HALOOOOOO AKU KEMBALI!
hehe. kangen ngga? lama banget ya ngga ketemu? 2 tahun ya?
OKE LET'S GO KITA LIHAT DUA SEJOLI INI YES.
.
.
.
"Radit, kita putus aja gimana?"
Kalimat itu terus terngiang di kepala Jaemin sekarang. Selepas ia mengatakan hal itu kepada Jeno, pria dengan mata bulan sabit itu malah mengusap kepalanya, mengecup keningnya kemudian berkata, "ngga, Nat. Putus dari kamu ngga bakal ngebuat semuanya mendingan. Kayanya kepalamu masih sakit, jangan dipikirin Herinnya."
Jaemin mengusap kasa yang ditempel di dahinya. Tidak terlalu sakit, sebenarnya. Hanya saja kepalanya masih sedikit pusing sekarang.
Maka dari itu Jaemin memutuskan untuk membenahi posisi tidurnya, menyamankan kepalanya kemudian memejamkan matanya perlahan. Namun kemudian sebuah suara menginterupsinya.
"Ayah denger kamu minta putus sama Radit, kak?"
Chanyeol membuka suara. Sedikit terganggu dengan tingkah Jaemin yang sedari tadi melamun, kemudian menghela nafas, mengusap keningnya dan mengulanginya berkali - kali.
Jaemin menoleh ke arah ayahnya, menatap sedikit menyelidik. "Radit ngadu ya?"
Pria jangkung itu menggidikan bahunya. "Menurut kamu aja gimana?"
"Iya ngadu tuh pacarmu kak." Kali ini Jisung menimpali. "Di depan tadi ngadunya. Pas dia mau pamit pulang ke ayah bunda."
Jisung cepu sekali ya?
"Kalo iya, kenapa yah?" Jaemin balik bertanya, menatap sang ayah dan adik bergantian. "Daripada aku kena terus."
"Terus kalo putus, kakak mau Radit balik sama Herin?"
"Ngga mau."
"Dih. Ini botol cimory kulempar ke kakak mau ngga?"
"Lempar aja. Nanti kamu yang dimarah bunda."
Baekhyun yang sedari tadi hanya diam mendengarkan ketiga kesayangannya berbicara hanya bisa terkekeh. Ia tengah menyiapkan makan malam untuk Jaemin, namun kegiatannya ia hentikan sejenak hanya untuk mengusap puncak kepala putra sulungnya. "Putus bukan jalan terbaik, kak. Kenapa ngga coba diobrolin sama Radit gimana ngatasin Herinnya?"
"Namanya orang jatuh cinta kak, semuanya bisa dilakuin. Hal bodoh sekalipun juga bakal dia lakuin." Baekhyun berhenti mengusap kepala Jaemin, meraih mangkuk berisi bubur ayam kemudian menyendokkan satu suap bubur hangat tersebut ke si manis. "Sama kaya Herin. Simplenya, dia cuma jatuh cinta sama Radit, tapi caranya dia ekspresiin itu salah."
"Bun, ngga usah bijak bijak." Jisung membuka suara. "Tadi aja di luar katanya mau ngelabrak si Herin gara gara bikin kakak luka."
Chanyeol tertawa. Duh bungsunya ini jujur sekali.
"Biarin dong dek. Biar keliatan baiknya dulu." Baekhyun menatap Jisung sewot, kemudian kembali menyuapkan sesendok bubur ke Jaemin. "Tapi beneran deh kak, bunda pengen banget ngelabrak si Herin Herin itu. Mau lihat secantik apa sih dia sampe mau dapetin Radit? Padahal Raditnya aja udah mau dinikahin sama kamu."
"Kakak lebih manis sih, bun." Jisung menjawab. Jaemin yang daritadi sibuk menelan buburnya tersenyum, merasa senang dipuji oleh sang adik. "Serius, bun. Kakak jauh lebih manis, lebih sopan, lebih cantik. Walaupun agak geli adek ngomongnya, tapi beneran kaya gitu."
"Kata Jeno, mamanya dia udah ngga ada, papanya nikah lagi terus sekarang tinggal di luar negeri." Chanyeol menimpali. "Tau kan bun, anak anak yang begitu? Sebenernya mereka cuma mau dapet kasih sayang aja. Ngga lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ Cuma Temen? ❞
Fanfiction【NOMIN】 ❝Kan pacarmu itu Dek Herin! Bukan aku!❞ --Arnata Jaemin Hanggara. ❝Tapi, kalo aku sayangnya sama Arnata Jaemin, aku bisa apa?❞ --Raditya Jeno Pradana. jojoacel © 2018