Pasrah

93 30 19
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Jadikan Al-qur'an sebagai bacaan utama!


Welcome my history

•Imam dari Surga•


"Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia, tidak ada yang tahu kedepannya seperti apa. When Allah said, fatawakal ala 'allah."


-----------

Sudah 3 hari ini, semenjak kejadian Pak Malik yang mengkhitbahku, aku menjadi lebih pendiam dan jarang berbicara. Aku juga belum memberikan jawaban kepada Pak Malik.

"Fira!"

Ouh, Allah. Suara itu terdengar lagi setelah kejadian dia mengungkapkan perasaannya. Ya, dia---Azam. Aku pun ingin beranjak dari mejaku dan meninggalkan kelas pagi hari ini. Namun, sebelum itu Azam sudah berhasil mendudukkan aku kembali pada kursi yang tadi aku duduki.

"Fira, gue tahu kamu lagi berusaha menjauh kan?" tanya Azam yang tak aku jawab. Sudah tahu begitu, kenapa masih bertanya? Ingin rasanya aku mengatakan seperti itu kepadanya.

"Fira, gue minta maaf. Engga seharusnya gue menodai pertemanan kita dengan hal seperti ini," ucapnya yang membuat aku terkejut dengan pengakuan darinya.

"Perasaan ini adalah fitrah bukan?" tanyanya yang masih aku jawab dengan kebungkaman, Azam pun hanya menghela nafas panjang.

"Gue tahu, kamu masih marah. Gue sadar, gue engga pantas buat kamu. Lagian perasaan engga bisa dipaksakan. Gue berharap setelah ini kita bisa seperti dulu, berteman kembali," ucap Azam yang kini menyodorkan sebuah kotak kado.

"Ini hadiah ulang tahun untukmu dan hadiah pertemanan," ucapnya yang menyodorkan kado tersebut dan mau  tidak mau membuat aku menerima hadiah darinya.

"Terimakasih," ucapku yang tak tahu harus mengatakan seperti apa.

"Kita masih berteman?" tanya Azam yang di anggukan oleh aku. Azam pun tersenyum hangat.

"Gue sedang mengikhlaskan perasaan ini dan---menerima yang baru," ucap Azam yang membuat aku menatap heran.

"Maksud dari menerima yang baru itu apa, Zam?" tanyaku dan Azam hanya tersenyum yang membuat aku semakin tidak paham.

"Gue sebentar lagi mau nikah sama Ayu," ucapnya yang membuat aku terkejut. Benar-benar aku tidak menyangka semua ini! Setelah ini aku harus memarahi Ayu, dia tidak memberitahukan kabar sebesar ini? Dasar.

***

"Ayu!" teriakku yang membuat seisi kantin menatapku dengan horor, aku pun mengabaikan tatapan tajam dari mereka semua. Aku hanya ingin memarahi anak satu ini!

"Apa sih Fira? Tumben kamu teriak-teriak kaya di hutan ajh. Ga biasanya, heum," ucap Sari menatapku dengan tatapan bertanya.

"Kamu tahu kalau Ayu ingin menikah dengan Azam?" tanyaku yang di anggukan oleh Sari dan Rani.

"Kok aku baru tahu sih! Ayu kenapa engga cerita sama aku?" tanyaku kesal dan itu membuat Ayu tersenyum.

"Gimana mau ngasih tahu, kalau ponsel kamu ga aktif Safira!" kesalnya yang membuat aku tersenyum canggung. Ahh, aku melupakan satu hal, aku sengaja tidak mengaktifkan ponselku. Dan itu hanya demi menjauhi Pak Malik.

Imam dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang