4

112 0 0
                                    

Icha menatap mata rizky dengan lekat, mendadak suasana menjadi canggung. Tidak dengan Icha, tetapi hanya Rizky. Dia merasakan detak jantung nya berdetak sangat cepat, bulir keringat perlahan membasahi dahi nya, nafas rizky mulai terputus-putus dikarenakan Icha yg terus menatap nya dengan intens.

"ada apa sih cha?" tanya rizky penasaran, karena Icha terus menggantungkan kalimat nya.

"gini ki... Lo mau nggak..jadi tumbal gue?" tanya Icha dengan mata yg berbinar. Berharap rizky menyetujui rencana yg telah tersusun rapi di kepala Icha.

"hah tumbal apa maksud lo cha?"

"ky.. Demi tuhan gue udah kehabisan cara buat bujuk orang tua gue buat batalin perjodohan kita yg absurd ini ky...jadi gue minta tolong sama lo ky. Tolong lo samperin orang tua gue ky as a gentleman yang gagah berani kek di film-film action ky.  Trus lo bilang ky kalo lo sebenarnya udh punya cewe dan lo mau nikahin cewe lo ky.. Karena lo cinta mati sama cewe lo.. Lo katain gue bipolar gak papa lah sama ortu gue ky.. Biar ada alasan lo nolak gue untuk jadi istri lo ky.. Ky plis gue mohon.. Gue gak mau berantem sama lo setiap hari ky.. Lo pasti capek kan ribut sama gue terus terusan.. Lo juga mau kan nikah sama istri idaman lo ky.. Ky... Plisss" Icha berbicara panjang lebar dan rizky duduk diam dan mendengarkan semua rencana Icha yang sangat tidak masuk akal untuk dilakukan.

" hah apa cha, gue harus jadi gentleman, trus lo bipolar, trus apalagi..lo ngomong cepet banget cha.. Tapi satu yg pengen gue bilang ke lo" kali ini rizky dengan sengaja mengelus lembut surai rambut Icha dan terlihat tidak ada pemberontakan dari Icha. Sepertinya dia masih dalam mode merayu rizky untuk menjadi 'gentleman'. Rizky meneruskan ucapannya "cha kalo berantem dan ribut jadi love language buat kita kenapa engga?"

"anjirtr love language mata lu picek ky, ya Allah rizky sadar dong..sampe kapan lo mau begini terus ky? Lo ga capek apa?" Icha berdiri dan berbicara setengah teriak, rizky menghela nafas lembut melihat tingkah laku icha yang sepertinya tidak akan pernah melunak terhadapnya.

Nafas icha terlihat memburu dan cepat, bukan karena gugup tetapi dia begitu marah sehingga tidak bisa mengontrol laju nafas nya dan perlahan air mata menetes dari ujung matanya. Fix rizky sudah sangat lama mengenal icha, jika icha sudah sampai ditahap ini berarti dia benar-benar sedang tidak baik-baik saja. Kemudian rizky berdiri dari duduk nya dan memutuskan untuk memeluk icha dengan lembut. Dada rizky yg bidang cukup mampu untuk membungkus badan icha yg mungil di dekapan nya yang hangat. Dapat dirasakan oleh rizky getaran tubuh icha yang menandakan kalau dia sedang menangis sedih dibalik sana. Sadar akan kenyamanan saat berada di pelukan rizky, icha perlahan melepaskan pelukan rizky dan menyeka air matanya dengan punggung tangan, dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya icha berjalan menjauh.

Setelah bayangan icha menghilang dibalik pintu belakang, rizky kembali merebahkan badannya di sofa. Dia menatap langit-langit rumahnya dengan tatapan kosong. Memikirkan berbagai macam kenangan indah, yang membuat dia tersenyum membayangkan nya. Dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, jujur dari perkataan icha tadi sempat membuat rizky merasa sedih. Padahal rizky sebisa mungkin rizky mengikis tembok yang sudah tercipta diantara mereka sejak perjodohan itu dimulai. Tetapi icha seakan tidak perduli dan terus menerus mencari jalan keluar agar dipisahkan dengan rizky.

🍂🍂🍂🍂

Getaran handphone yang diletakkan di dalam saku menyadarkan rizky dari tidurnya. Nama ummi icha tertera di layar panggilan.

"halo tante?" jawab rizky dengan nada serak khas orang baru bangun tidur.

" iya ky, baru bangun ya? Ini udah mau maghrib lo ky.. Kamu sakit?" tanya ummi icha perhatian.

" gak sakit kok tante, cuma ketiduran aja tadi" jawab rizky singkat

"makan malam disini ya nak..mama kamu lagi ga ada dirumah kan.."

"iya tante, nanti selesai mandi rizky langsung ke sana" setelah memutuskan sambungan panggilan, rizky menuju ke kamarnya dan bersiap siap.

Tidak butuh waktu lama, rizky langsung menuju ke rumah icha dengan setelan rumahan nya. Dengan memakai baju kaos putih polos dan celana pendek berwarna Khaki tak lupa sendal jepit yang melengkapi tampilan nya malam ini. Rambut yang belum kering sempurna dibiarkan begitu saja.

Bel rumah icha berbunyi, kemudian terdengar langkah kaki orang dari dalam dan membuka pintu.

Surprise

Icha dan rizky berhadapan, rizky dapat melihat mata icha yang sembab, seakan tidak ingin memperkeruh suasana dengan membahas kejadian tadi siang, rizky berjalan masuk guna menemui ummi nya icha. Sedangkan icha, dia berjalan mengekori rizky tanpa berbicara sepatah katapun.

" dek isi air dong ke gelas nya rizky" goda ummi icha, tanpa bantahan seperti biasanya icha langsung menuju lemari pendingin dan mengambil botol yang berisi air mineral dan menuangkan ke gelas yang tepat berada di depan rizky.

" makasih" ucap rizky pelan yang hanya bisa didengar oleh icha. Sedangkan icha hanya mengangguk lesu. Sungguh icha bahkan tidak melihat ke arah rizky sekilas pun.

"irish mana tante kok ga keliatan" tanya rizky memecah keheningan. Maklum saja. Abi icha sudah seminggu ini begitu sibuk di perusahaan hingga larut malam. Jadi sekarang cuma ada mereka bertiga di meja makan.

"ohhh irish lagi ngambek minta dibeliin ice Cream sama bang ija, bentar lagi pulang kok.." jawab ummi sambil menata makanan di atas meja. "kamu gimana ky, progress cafee nya?"

"alhamdulillah kalo cafee lancar-lancar aja tante, cuma ini lagi sibuk meeting sama penerbit" cerita rizky dengan sengaja agar icha mendengar hal apa yang ditekuni rizky sepanjang hari, bukan ngedate sana sini seperti pikiran icha.

"Cieee novelis, sering godain icha pake kata-kata puitis nggak?.. gitu gitu icha suka puisi lho ky.." goda ummi sambil menyikut lembut lengan icha sembari menetakkan laik terakhir diatas meja. Tak lama kemudian terdengar suara kegaduhan ija dan irish dan memasuki rumah.

Melihat rizky yang sedang duduk di meja makan, tak buang-buang waktu irish langsung memeluk rizky dengan ekspresi sangat senang. Sedangkan ija, dia langsung duduk di samping icha karena kursi sebelah rizky sudah ditepati irish, niat hati ingin menggoda icha. Tapi saat ija melihat raut wajahnya, sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menggoda icha.

Makan malam dimulai dengan obrolan-obrolan ringan perkara pekerjaan, rencana - rencana liburan selesai pandemi, serta berbagai macam rencana ummi kedepan perkara niatnya untuk berhenti kerja sebagai seorang karyawan kantor dan mulai membuka bisnis pastry dan wedding cake. Ummi sangat antusias jika berbicara tentang hobbynya membuat kue dan memasak.

Semua orang terlihat sudah selesai dengan makan malamnya, ummi bangun dan menyiapkan satu loyang puding mangga dingin yang diletakkan diatas meja makan.

"Ummi, tadi siang ija lamar emma"

AYESHA.Where stories live. Discover now