1291 words!
Jaemin bangun dari tidurnya sekitar pukul 5 lebih 15 menit. Pemuda manis itu langsung bangkit dan meraih handuk berwarna biru muda di balik pintu kamarnya, dan memasuki kamar mandi yang letaknya tepat di samping kamarnya.
Jaemin keluar 15 menit kemudian. Ia menggunakan kaus kebesaran dan celana pendek setengah paha miliknya. Ngomong ngomong, kaus kebesaran itu adalah milik Jeno yang sengaja ditinggal di rumah Jaemin. Kaus itu apabila digunakan oleh Jeno terlihat sangat pas, dan bila digunakan Jaemin seperti sekarang, panjangnya bisa mencapai setengah pahanya, hampir saja menutupi celana santai Jaemin.
"Besok pelajarannya kimia, matematika wajib, sejarah, sama bahasa yes." Jaemin bergumam sembari membuka lemarinya. Mengeluarkan buku buku yang baru saja disebutkannya tadi untuk Ia masukkan ke dalam tas abu abu miliknya.
Setelah memasukkan semua bukunya, Jaemin menyampirkan tas ransel tersebut ke pundaknya. Pemuda manis itu beranjak kemudian keluar dari kamar.
Jaemin menemukan bunda dan ayahnya tengah bersantai di ruang tengah, sedangkan Jisung kini sedang mengobok obok isi kulkas, entah apa yang dicari bocah itu.
"Bun, Yah, Nata ke rumah Radit ya." Kata Jaemin pada ayah dan bundanya.
Ayah Jaemin--Chanyeol, hanya mengangguk sekilas. Terlampau hafal dengan kebiasaan anak sulungnya ini. "Nanti nginep di Radit kak?" Tanya Chanyeol.
Jaemin tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Kalo engga cape, entar aku pulang, Yah." Jawab Jeno. "Udah ah Nata berangkat yaa!"
"Hati hati nyebrangnya sayang!" Kaya Bunda Jaemin, Baekhyun. Dan hanya disahut anggukan oleh Jaemin.
Bukan tanpa alasan Baekhyun mengatakan untuk berhati hati menyebrang. Rumah Jeno memang letaknya bersebrangan dengan rumah Jaemin. Rumah keduanya hanya dibatasi oleh jalanan yang cukup ramai, mengingat rumah mereka berada di jalan utama perumahan.
Jaemin menempuh beberapa langkah menuju rumah Jeno. Tak butuh waktu lebih dari lima menit, kini Jaemin sudah berada di depan pintu gerbang cokelat rumah Jeno.
Pemuda manis itu tanpa basa basi membuka pintu pagar rumah Jeno. Terlampau sering berkunjung, sampai kedua orang tua Jeno hafal siapa yang datang di pukul setengah enam sore seperti ini.
"Oh, Nata dateng." Sapa Mama Jeno--Luhan sembari tersenyum. Pria cantik itu tengah menggendong balita laki laki yang berusia 4 tahun, adik kandung Jeno, Jiwon namanya. "Raditnya ada di kamar sayang."
"Oke mam." Jawab Jaemin. Setelahnya pemuda manis itu langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Jeno.
Keluarga Jaemin dan Jeno memang sudah dekat sejak lama. Bahkan ayah Jeno dan ayah Jaemin--Sehun dan Chanyeol, sudah bersahabat sejak mereka sma. Tak heran jika kini anak sulung mereka juga bersahabat pula.
Cklek
Jaemin membuka pintu kamar Jeno dan menemukan pemuda tampan itu tengah bersantai di atas kasurnya. Tampak tak memedulikan kedatangan Jaemin dan sibuk bermain dengan ponselnya, sesekali umpatan juga keluar dari mulut pemuda tampan itu.
Jaemin mengambil posisi untuk duduk di meja belajar Jeno. Mendudukan diriya di bangku putar milik Jeno, kemudian meletakkan tasnya di samping, mengeluarkan buku buku yang sebelumnya sudah Ia siapkan.
Ia memang sengaja membawa buku buku dan belajar di rumah Jeno. Karena jika Jaemin belajar di rumahnya sendiri, sudah pasti Arnando Jisung akan mengganggu dengan seribu satu tingkah jahilnya.
Jeno melirik Jaemin ketika pemuda manis itu memunggunginya. Kelihatannya Jaekin tengah serius mengerjakan tugas apa itu, Jeno tak peduli. Tersenyum pelan kemudian menghampiri sahabat kecilnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ Cuma Temen? ❞
Fanfiction【NOMIN】 ❝Kan pacarmu itu Dek Herin! Bukan aku!❞ --Arnata Jaemin Hanggara. ❝Tapi, kalo aku sayangnya sama Arnata Jaemin, aku bisa apa?❞ --Raditya Jeno Pradana. jojoacel © 2018