Kelahiran kembali dari Abu

Bab 16

Shen Xi sibuk tadi malam dan bangun terlambat. akibatnya, Dia sarapan di mobil.

SMA Ibukota No. 4 adalah sekolah yang terkenal bagi kalangan elit. Siapa pun yang diterima adalah anak orang kaya, dan bersama dengan status keuangan mereka, prestasi akademik mereka adalah yang teratas di Cina.

Karena hubungannya dengan keluarga Su, Shen Xi diterima di sekolah tersebut.

Dia berada di tahun seniornya dan akan lulus pada bulan Juni tahun berikutnya. Dia tidak punya rencana untuk pindah ke sekolah lain.

Bagaimanapun, Su Ruowan dan Su Mushi ada di sini, dan dia ingin bersenang-senang dengan mereka!

Shen Xi bukanlah seorang jenius, namun dia ingin melanjutkan studi film dan menjadi seorang selebriti. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di seni dan teater, sehingga  hasil akademiknya buruk.

Di sisi lain, Su Mushi dan Su Ruowan, yang juga di tahun senior mereka, termasuk kelas atas di SMA No 4 Ibukota. Mereka sering mengamankan dua tempat pertama di kelas mereka.

Su Mushi adalah yang pertama di kelasnya sedangkan Su Ruowan adalah yang kedua.

Kelas internasional 1 tempat  Shen Xi berada terdiri dari siswa dengan hasil yang sangat buruk. Kelas ini dikenal sebagai Kelas R, di mana R adalah singkatan dari “sampah”.

Para siswa di sini seharusnya belajar di luar negeri setelah lulus, agar kualifikasi akademik mereka terlihat lebih baik. Keluarga mereka telah memilih universitas untuk mereka. Universitas-universitas terkenal di luar negeri tidak terlalu mempermasalahkan hasil mereka.

Shen Xi duduk di baris terakhir di belakang kelas. Teman satu mejanya adalah Pei Xu, yang absen dari kelas hampir sepanjang tahun. Dia adalah bos Kelas R dan gangster sekolah.

Di pagi hari, para siswa di Kelas R tidur atau bermain game. Tidak ada yang Menegurnya dan mereka berperilaku seolah-olah dia tidak terlihat.

Pada siang hari, Shen Xi pergi ke kantin sendirian untuk makan siang. Kantin di lantai 1 SMA Ibu Kota No. 4 adalah kantin biasa.

Restoran pribadi terletak di lantai atas, dan lantai di atasnya terdiri dari restoran kelas atas, restoran kelas Michelin, dan gerai lain yang menyajikan masakan Prancis dan Jepang.

Ada banyak orang di kantin lantai pertama dan itu penuh sesak.

Lagi pula, mayoritas siswa di sekolah itu berasal dari keluarga kelas menengah. Mereka tidak akan sering mengunjungi restoran setiap hari karena mereka memiliki dana yang terbatas.

Shen Xi memesan nasi dengan porsi daging dan sayuran. Kemudian, dia berjalan menuju seorang pemuda di dekatnya dan duduk di seberangnya.

Empat meja kosong berdiri dalam jarak dua meter dari pemuda itu dan tidak ada satu jiwa pun yang terlihat duduk. Dia mirip dengan pulau tak berpenghuni di tengah lautan manusia.

Ketika pemuda itu memperhatikannya, ekspresi terkejut melintas di wajahnya. Selanjutnya, dia mengangguk dan tersenyum padanya.

Shen Xi mengangguk sebagai balasannya.

Mereka tidak berinteraksi lebih jauh dan makan dalam diam.

Shen Xi tidak hanya memiliki aura yang jauh dan elegan, tetapi dia juga memiliki wajah yang cantik. Gerakannya memancarkan pesona yang halus. Pemuda itu lembut, mudah didekati, dan tampan. Dia bergerak dengan anggun saat dia makan.

Bagi yang lain, mereka tampak seperti kutub yang berlawanan satu sama lain. Pada saat yang sama, mereka secara aneh saling melengkapi.

“Bukankah itu Yu Yuanxi? Seseorang yang makan bersamanya, pasti memiliki keinginan mati.”

"Aku akan menyelamatkan gadis itu!"

“Hei, apa kamu buta?! Bukankah gadis itu kerabat jauh Su Mushi?”

“Apa-apaan ini?! Dia makan dengan Yu Yuanxi! Bukankah dia takut Pei xu akan mengulitinya hidup-hidup?”

Semua orang di sekolah mengenal Yu Yuanxi. Dia diterima dalam keadaan khusus, memiliki hasil yang baik, dan menarik. Sayangnya, dia menyinggung siswa Kelas A  Su Mushi dan gangster sekolah Pei Xu pada saat yang bersamaan.

Pei Xu telah menyatakan bahwa siapa pun yang berinteraksi dengan Yu Yuanxi adalah musuhnya.

Akibatnya, tidak ada yang berani berbicara dengan Yu Yuanxi, apalagi berteman dengannya. Tidak ada yang ingin menggali kuburan mereka sendiri!

Shen Xi duduk di seberang pemuda itu dan mengamati acar sawi dan nasi di piringnya.

Yu Yuanxi berasal dari keluarga miskin. Dia berhasil mendaftarkan dirinya di SMA No. 4 Ibukota dengan hasil yang sangat baik dan beasiswa.

"Hei, bukankah itu Shen Xi?"

Suara wanita arogan muncul di belakangnya.