9

92 0 0
                                    

"kenapa ga nginap di villa lo aja.. KAN LUAS" ica membuka percakapan saat mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju hotel tempat keluarga mereka menginap selama berada di pulau. Setelah diskusi yang sangat panjang kedua keluarga memutuskan untuk bermalam di hotel dari pada harus menyewa villa, dikarenakan emma dan ija yang belum sah sebagai sepasang suami istri, agaknya kurang enak dipandang jika harus tinggal di satu villa yang sama.

"kamarnya cuma satu" jawab rizky seadanya, sebisa mungkin rizky berbicara sedikit dengan Icha guna menghindari berbagai macam pertikaian yang akan terjadi.

"ohh jadi sadar kamar cuma satu"

Rizky tidak menggubris sindiran Icha, karena dia tau Icha sedang dalam mood yang tidak baik belakangan ini apalagi sejak kepindahan mereka yang mendadak ke pulau ini yang membuat Icha harus kehilangan teman dan harus mengambil cuti kuliah dengan waktu yang tidak dapat ditentukan. Rizky mengerti betul bagaimana perasaan Icha selama berada di pulau ini hingga mau tidak mau rizky menghindari Icha sebisa mungkin beberapa hari yang lalu. Agar pertengkarannya dengan Icha tidak terjadi.

"ngapain di club sama cewe-cewe kemarin?" Icha kembali memulai pembicaraan. Entah kenapa Icha merasa dia harus bertanya tentang hal ini kepada rizky, padahal dia cukup memaklumi dengan gaya hidup rizky dikarenakan rizky sempat hidup di luar negeri beberapa tahun yang lalu. Tapi untuk hal ini Icha merasa harus mendengar penjelasan rizky. "gue gak mau cari ribut sama lo ky, gue cuma pengen tau ngapain lo sama cewe di club kemarin? Lo di pegang-pegang cewe begitu apa udah biasa ya?" tanya Icha kembali menyudutkan rizky.

"beneran mau dengar penjelasan dari aku" rizky menoleh ke arah Icha dengan tenang. Seakan serangan-serangan yang di lemparkan Icha tadi tidak mengarah kepadanya.

"iya cepetan"

"kemarin aku ke club lagi meeting sama client-client dari Australia. Mereka datang buat liat villa-villa disekitar sini. Sekalian buat nge cek lokasi-lokasi yang cocok dijadikan untuk pembangunan hotel dan restoran, terus mereka juga tanya peluang usaha apa yang bisa kita bangun disini untuk mengangkat budaya sekitar dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, karena mereka liat pulau ini turisnya sangat banyak dari berbagai macam negara pula. Trus mereka juga minta aku buat dibawa ke club ilegal di pulau ini. Makanya aku bawa mereka ke club X dipinggir pantai itu.. Katanya mereka harus tau masalahnya terlebih dahulu sebelum nge protect pulau ini dari orang-orang jahat. Biar langkah-langkah yang di lakukan tepat sasaran. Dan biar investasi mereka terjamin" rizky menjelaskan semuanya secara panjang lebar sesuai dengan permintaan Icha. Tetapi Icha sama sekali tidak memperdulikan apa yang dikatakan rizky.

"cewe yang pegang kaki lo belum terjawab ya bos"

"alexa.." rizky melihat sekilas ke arah Icha dan mereka bertatapan sepersekian detik hingga ide jail yang ada di otak rizky muncul. "dia orang yang kasih villa, yang sedang kita tempati sekarang.." rizky tidak berbohong dia mengatakan yang sebenarnya kepada Icha.

"alexa... Ohhh cantik dan sexy ya.. Montok bahenol.. Ya ketebak si tipe-tipe cewe Lo ky"

"iya" jawab singkat rizky yang membuat isi kepala Icha kembali terisi dengan ribuan pertanyaan.

'mending gue gatau sih ya Allah.. Ini gue udah tanya dia udah jawab jelasin secara detail. Mana di klimaksnya dia ga nerusin jawab. Masa iya gue harus tanya alexa itu mantan Lo? Alexa itu tante-tante yg dana- in Lo selama di ausie. Tapi kalo di danain ga mungkin sih. Kan rizky orang kaya masa dia ngebet tante-tante buat minta uang kan... Mungkin ajaa sih tapi kayanya ga mungkin deh' Icha kembali berkutat dengan pikirannya sendiri.

"kamu sejak kapan doyan alkohol?" tanya rizky langsung menatap mata Icha.

Deg. Icha kelagapan dia tidak tau harus menjawab apa. Karena jujur saat itu dia tidak mengetahui kalau yang di racik oleh bartender tersebut merupakan minuman keras atau alkohol. Karena Icha terlanjur melihat rizky dengan perempuan hingga tersulut emosi dan langsung menegak minuman yang ada di depannya tersebut hingga tandas tak tersisa. Pada saat minuman tersebut sudah ditelan barulah Icha sadar kalau itu minuman ber alkohol, dia ingin memuntahkan nya tapi sudah terlanjur tertelan.

"sampe pingsan lagi" rizky meneruskan perkataannya, kemudian mata Icha melotot sempurna ke arah rizky.

"jadi lo yang bawa gue pulang? Ngapain di bawa pulang si ky, kenapa lo ga lempar aja gue ke laut Atau nggak biarin gue sendirian aja sampe meninggal"

Tanpa sadar mereka sudah tiba di parkiran hotel dan  Icha segera turun disusul oleh rizky. Rizky belum sempat membalas percakapan nya dengan Icha. Rizky masih bisa melihat Icha berjalan mendahuluinya dan segera dikejar oleh rizky. Rizky tau betul sikap Icha yang tidak bisa mengontrol emosi dan amarahnya. Jika perkataan Icha berwujud belati maka saat ini rizky sudah hancur tersayat-sayat oleh belati yang di lemparkan Icha kepadanya. Tapi rizky jelas tau, Icha adalah seorang perempuan yang tidak pernah bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, karena semua jalan hidupnya di atur oleh orang tuanya. Ada rasa sakit yang terus dipendam Icha hingga saat ini, rasa sakit yang teramat sangat yang sewaktu-waktu dapat merusak dirinya sendiri jika dipendam terlalu lama dan juga sewaktu-waktu bisa meledak dan menyakiti orang-orang di sekitarnya.

"Icha.." panggil rizky penuh putus asa.

Icha berbalik dan rizky memegang tangan Icha dengan lembut, tentu terdapat penolakan dari Icha.

"apa-apaan si lo ky.. Lepasin tangan gue"

"Icha aku tau kamu marah, aku minta maaf atas nama diri aku sendiri dan semua orang yang dadah nyakitin kamu"

"peduli apa lo sama rasa sakit gue haha" Icha tersenyum sinis.

"hari ini, ummi sama abi bakal mengumumkan acara pernikahan ija dan emma, dan kita. Aku akan melaksanakan akad resmi untuk menikahi kamu di depan semua tamu undangan pada saat acara ija dan emma seminggu lagi di hotel ini"

"hah? Akad resmi nebeng di acara bang ija? Bang ija nikah dan resepsi di hotel mewah ini? Dan gue cuma nebeng buat akad dan resepsi bareng dia?  Hadeuhhh" Icha langsung mencari dinding untuk sandaran sekaligus untuk menopang tubuhnya yang mendadak lemah dan dia berjongkok di depan rizky dengan tatapan yang putus asa dan kesal. "kasihan banget ya gue ky, rencana siapa? Ummi sama abi? Lagi? Mereka apa ga sadar kalau gue ni cewe. Gue punya mimpi gue sendiri buat pilih suami buat nikah resepsi. Gue juga punya mimpi ky.. Apa pendapat gue se ga penting itu ya ky? Kok gue kasihan banget ya sama diri gue sendiri. Gue kaya ga punya hidup ky.. Gue kaya boneka. Apa-apa diatur.. " tanpa sadar air mata jatuh di pipi Icha dia langsung menghapusnya dengan kasar.

" cha.. " panggil rizky dengan nada putus asa.
" bentar gue pusing, trus alasan Lo kasih tau gue sekarang biar gue ga ngamuk-ngamuk di depan orang banyak karena nentang rencana abi sama ummi? Haduh emang apasi yang bisa gue harapin dari Lo ky.. Ternyata Lo malu juga sama tingkah gue ya.."

AYESHA.Where stories live. Discover now