Kelahiran kembali dari Abu

Bab 73

Sebuah mobil perak cerah melaju melewati pintu masuk dan menuju ke ujung jalan. Shen Xi menghela nafas dan memeluk lengannya dengan sedih. Itu bukan dia.

Pada tengah malam, Shen xi akhirnya menyerah setelah yakin bahwa dia tidak akan kembali. Dia mengibaskan payungnya, menyebabkan lapisan salju tebal jatuh, dan turun dari tangga.

Patung salju'Li Yuan'  itu diletakkan di bawah kursi dengan payung. Kaki kursi hampir bersalju. Kedalaman salju harus sekitar setengah meter sekarang. Shen Xi ingin Bos Besar menjadi orang pertama yang melihat hadiah itu, jadi dia memindahkan 'Li Yuan' ke pintu dan membuatnya memegang payung.

“Selamat malam, kakak.” Shen Xi tersenyum pada 'dia'. Kemudian, memikirkan sesuatu, dia melepas syalnya dan dengan hati-hati meletakkannya di sekeliling 'dia'.

Setelah dia melakukan semua ini, dia melihat ke arah jalan lagi. Jalan itu dicat putih dengan selimut salju. Tidak ada tanda apapun. Saat itu tengah malam dan lingkungan sangat sepi. Hujan salju telah reda, dan jika seseorang mendengarkan dengan seksama, mereka hanya akan mendengar suara napas mereka yang berat.

Setelah Shen Xi terlahir kembali, itu adalah pertama kalinya dia sendirian di rumah. Itu dingin dan kosong, dan dia merasa kedinginan bahkan ketika dia terbungkus selimut tebal.

Mengambil teleponnya, dia melihat serangkaian pesan yang dikirim kepadanya oleh Nyonya Yun dan Old Shen. Dia memegang telepon untuk waktu yang lama sebelum tertidur.

"Nak, mengapa kamu masih memegang telepon saat tidur?" Yun Jinping memanggilnya bangun ketika dia melihat Shen Xi memegang telepon di tangannya.

"Ibu." Shen Xi membuka matanya dengan muram. Sambil menangis, dia jatuh ke pelukan Yun Jinping dan menangis dengan keras.

Yun Jinping terkejut, khawatir dan tertekan. "Apa yang salah? Apakah kamu mengalami mimpi buruk?”

Shen Xi terisak dan mengangguk penuh semangat di pelukan ibunya. Dia mengalami mimpi buruk. Dia memimpikan hari-hari paling putus asa dan menyiksa dalam hidupnya di keluarga Su. Ibunya yang cacat dan lumpuh berdiri di depannya di sebuah ruangan gelap, setipis tongkat. Shen Xi memanggilnya, tetapi dia tidak menjawab.

Semakin dia mendekat, semakin jauh ibunya pergi.

“Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Ayahmu dan aku baru saja pergi selama sehari. Kita tidak akan pergi lain kali.” Yun Jinping menepuk punggung putrinya dengan menenangkan.

Old Shen dan dia bersiap untuk pulang ke rumah akhir pekan ini. Mereka telah memesan tiket sebulan yang lalu. Mereka bertiga seharusnya kembali bersama.

Namun, siapa yang tahu bahwa putri mereka tiba-tiba harus menebus pelajaran yang terlewat? Jadi, hanya Shen Tua dan Nyonya Yun yang pergi.

Mereka pergi pada Jumat malam, menghabiskan satu hari di rumah, dan terbang kembali pada Minggu pagi.

"Bu, aku baik-baik saja." Shen Xi mengeringkan air matanya dan menatap Yun Jinping. “Mengapa kamu dan ayah kembali sekarang? Bukankah kamu seharusnya kembali pada malam hari?”

“Kami kembali dan bahkan menyiapkan makan malam. Bangun dan makan sebelum pergi ke sekolah.” Yun Jinping menyeka air mata Shen Xi, patah hati.

Tentu saja mereka harus kembali. Tidak melihat putrinya selama sehari sudah cukup untuk membuatnya khawatir. Hari ini, salju berhenti dan matahari terbit. Itu adalah hari yang cerah.

Sekitar tengah hari, Bentley dengan jarak sumbu roda diperpanjang hitam melaju perlahan.

Kun Lun melihat pintu dari kejauhan. Seorang manusia salju memegang payung hitam besar dan memperlihatkan sepotong kecil kain merah. Dia tidak tahu apa itu.

Yang pasti adalah bahwa itu pasti pekerjaan wanita muda di sebelah.

Dia diam-diam menatap wajah pria di kursi belakang dan menemukan mata pria yang tenang dan tenang menatap manusia salju di pintu.

Mobil berhenti. Salju di jalan kemarin sudah lama dibersihkan oleh petugas kebersihan, tetapi manusia salju itu tidak hancur.

Kun Lun mendorong pria itu dan bertanya dengan hormat, "Bos, bagaimana Kamu ingin menangani ini?"

Li Yuan menatap manusia salju dengan linglung. Hanya setelah dia menurunkan payungnya, dia menemukan bahwa itu adalah manusia salju yang diukir dalam rupa dirinya. Wanita kecil itu bahkan mengalungkan syal favoritnya di leher manusia salju itu.