🌵 Home sweet home 🌵

1.2K 114 3
                                    

Typo adalah sebuah kesalahan yang begitu nikmat 🐻🐥

SeulHun

D

evan baru saja pulang dari kerja, dia melihat Naila yang tengah asik dengan kertas sketsa nya. Sejak 1 Minggu lalu, Naila punya kegiatan tetap dan menghasilkan pundi-pundi uang.

Devan membersihkan tubuhnya tanpa menganggu Naila yang tengah asik itu, setelah selesai semua barulah dia duduk di sofa dengan Naila yang duduk di lantai. Dia menatap sebuah gambar seorang pria dengan jas mahal, Naila sedang menggambar desain jas untuk acara pernikahan.

"Kalau kakak punya jas kayak gini, pilih warna apa?" Tanya Naila yang tahu betul kalau Devan sejak tadi memperhatikannya.

"Hitam"

"Monoton, gimana kalau putih.? Pasti cantik" Devan hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Digabungin juga bagus, setengah-setengah" mulut Naila menganga mendengarkan ide Devan, selama ini dia belum pernah berpikiran untuk jas atau pakaian jenis apapun dengan warna yang benar-benar bertolak belakang

Sekarang model jas banyak dan beragam, jadi diperlukan inovasi untuk mendobrak pasar mereka. Penggabungan warna misalnya, itu pasti akan jauh lebih menarik. Naila yakin Yohan akan suka dengan idenya kali ini, atau bisa disebut ide Devan.

Naila melanjutkan menggambarnya setelah menyetujui ide Devan, dia kembali menggoreskan warna hitam pada kertas putih bersih itu. Menjadi desainer memang mimpinya sejak kecil, tapi sejak kecil keluarganya melarang.

Akhirnya dia menggambar dan mengembangkan potensinya secara diam-diam, lalu baru sekarang ada sebuah wadah untuk dirinya meneruskan hobi sekaligus cita-citanya dulu.

"Nih..." Devan menyodorkan amplop coklat tua di samping buku sketsa Naila.

"Apa ini?"

"Buka aja" Naila mengambil dan membuka amplop itu

Disana ada berlembar-lembar uang berwarna merah, walaupun jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Tapi menurut Naila ini begitu banyak, dia belum tahu saja bahwa kebutuhan mereka juga akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu.

"Gaji gue bulan ini, Lo simpan. Semoga cukup buat satu bulan kedepan, kalau nggak gue bakal cari kerja tambahan buat pemasukan kita" lanjutnya dengan nada yang kecewa.

Sebenarnya apa yang masih membuat Devan kecewa? Bahkan menurut Naila uang segitu sangatlah cukup untuk dia dan Devan, belum lagi Naila akan kerja.

"Gue yakin ini cukup kok, Lo tenang aja. Gak usah cari kerja tambahan, Lo cukup lakuin satu aja. Karena yang harus dipentingkan adalah kesehatan Lo" Naila tersenyum manis kearah Devan

"Ada satu hal yang harus Lo ketahui, biar suatu saat Lo bisa banggain gue walaupun gue yakin ini gak ada apa-apanya dari mantan Lo"

"Gue sama Raka punya kerja sama, jadi sejak awal kuliah gue dan dia udah merintis cafe bar yang sekarang jadi tempat gue kerja. Cafe itu milik gue, karena bagian Raka sudah diambil di cabang yang satunya." Mulut Naila kembali menganga

Jika Devan punya cafe, itu artinya hidupnya selama ini tak begitu susah. Hei pengusaha cafe itu juga berpenghasilan lumayan lah, apalagi beberapa kali cafe itu di datangi oleh selebgram. Setau Naila

"Terus selama ini Lo merendah, buat apa?"

"Gue gak merendah anjir. Selama ini gue males aja buat nunjukin, lagi pula buat apa? Lagian dulunya gue cuman bantu ide doang buat cafe itu, modalnya semua itu dari Raka. Dan... Galang akan jauh lebih baik dari gue, jadi sebesar apapun hal yang gue lakuin semua akan sia-sia" Devan menatap sedih Naila, tapi dia berusaha untuk tetap tersenyum.

Home sweet homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang