eight

19K 3.2K 1.2K
                                    

Double up nih mumpung aku lagi mood :)

1524 words!

Arnando Jisung
Kak
Katanya Kak Nata makasi
Semua jajannya dimakan sendiri
Akunya cuma dikasi sedikit
Sedih

Raditya Jeno
Yoyoi
Wahaha
Sukurin

Jeno tersenyum pelan setelah membalas chat Jisung. Pemuda tampan itu memilih mematikan ponselnya dan meletakkan benda persegi tersebut di nakas yang berada tepat di samping tempat tidurnya.

Jeno merebahkan dirinya sembari menatap langit langit kamarnya. Setidaknya Jaemin tidak menolak semua makanan ringan yang Jeno belikan untuknya. Itu sudah cukup melegakan baginya.

Sebenarnya cukup mudah untuk membujuk seorang Arnata Jaemin. Cukup belikan makanan ringan, atau es krim, atau jajanan lainnya, pemuda manis itu sudah pasti luluh dan memaafkanmu.

Jeno jadi rindu sahabatnya itu. Biasanya di pukul 6 sore seperti ini, Jaemin sudah duduk di kursi belajarnya dan mengerjakan semua tugas, sementara dirinya bermain game di ponselnya. Walaupun tak ada percakapan yang tercipta, Jeno sudah merasa senang jika Jaemin berada di sekitarnya.

Tok tok tok tok

Pintu kamar Jeno diketok dengan brutal. Tanpa membuka pun Jeno sudah tahu siapa pelakunya.

"Buka aja dek. Engga kakak kunci." Ujar Jeno dari dalam.

'Enda nyampe kakkk!'

Suara nyaring balita membuat Jeno terkekeh lalu bergerak untuk menghampiri pintu kamarnya. Membukanya dan menemukan adik semata wayangnya tengah menatapnya sembari tersenyum.

"Eeeeh Raffael Jiwooon." Jeno mengangkat balita berusia empat tahun itu. Membawanya masuk ke dalam kamarnya.

"Mau main hape kakakkk!" Jiwon menunjuk ponsel Jeno yang sebelumnya tergeletak di atas nakas.

Jeno menggeleng. Aplikasi Line nya pernah tak sengaja di uninstall oleh Jiwon dan Ia cukup ragu untuk memberikan kembali benda persegi tersebut pada Jiwon. "Engga. Ga boleh."

"Iiiih kok gituuuu!" Jiwon mengerucutkan bibirnya kesal. Pasalnya Ia sangat ingin memainkan game tembak tembakan yang ada di ponsel Jeno.

"Ga mau. Nanti hilang lagi aplikasi kakak." Jawab Jeno. "Kamu main apa sana. Jangan main hape kakak."

"Ih maunya hape kak adiiiit!"

"Beli eskrim mau ngga?" Tawar Jeno. Biarkan uangnya melayang 20.000 daripada aplikasi Line dengan chat chat penting yang melayang.

"Mauuu!" Jiwon mengangguk semangat. Menatap Jeno dengan mata berbinarnya, membuat sang kakak tidak tahan untuk tidak mengecup bulatan tembam milik adiknya itu.

"Ayo beli eskrim yooo!" Jeno menggendong Jiwon sembari meraih dompetnya di atas nakas.

"Ayooo!><"

"Ayooo!><"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝ Cuma Temen? ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang