four

21.7K 3.3K 469
                                    

1108 words!

Tiiiin!

Suara klakson motor di pagi hari membuat keluarga Hanggara yang sebelumnya tengah sibuk menyantap sarapan pagi menoleh, ke arah pintu utama rumah.

"Radit pasti." Ujar Baekhyun. Pria manis itu kemudian berdiri, berniat membukakan pintu bagi tamu pagi yang sudah jelas beridentitas Raditya Jeno.

Jaemin dengan cepat menyantap satapan paginya, roti selai stroberi dan segelas susu vanilla. Setelahnya pemuda manis itu meraih tas ransel yang Ia letakkan di sampingnya.

"Nata berangkat yah!" Pamit Jaemin pada Chanyeol yang masih sibuk membaca koran pagi.

"Hati hati, sayang."

Jaemin menganggukan kepalanya. Berjalan menuju ruang tamu rumahnya dan menemukan Baekhyun dan Jeno yang sudah rapi disana.

"Udah siap, Nat?" Tanya Jeno. Sekedar berbasa basi.

Jaemin lagi mengangguk. Jeno segera berpamitan pada Baekhyun dan dua anak adam itu bergegas berangkat sebelum terlambat.

Jika kalian bertanya tanya mengapa Jaemin sarapan pagi di rumahnya sendiri padahal semalam pemuda manis itu menginap di rumah Jeno, jawabannya adalah Jaemin pulang saat pukul 5 pagi. Meninggalkan Jeno yang masih tertidur nyenyak.

Jeno sudah berada di atas motor, tengah menunggui Jaemin yang kesulitan memakai helm karena sebelah tangannya tengah membawa buah map besar, entar apa isinya Jeno tidak tahu.

Srak

Jeno mengambil map itu. Membiarkan Jaemin memakai helmnya dengan benar, kemudian tangan kirinya terulur, membantu Jaemin menaiki motornya yang cukup tinggi.

Hup!

Jaemin dengan sukses mendarat di boncengan motor Jeno. Jeno segera memberikan map milik Jaemin yang Ia pegang, kemudian menarik tangan Jaemin untuk melingkari pinggangnya.

"Yuk."

Jeno dan Jaemin hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk mencapai sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno dan Jaemin hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk mencapai sekolah. Kini mereka berdua sudah berada di parkiran, dengan banyak mata yang memperhatikan mereka karena suara knalpot motor Jeno yang mengundang perhatian.

"Pelan turunnya." Jeno memperingati saat Jaemin hendak turun.

Jaemin mengangguk sekilas. Lagi lagi dengan bantuan tangan kiri Jeno, pemuda manis itu baru bisa turun dari motor.

Setelah melepas helm miliknya, Jeno membantu Jaemin melepaskan helmnya karena sekarang Jaemin masih mendekap map tebalnya. Setelah helm bogo berwarna biru itu tersingkir dari kepala Jaemin, Jeno segera mengulurkan tangannya untuk merapikan poni Jaemin.

"Aku duluan--" Ucap Jaemin, namun terpotong oleh Jeno.

"Gausah. Bareng aku."

Jaemin berdecak malas. Dia terlalu malas untuk berjalan beriringan dengan Jeno, karena setiap mata selalu terarah pada Jeno, dan Ia tidak suka menjadi pusat perhatian seperti itu.

❝ Cuma Temen? ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang