sangat deras. lampu-lampu dijalan di nyalakan agar pengemudi tidak kesusahan untuk membaca jalan. Rizky menyetir mobil dengan santai dan masih dalam mode diamnya, sudah 15 menit tidak ada percakapan yang terjadi di antara mereka. icha mengira rizky masih marah karena sikap icha pagi tadi.

“ ni cha minum, “ rizky menyodorkan segelas cappuchino ke arah icha.

icha hanya mengambil capuchino tersebut dan tidak mengatakan apa-apa kepada rizky, icha masih berkutat dengan pikirannya perkara dia harus menerima rizky dengan lapang hati atau tetap mengibarkan bendera perang agar keluarga nya menyerah dengan ide-ide menjodohkan icha dengan rizky, icha menopang kepalanya di sisi jendela mobil dan kembali berfikir. jika kedian itu sudah 3 tahun berlalu, rasanya tidak mungkin jika harus menyakiti hati kedua orang tua mereka jika icha memutuskan untuk menyelesaikan semua perjodohan gila ini, dan jika dipikir-pikir jika mereka memutuskan

perjodohan ini sekalipun tidak ada yang rugi. rizky masih muda sekali, dia sangat bisa mencari calon istri sebelum berusia 30 tahun, sedangkan icha, dia bisa dekat dengan siapa  saja yang dia suka tanpa harus terikat dengan rizky.

“sakit?” lagi-lagi lamunan icha diganggu oleh rizky

“ohh engga” icha menggeleng dan kebali terdiam dengan menggenggam satu cup cappuchino yang diletakkan di atas pangkuannya. dan kembali melamun. tiba-tiba rizky mengulurkan tangan dan menyentuk kening icha untuk memeriksa suhu tubuh icha. sontak icha langsung membelalakkan mata dan menggeser kepalanya menjauh agar terlepas dari sentuhan rizky.

“ apa-apaan si lo ky, “ bentak icha tak terima dengan sentuhan rizky yang tiba-tiba, tapi isi hatinya mengatakan hal yang bebeda – kenapa gue degdegan di pengang rizky ya tuhan, engga-engga, gue bukan baper, gue Cuma shock karena rizky tiba-tiba pegang kening gue, dan gue lagi ngelamun tadi, iya-iya masuk akal, ini deg-degannya kaya nya sama kayak gue dikagetin sama rayhan deh, gak mungkin banget gue deg-degan sama rizky- icha terus berkutat dengan isi kepalanya yang sungguh acak-acakan

“santai aja kali cha, lagian ka rizky liat kamu tu banyak bengongnya” ucap rizky santai dengan tatapan masih mengarah ke jalan raya. “gimana kopinya, enak?” tanya rizky berniat basa basi

“belum gue minum” jawab icha seadanya, tanpa ada kesan jutek sedikitpun, icha berfikir jika dia akan mengajak rizky bekerja sama untuk menggagalkan perjodohan ini. oleh karena itu, icha harus bersikap baik kepada rizky, agar rencananya tidak ditolak oleh rizky.

“loh, kenapa? kayaknya dulu kamu suka cappuchino deh “ tanya rizky penasaran

“siapa bilang gue suka cappuchino, lagian ini udah dingin, gue gasuka minum minuman yang udah dingin kaya gini “ jelas icha panjang lebar, dan sepersekian detik kemudian icha sadar jika penjelasannya terlalu panjang, dan dia juga sadar jika dia kembali bersikap jutek kepada rizky. dan lagi-lagi icah merutuki dirinya sendiri – ahhh icha bego, harusnya lo pura-pura baikin dia biar dia mau kerja sama, sama lu cha.. jangan lu jutekin.. ahhh kelepasan gue jutek sama dia- rutuk icha kepada dirinya sendiri di dalam hati.

rizky hanya ber –ohh- ria di hadapan icha dan tidak meneruskan lagi percakapan mereka. tindakan yang dilakukan rizky sekarang kembali membuat icha ber overthingking, - duh marah ni dia pasti sama gue- ucap icha dalam hati.

sudah 30 menit berlalu, dan ini merupakan 30 menit terlama bagi icha. bagaimana bisa hampir sepanjang perjalanan dia merasa sangat bosan, karena rizky yang mengedarai mobil sangat pelan serta percakapan yang terjadi diantara mereka sangat sedikit. membuat suasana dingin diluar terasa hingga di dalam mobil. setibanya mereka, rizky langsung memasukan mobil ke garasi rumahnya, karena rumah rizky dan icha berseblahan icha bisa langsung kerumahnya saat turun dari mobil rizky dan berjalan sedikit. tapi perkiraan rizky salah, alih-alih berjalan menuju rumahnya, icha malah masuk ke rumah rizky dengan santai dan langsung menuju ke lantai dua, ke kamar nuha.

rizky yang berjalan di belakang icha tersenyum tipis, melihat tingkah icha yang sulit ditebak seperti itu.
saat icha membuka kamar nuha, icha membeku karena mendapati kamar nuha yang gelap gulita serta tidak terlihat ada tanda-tanda keberadaan seseorang di dalamnya. rizky yang sedari tadi mengikuti icha langsung mengetahui isi hati icha sekarang.

“nuha lagi keluar kota sama mama papa, mungkin lusa udah balik”

“ohh “ jawab icha dengan nada putus asa dan dia kembali menutup pintu kamar nuha, icha bingung biasanya nuha setiap ke suatu tempat pasti memberi kabar kepada icha, ataupun sekedar pamit basa basi, icha kembali memeriksa chattingan nuha yang semalam, dan ternyata nuha sudah mengatakan kepada icha jika dia akan ikut kedua orang tuanya ke luar kota selama dua hari, Cuma bubble chatnya terlewat dan tidak ditanggapi oleh icha.

“gue pulang” pamit icha kepada rizky, karena rizky terlihat terus mengekori icha sedari tadi hingga sekarang.

“mau ngomongin apa emang cha, kok sampe buru-buru gitu mau jumpa nuha” tanya rizky penasaran.

kemudian icha berhenti tiba-tiba dan melihat rizky sambil tersenyum manis, sedangkan rizky mengerutkan keningnya heran. karena tidak biasanya icha memperlihatkan senyum manisnya kepada rizky, icha perlahan mendekatkan rizky dan senyumnya semakin melebar membuat rizky terlihat lebih heran dari tadi.

“kenapa cha” tanya rizky penasaran

“ka rizky”

“-mampus dia panggil gue ka rizky, gue harus melakukan dosa besar apalagi ni. wah parah-parah, jantung gue berdetak sampe ke perut-“ rizky bertanya-tanya di dalam hatinya.

“ka, mau nggak iya-in permintaan gue?” tanya icha masih dengan senyum manisnya

“apaan” tanya rizky penasaran

“duduk dulu” titah icha santai, kemudian rizky dan icha duduk di ruang makan dengan wajah rizky yang masih penuh dengan tanda tanya dan wajah icha yang tersenyum licik. dan dia meneruskan perkataannya “ ka mau nggak kalo kita putusin perjodohannya aja” ucap icha dengan nada yang sangat tenang serta raut wajah yang sangat bahagia.

AYESHA.Where stories live. Discover now