Chapter 2

20.9K 152 5
                                    

Ardan menahan desahannya agar tidak membangunkan penghuni rumah yang lain ketika Sinka dengan sangat lahapnya mengemut penis Ardan. Tangan kanannya menggenggam rambut Sinka dan tangan kirinya memainkan payudara kanan Sinka yang sudah tak tertutup apapun.

Dengan gerakan kepala yang cepat, Sinka berusaha memuaskan kekasihnya itu. Tanktopnya sudah ia naikkan setara dengan tulang selangkanya dan branya sudah ia lepas sehingga Ardan dapat menikmati kenyal payudaranya selagi ia berikan blowjob. Ia berposisi merangkak di atas kasur dengan Ardan duduk di depannya dengan kedua kaki direntangkan. Sinka sudah melepas hotpantsnya hingga kini dirinya hanya memakai celana dalamnya saja. Ia berpose menungging sehingga menunjukkan kedua pipi pantat yang semok sebanding dengan postur tubuh Sinka yang lumayan berisi namun tetap proporsional. Ia seperti versi chubby dan imut dari kakaknya, Naomi. 

"Aku mau keluarin di muka kamu ya sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mau keluarin di muka kamu ya sayang.", ujar Ardan berbisik.

Sinka pun sedikit menggangguk dengan pandangan mata yang ia tujukan ke Ardan sebagai tanda mengerti. Ia lanjutkan lagi dengan asyiknya mengemut penis kekasihnya itu.

Ardan berdiri dari duduknya dan beralih ke posisi berlutut tanpa melepaskan penisnya dari mulut Sinka. Ia bersiap-siap untuk menumpahkan cairan kenikmatannya itu di muka kekasihnya yang cantik. Sinka pun menyesuaikan tinggi topangan posisi merangkaknya. Ardan lalu menarik kepala Sinka dengan tangannya dan menarik mundur penisnya.

"Aaa! Buka mulutnya sayang.", perintah Ardan.

Sinka menuruti Ardan. Dengan posisi masih merangkak, sinka melihat ke atas ke arah mata kekasihnya sambil membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya seakan ia adalah budak seks yang siap menerima hadiah dari tuannya.

Tak lama Ardan mengocok penisnya sendiri sebelum air maninya muncrat keluar dalam beberapa tembakan. Ia arahkan tembakan-tembakan sperma itu ke arah muka Sinka: ada yang mengenai dahinya, matanya, pipi, dan bibir hingga menetes ke dagu. Yakin sudah tak ada muncratan selanjutnya, Ardan menuntun kepala Sinka dari belakang untuk kembali mengemut penisnya dan membersihkan sisa-sisa air mani yang tertempel di ujung penis Ardan. Ardan menikmati pemandangan paras cantik oriental Sinka yang berlumuran air maninya ditambah dengan mulut Sinka yang kembali menyelimuti batang keperkasaannya itu.

Sinka melakukan hisapan terakhir ke penis Ardan sembari penis itu ia keluarkan dari mulutnya. Saat penis itu terlepas sepenuhnya, terdengar suara kecupan ketika dua bibir Sinka akhirnya bertemu. Lidahnya mengecap sembari menelan air mani yang masuk ke mulutnya. Setelah ia rasa habis, ia mulai menjilati daerah sekitar bibirnya untuk menikmati ceceran air mani di mukanya yang bisa terjamah lidahnya. Sisanya Sinka seka dengan jemari tangannya sebelum jari tangan itu ia emut dengan lahapnya.

Melihat pemandangan itu, Ardan mengusap rambut Sinka yang masih di posisi merangkak sedangkan dirinya dalam posisi berlutut. Ia layaknya seorang tuan yang memuji pelayan seksnya setelah melakukan pekerjaan yang bagus.

"Makasih ya sayang.", ujar Sinka. Walaupun Ardan yang mencapai orgasmenya karena dipuaskan oleh Sinka, namun tetap saja Sinka yang mengucapkan terima kasih kepada kekasihnya itu. "Maaf akunya lagi dapet jadi cuman bisa puasin pake mulut.", ujar Sinka sedikit cemberut dan menyesal.

KKN di Desa Penari Erotis (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang