Chapter 5

12.9K 98 1
                                    

Ketiga mahasiswi itu tiba beberapa menit lebih cepat daripada Natalia sehingga saat Natalia memasuki area pekarangan rumahnya, mereka bertiga baru menuruni motor yang mengantarkan mereka masuk ke desa.

"Hai! Wah, sudah sampai semuanya.", ujar Natalia menyapa mereka walaupun masih berjarak beberapa langkah dari ketiga gadis cantik itu. Natalia memperhatikan ketiganya, dan memang ia pun mengakui kalau mereka semua cantik dan memiliki tubuh yang aduhai. Namun, ia merasakan ada hal yang aneh pada ketiga dara cantik itu malam ini.

 Namun, ia merasakan ada hal yang aneh pada ketiga dara cantik itu malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, Teh Nat. Iya nih, baru sampai hehehehehehe.", ujar lelaki yang bernama Gilang itu membalas sapaan Natalia dengan muka sumringahnya, walaupun yang sebenarnya Natalia sapa adalah ketiga gadis yang bersamanya.

"Wah, Teh Nat baru dateng juga ya. Kok ga bilang kalo pergi-pergi? Kan bisa saya anter juga.", timpal lelaki lain yang bernama Tama.

Si mahasiswa yang ketiga pun tak kalah gencarnya menyapa Natalia. Namanya Dion, kalau Natalia tidak salah ingat.

"Duh, semua lelaki ini benar-benar ga bisa menahan nafsu mereka.", ujar Natalia dalam hati.

"Ini kenapa malah akang-akang semua yang riweuh? Yang disapa malah kalem.", ucap Natalia, atau lebih singkat dipanggil dengan "Nat", menegur para mahasiswa bau kencur itu. "Siapa aja ini namanya? Neng-neng geulis pisan.", ucap Nat sambil mendekat ke ketiga gadis itu dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Secara bergantian, ketiga gadis itu menyalami Natalia sembari memperkenalkan nama mereka. Keanehan kembali Natalia rasakan. Ketika berjarak sedekat ini, Natalia mencium bau yang aneh dari ketiga gadis ini. Aroma tubuh mereka seperti dipakaikan parfum yang berlebihan untuk menutupi bau apek di tubuh mereka, dan bau apek itu bukanlah bau yang asing bagi Nat. Anehnya lagi, gadis yang bernama Michelle itu rambutnya lepek seperti bekas tertempel sesuatu yang kental dan lengket. Gadis yang bernama Nadila mukanya sangat murung seperti menyimpan beban yang sangat berat. Kecurigaan muncul di benak Nat, mengingat ketiga gadis itu datang di jam yang cukup larut, dan masuk ke desa masih diantar dengan motor oleh teman-temannya.

"Kalian ke sini naik apa?", tanya Nat kepada mereka bertiga.

"Tadi naik bis. Bis K*****. Kita kesiangan soalnya, jadi naik bis yang itu dan sampenya malem. Maaf ya Teh Natalia, kita datengnya malam-malam begini. Jadi ga enak ngerepotin.", ujar sopan gadis cantik yang bernama Naomi itu.

Kecurigaan Natalia terjawab sudah. Ia tahu apa yang gadis-gadis ini alami.

"Sungguh malang.", ujar Natalia dalam hati.

"Ah ga apa-apa, Teh Naomi. Ga ngerepotin kok. Justru kalian yang capek banget kayaknya jalan seharian dari kota.", ucap Natalia dengan tak kalah sopan.

"Kang Tama sama teman-teman udah pulang aja dulu. Saya mau bawa temen-temen mahasiswinya masuk ke dalam rumah biar mereka bisa istirahat.", ucap Natalia mengusir ketiga mahasiswa itu secara halus. Saat ini, lebih baik untuk ketiga mahasiswi itu tidak diganggu oleh lelaki-lelaki lain.

KKN di Desa Penari Erotis (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang