"Haduh, ga bisa lebih awal aja apa ke Londomartnya? Kalo ga, lo kasih aja deh list belanjaan kalian terus gw yang beliin, ga apa-apa. Paling jajanin aja sih, rokok gitu.", ucap Tama menawar kepada para mahasiswi.
"Iiiiih ga bisa Tamaaaaaa...", ujar Michelle merengek. "Nanti malem aja belanjanya habis gw selesai penyuluhan. Emang lo ngerti barang-barang kebutuhan cewek?", lanjut Michelle.
"Ya apaan sih paling? Kondom kan?", celetuk Tama bercanda.
Michelle langsung menjitak kepala mahasiswa itu. Gilang dan Dion tertawa pelan mendengar celotehan Tama, namun langsung berhenti ketika mendapati pandangan datar dari Nadila dan Naomi.
"Sompral banget sih ngomong di tempat kayak gini?", ucap Michelle dengan muka ketus karena khawatir perkataan yang diucapkan Tama tadi terdengar oleh beberapa warga yang sudah ada di pekarangan posyandu sore itu.
"Pokoknya gw ikut! Lo anterin nanti malem ke Londomart. Ga apa-apa deh gw jajanin berslop-slop rokok ampe lo ngudud 20 batang sekaligus! Tapi nanti malem ajaaaaa!", pinta Michelle memaksa. Tangannya menggenggam lengan Tama dan menggoyang-goyangkannya.
Tama pun tak bisa melawan lagi. Ia menuruti perkataan Michelle. Teman-teman mereka hanya bisa tersenyum kecil dan menggelengkan kepala ketika melihat kelakuan Tama dan Michelle yang seperti anak kecil.
Sore itu, Para mahasiswi sedang mempersiapkan penyuluhan untuk malam nanti. Tentunya mereka dibantu oleh para mahasiswa. Tama sebenarnya akan berpamitan sebentar untuk pergi ke luar desa demi berbelanja kebutuhan para mahasiswa. Namun, Michelle yang mendengar hal itu justru merengek meminta Tama menunggu hingga penyuluhan selesai agar ia bisa ikut. Padahal, Tama tahu penyuluhan Michelle dan kawan-kawan pasti akan sampai larut malam dan belum tentu toko yang ingin ia kunjungi akan masih buka selarut itu. Alhasil, terjadilah dialog antara Tama dan Michelle tadi.
Persediaan para mahasiswi memang kian menipis, terutama tissue basah yang mereka sudah habiskan tak berselang 15 menit setelah menginjakkan kaki di pintu masuk desa ini. Karena tak ada yang bisa mengemudikan motor, akhirnya para mahasiswi sangat bergantung kepada para mahasiswa untuk mengisi kembali stok barang kebutuhan mereka. Namun, hal ini menjadi lebih sulit jika yang mereka butuhkan adalah barang-barang yang memang hanya wanita yang mengerti, ataupun mungkin sensitif dan tak bisa diketahui oleh pria.
Penyuluhan berjalan lancar, namun lagi-lagi dengan peserta yang tak sesuai dengan harapan. Akhirnya, penyuluhan itu mereka akhiri tepat di jam 9 malam.
"Duh cepet dong, Chel! Mau jam berapa sampe di sana? Di kota aja Londomart tutup jam 10, ini kalau di desa kan sesuka mereka.", ucap Tama tak sabar.
"Iya bawel, iiiiiiii.", ucap Michelle gemas yang baru akan naik untuk dibonceng oleh Tama.
"Pergi dulu ya, daaaaaaaa.", ujar Michelle dengan sangat ceria kepada teman-temannya yang masih membersihkan area penyuluhan. Namun, sebelum yang lain bisa menyapa balik, Michelle sudah melaju kencang diboncengan Tama.
Michelle dan Tama memang terbebas dari kegiatan bersih-bersih setelah penyuluhan, karena mereka mengemban tugas untuk berbelanja kebutuhan peserta KKN yang lain.
"Sayang...", ujar Michelle kepada Tama. Bahasanya berubah begitu mereka terpisah dari yang lain. "Ga usah ngebut kenceng gini bisa ga? Aku takuuuut.", pinta Michelle kepada Tama yang memacu motornya sangat kencang di jalanan desa yang bahkan belum diaspal.
"Ga apa-apa sayang. Aman kok. Ini biar keburu aja sampe Londomart, soalnya udah malem. Kamu mending peluk aku aja kalau takut.", ujar Tama meyakinkan Michelle.
Michelle pun menurut dan menggelangkan kedua tangannya ke perut Tama. Tama tersenyum karena triknya agar Michelle mendempetkan payudaranya ke punggungnya berhasil. Sudah lama ia tak merasakan kenyalnya payudara seorang wanita. Selama ini ia selalu tergoda dengan kedua buah dada teh Natalia yang sangat seksi itu. Ia pun selama ini menahan-nahan hasratnya untuk kembali menyetubuhi Michelle. Semenjak Michelle datang di desa ini, mereka berdua belum sempat mendapatkan waktu berduaan, apalagi momen untuk bercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN di Desa Penari Erotis (21+)
FanfictionNadila, Naomi dan Michelle datang ke desa Sukasari dengan niat yang mulia, yaitu untuk memberdayakan perempuan-perempuan desa agar lebih mandiri dan berdaya juang. Namun, perjuangan mereka harus berbenturan dengan bisnis lokalisasi setempat yang sud...