intro

39.8K 4.4K 1.1K
                                    

"ANJINK RADITYA JENO PRADANA!"

Suara teriakan itu memenuhi ruang kelas 12 Mipa 5. Si empunya nama hanya terbahak sambil keluar kelas. Tak memedulikan pemuda manis yang kini tengah menatapnya kesal sembari mengacungkan jari tengahnya, pertanda dia sangat sangat kesal.

"KAMU NGAPAIN AJA SIH?! KUOTA AKU TINGGAL 12 GIGA INI SIAL!!"

Lagi lagi pemuda bername tag Arnata Jaemin H. itu berteriak. Dan lagi lagi si pemuda yang tadi dipanggil Raditya Jeno Pradana itu terbahak kencang sebelum menjawab.

"Aku cuma make buat youtube sayang—"

"SAYANG NDASMU KALENG SARDEN!"

Jaemin memotong perkataan Jeno dengan cepat. Sungguh, Jaemin benci dipanggil sayang oleh siapapun yang bukan keluarganya. Tolong catat itu.

Jeno terbahak, lagi lagi. Pemuda dengan surai cokelat tua itu kemudian bergerak mendekati Jaemin, berniat menenangkan pemuda yang kini siap membunuh Jemo dengan tatapan mematikan yang terkesan menggemaskan itu.

"Udah sih aku ngabisin kuota kamu berapa sih—"

"SEMALEM TUH AKU BELI YANG 20 GIGA! LAH KAMU SEENAK PANTAT NGABISIN SAMPE 8 GIGA!"

Jeno terkekeh lagi lagi. Sungguh, wajah kesal Jaemin adalah favoritnya selama ini. Mulut mungil yang mengerucut sebal, dahi yang berkerut, dan sesekali pipi yang menggembung adalah ekspresi favorit Jeno dari seorang Jaemin.

"Udah nanti pulang ke rumah aku aja. Sana pake wifi rumahku sampe puas."

Jaemin masih mengerucutkan bibirnya sebal. Masih tidak terima kuota internetnya lenyap sebesar 8gb di tangan seorang Raditya Jeno.

Jeno beringsut mendekat. Menarik tangan Jaemin untuk bergeser ke arahnya. Pemuda tampan itu terkekeh dan kemudian menangkup pipi yang lebih mungil, melayangkan sebuah kecupan di bibir yang masih setia mengerucut ini.

"Ugh sahabat aku ini kalo marah lucu ya?"

Ngomong - ngomong, kelas sedang sepi karena bel pulang sudah berdering sejak setengah jam yang lalu. Jadi tidak akan ada yang melihat seorang Raditya Jeno mengecup bibir Arnata Jaemin.

Dan apa tadi?

Sahabat?

Bukan pacar?

❝ Cuma Temen? ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang