Chapter 3

20.8K 138 1
                                    

Dering ringtone handphone memecah kesunyian di pagi itu sehingga Michelle langsung terbangun. Ketika ia membuka matanya, ia melihat kamarnya sudah terang oleh cahaya matahari yang menembus vitrase di jendelanya. Michelle langsung mengalihkan pandangan ke arah handphonenya yang masih saja berbunyi. Terpampang nama Nadila di layar handphonenya. Di atas nama itu, jam di handphonenya menunjukkan waktu 9:53. Buru-buru Michelle mengangkat panggilan itu.

"Nad, gw telat! Sorry....", jawab Michelle yang sudah mengetahui alasan Nadila menelfonnya.

"Haduh di mana lo? Gw ama Naomi udah di terminal nih.", jawab Nadila di ujung sana.

"Baru bangun.... Masih di apartemen. Gw siap-siap nih sekarang.", tawar Michelle.

"Hah? Baru bangun? Cepet lah ke sini! Gausah mandi. Kan bakalan di perjalanan seharian.", pinta Nadila panik mendengar alasan Michelle.

"Cepet kok, gw udah packing kemarin. Tinggal berangkat. Yaudah gw langsung siap-siap ya.", jawab Michelle lalu menutup telfonnya.

Ia meletakkan kembali handphonenya di meja sebelah kasur. Ia membalikkan badan dan mendapati Ardan sudah terbangun dari tidurnya. Kelihatannya ia terbangun akibat telfon dari Nadila barusan.

"Aku harus berangkat KKN pagi ini. Ini udah telat.", ujar Michelle sambil buru-buru bangkit dari kasur. Tubuhnya masih bugil tak tertutupi apapun sisa dari percumbuannya dengan Ardan semalam.

"Hm, sama Nadila dan Naomi juga ya?", tanya Ardan.

"Iya yang itu.", jawab Michelle selagi mencari pakaian yang akan ia kenakan untuk perjalanan ke desa KKN hari ini.

Beruntung, Michelle dapat menemukan pakaian yang cocok untuk dia pakai di bis hari ini. Michelle memilih untuk memakai celana panjang jeans abu-abu yang menutupi seluruh kakinya. Ia bayangkan di bis pasti akan penuh dengan banyak orang termasuk pria-pria asing yang entah dari mana asalnya. Tak mungkin ia memakai celana pendek yang menunjukkan keseksian paha mulusnya. Ia hanya bisa menemukan atasan tanktop tipis berwarna biru dengan dihiasi motif Snoopy dan bunga-bunga. Memang cukup tipis dan terbuka, namun karena terburu-buru, Michelle sudah tak bisa menemukan atasan yang lain. Sebagai tambahannya, ia memakai cardigan coklat muda yang dapat menutupi tubuh seksinya itu.


"Lo tuh Chel, sange sih sange, tapi tau waktu juga lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tuh Chel, sange sih sange, tapi tau waktu juga lah. Mau berangkat KKN pagi kok ngajak ngentot pagi buta.", Ardan menasehati.

"Berisik lo. Sama-sama puas juga kan semalem?", jawab Michelle sedikit ketus.

"Yaudah, iya. Gw siap-siap juga deh. Ada baju yang bisa gw pake ga sih? Punya cowok lo gitu gw pinjem dulu.", ledek Ardan sembari penasaran apakah ada lelaki yang sudah menggantikan posisinya sebagai "penghuni semi-tetap" di apartemen Michelle.

"Baju lo masih ada beberapa kok, sayang. Masih gw simpen, siapa tau lo mau balik lagi. Lo bakal tetep welcome kalo mau tinggal di sini.", ujar Michelle santai.

KKN di Desa Penari Erotis (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang