fifteen

16.1K 2.8K 1.3K
                                    

KOMEN AYO KOMEEEEEENNN

Pinkan Herin
Kak, aku pulang dari rumah sakit
Sendirian, cuma ditemenin Lami
Kemana Kak Jenoku?

Jeno melemparkan ponselnya ke atas nakas setelah membaca pesan Herin pagi ini. Iya, pagi. Dan sekarang dia masih bergelung dalam selimut yang sama dengan kekasihnya, Jaemin.

Pemuda itu menoleh ke samping kanannya, menemukan Jaemin yang masih tidur pulas di dekapannya. Bibirnya mengerucut, dahinya mengerut dan sesekali gumaman keluar dari mulut mungilnya itu. Jeno yang terlampau gemas akhirnya mengeratkan dekapannya sembari sesekali mengecup puncak kepalanya.

Jeno sama sekali tak ada niat untuk membangunkan Jaemin. Semalam kekasih manisnya itu tidur mungkin pukul dua pagi, dan tak mungkin di pukul enam pagi ini dia tega membangunkannya. Jaemin pasti masih mengantuk.

Tok tok

Pintu kamar Jaemin diketuk, kemudian terbuka sebelum Jeno mempersilahkan masuk. Kepala mungil menyembul dari balik pintu, kemudian terkekeh menatap Jeno.

"Masih ngebucin aja kak." Itu Jisung, baru saja pulang dari kediaman temannya dan memutuskan untuk menghampiri kamar kakaknya sebelum ia masuk ke kamarnya sendiri.

"Komen deh bocah." Jeno mendengus pelan. "Sini masuk."

Jisung menurut. Kaki panjangnya ia langkahkan ke dalam kamar bernuansa biru muda pastel itu. Kemudian ia mendudukan dirinya di kursi belajar Jaemin, dan menggerakan kursi beroda itu mendekati ranjang. "Semalem abis darimana kak?" Tanya Jisung.

Jeno membenarkan posisinya hingga telentang, namun masih mendekap Jaemin. Bahkan Jaemin sempat terusik jika saja Jeno tidak mengusap kepala pemuda manis itu dengan sayang. "Abis dari rumah sakit."

Pemuda yang lebih muda memandang Jeno dengan malas. Selalu saja telanjang dada tanpa tahu malu oknum Raditya Jeno ini. "Kakak ga malu apa ga pake baju begini? Kalo aku sih ga malu, cumanya ya takut masuk angin."

Jeno hanya terkekeh menanggapi ucapan adik iparnya itu. "Aku ga pake baju aja kakakmu nempel banget nih. Liat ini." Ujarnya sembari menunjukkan Jaemin yang tertidur pulas di dadanya.

Jisung mencibir. Pemuda itu baru saja hendak beranjak meninggalkan pasangan itu, kemudian ia kembali duduk. Hendak melanjutkan pertanyaannya tadi. "Ngapain ke rumah sakit kak?"

Helaan nafas keluar dari Jeno. "Kamu tau Pinkan Herin kan? Pacarku itu?"

"Lah bukannya udah putus?"

Jeno mengangguk. "Iya, aku udah putusin dia. Semalem dia nyayat tangannya sendiri. Ga dalem sayatannya, buktinya pagi ini dia udah boleh pulang."

"Wah sakit jiwa tuh anak." Komentar Jisung. "Terus gimana dong?"

"Gatau. Masa iya aku balikan sama dia?" Tanya Jeno.

"Kakak mau aku tabok?" Jisung menatap Jeno dengan malas. "Dari beribu-ribu opsi, kenapa harus balikan sih?"

"Eungh—"

Jeno dan Jisung menoleh, mendapati Jaemin yang kini mengerjapkan matanya pelan. Mereka mengira Jaemin akan terbangun, nyatanya salah. Jaemin hanya mengubah posisi tidurnya, membelakangi Jeno.

Jeno mengusap sebentar kepala Jaemin. Mengecup puncak kepala kekasihnya itu sebelum meraih kaus hitam miliknya di pinggir kasur. Mengenakannya dengan cepat, lalu menatap Jisung.

"Ikut aku mau ga?" Tanya Jeno. Jisung mengangkat sebelah alisnya.

"Kemana?"

"Jenguk Herin. Dia habis pulang dari rumah sakit." Ujar Jeno. "Bangunin Nata pelan-pelan ya, aku mau mandi dulu."

❝ Cuma Temen? ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang