"Ya ampun, lonte kecil satu ini nafsunya gede juga ya ternyata? Ga cukup tadi pagi dientot sampe mampus sama Pak Kades?", tanya Nat galak setelah ia mempersilahkan dirinya masuk ke kamar Michelle yang tak terkunci. Tak lupa pintu kamar ia tutup agar tak ada yang bisa melihat mereka berdua di dalam kamar.
"Berisik banget aku dengerin dari tadi! Ga nyangka aku baru dateng disambut sama lonte sangean kayak kamu! Enak banget ya kamu manggil-manggil nama Pak Brata? Doyan juga ya kamu sampe nagih gitu?", lanjut Nat. Masih terlihat senyum bengisnya yang belum juga pudar.
Michelle bergidik ngeri melihat gelagat Nat saat ini. Bukan suatu kemarahan yang membuat Michelle ngeri, akan tetapi ada sesuatu yang lain – terlihat dari sorot mata Nat yang tajam memandangi Michelle, ditambah juga dengan senyum seringai yang belum juga sirna.
Merasa tak nyaman, Michelle bergegas menurunkan tanktopnya. Namun, segera digagalkan Oleh Natalia yang mengunci Michelle di pergelangan tangan.
"Te.. te..h Nat...", ucapan Michelle terbata-bata akibat kengerian yang ia rasakan.
"Sssst, ssstt. Ga usah takut sayangku.", ucap Natalia sambil mempersilahkan dirinya naik ke atas kasur. Tubuhnya mengunci Michelle yang terbaring di bawahnya. Kedua tangan Michelle ia kunci dengan posisi merentang di atas kasur.
Sambil memandangi Michelle dari dekat, Natalia memainkan lidahnya; menjilati sekeliling bibir, seakan dia baru saja disodorkan makanan lezat yang menggugah selera.
"Ga usah repot-repot ngelawan. Inget siapa aku di sini. Inget apa yang aku punya dari kamu.", bisik Natalia ke Michelle.
Walaupun masih takut, mau tak mau Michelle menurut. Ia pasrah. Tubuhnya melemah, tak lagi menegang berusaha melawan.
Melihat perubahan sikap di diri Michelle, Natalia tersenyum. Perlahan-lahan ia menggerayangi tubuh Michelle, dan sesekali tubuh gadis yang ada di kendalinya itu bergidik geli. Terlihat jelas bahwa Michelle tidak nyaman dengan sentuhan-sentuhan lembut Natalia. Akan tetapi, Natalia sama sekali tidak memperdulikannya.
"Gara-gara aku berhasil bawa kamu ke Pak Brata tadi pagi, aku dapat satu malam berlibur dari Graha Mawar.", Lanjut Natalia.
Perhatian Natalia lalu beralih ke tanktop Michelle yang tersingkap. Tangannya menarik tanktop itu ke atas, membebaskan tubuh Michelle dari balutan pakaian terakhir yang melindungi kehormatannya.
Nafas Michelle tertahan di tengah kengeriannya. Ia hanya bisa pasrah ditelanjangi oleh pelacur tersohor di desa itu.
"Tapi, kamu harus ngerti, seks tuh udah jadi candu buat aku. Ga ada kontol semalam aja, aku bisa gila, sayang. Apa jadinya kalau memek aku ini ga dimainin semalam suntuk. Jadi aku ga tau deh harus seneng apa marah sama kamu, karena aku diliburin gara-gara kamu.", ucap Natalia yang sudah gelap mata oleh nafsunya. Tangannya sedang meremas-remas lembut kedua payudara Michelle.
"Aku sebenernya disuruh lanjut ngomong sama kamu. Mastiin kalau kamu memang ada di pihak kami, dan bersedia untuk ngebantu kami. Ga nyangka aku disambut dengan cara kayak gini, kamu... buat... aku.... sange....", Natalia mengakhiri ucapannya. Bibirnya kini menggerayangi leher Michelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN di Desa Penari Erotis (21+)
FanfictionNadila, Naomi dan Michelle datang ke desa Sukasari dengan niat yang mulia, yaitu untuk memberdayakan perempuan-perempuan desa agar lebih mandiri dan berdaya juang. Namun, perjuangan mereka harus berbenturan dengan bisnis lokalisasi setempat yang sud...