Terikat Kuat

62 22 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Jadikan Al-qur'an sebagai bacaan utama!


Welcome my history

•Imam dari Surga•


"Suatu hubungan akan tetap berjalan jika saling menguatkan satu sama lain. Dan yang terpenting dua insan menguatkan suatu hubungan dalam jalan-Nya."

------------------


"Mas Adi."

Tepukan yang mendarat dipundaknya, mampu membuat Rahendra sadar dari lamunannya. Terlihat perempuan yang sudah menjadi istrinya kurang lebih 4 bulan. Rani---istrinya yang semakin hari terlihat sangat cantik menghampiri juga ikut mendudukkan dirinya di gazebo yang ada didepan rumah orangtua Rahendra.

"Sudah minum vitaminnya?" tanya Rahendra yang di anggukan semangat oleh Rani. Rahendra pun tersenyum hangat.

"Pagi-pagi udah ngelamun ajh. Ngelamunin apa Mas? Ada masalah?" tanya Rani yang kini sambil menyisir rambut suaminya dengan jari-jemari lentiknya. Rahendra hanya menggelengkan kepalanya. Entahlah, tiba-tiba dia memikirkan Fira---sahabat kecilnya yang tumbuh bersama-sama dengan dirinya.

"Hal yang paling menyakitkan untuk seorang perempuan itu apa?" tanya Rahendra yang kini sudah membenamkan wajahnya di perut Rani.

"Ketika dalam penantiannya ada sebuah kekecewaan juga penghianatan---"

Rani pun terlonjak kaget saat suaminya tiba-tiba langsung bangkit dari posisinya menjadi duduk bersila menatap kedua manik matanya. Rani merasakan ada yang aneh dari sikap suaminya.

"Perempuan itu ahli dalam persoalan 'tunggu' dan 'menunggu'. Perempuan selalu terkalahkan oleh rasa cinta yang dimilikinya. Ketika seorang perempuan telah melabuhkan hatinya pada seorang laki-laki, saat itu juga dia menjadi bodoh karena cinta yang dimilikinya."

Rani pun menatap mata Rahendra dengan penuh cinta dan kelembutan. Suaminya juga ikut tersenyum sambil mengelus pipi sang istri.

"Mas Adi tahu kenapa seorang perempuan bisa bodoh hanya karena seorang laki-laki?" tanya Rani yang dijawab dengan gelengan kepala oleh suaminya.

Rani pun tersenyum lebar, "Seorang perempuan itu tidak mudah untuk menjatuhkan hati pada seseorang dan sekalinya menjatuhkan hati pada seseorang, mereka menggunakan hati bukan logika ataupun akal. Berbeda dengan laki-laki yang selalu menjatuhkan pilihan karena pikirannya." Rahendra hanya tersenyum mengangguk. Istrinya itu benar-benar berpikir dewasa jika sudah dihadapkan dengan persoalan seperti ini.

"Mereka sering kali tersakiti oleh pilihan tambatan hatinya. Egois. Ya, seorang laki-laki itu egois. Mereka membebankan dua permintaan yang jelas-jelas akan sama menyiksa," ucap Rani dengan senyuman dan tatapan yang masih betah menatap wajah tampan suaminya.

"Engga semua lelaki itu egois dan tega memberikan beban," sanggah Rahendra yang membuat Rani tersenyum makin lebar.

"Menurut Rani, laki-laki itu egois Mas! Bagaimana tidak dikatakan egois, mereka mengejar cita-cita dan impiannya dan meminta untuk tetap menunggu dan harus tunggu kedatangannya di masa yang akan datang. Coba Mas Adi bayangkan diposisi perempuan tersebut, bagaimana rasanya menunggu dan berakhir dengan kekecewaan karena laki-laki tersebut memilih pilihan yang lain?"

Deg...

Pertanyaan Rani telah membuat jantungnya berhenti seketika. Bukankah dia pernah berjanji untuk Fira akan hidup bersama selamanya. Namun, perjanjian itu diucapkan ketika dia masih berumur 7 tahun.

Imam dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang