🌵 Home sweet home 🌵

1.1K 111 5
                                    

Typo adalah sebuah kesalahan yang begitu nikmat 🌵🌵

Happy reading 🌵🌵

Naila baru saja menyelesaikan kelasnya, dia berjalan santai sendirian karena kedua sahabatnya tengah ada acara UKM. Rasa ingin buang air kecil tiba-tiba datang, dia segera masuk kedalam bilik kamar mandi.

Saat akan keluar dari kamar mandi dia mendengarkan sayup-sayup seseorang tengah berbicara padahal ketika dia masuk tadi kamar mandi sepi sekali, suara yang tak terlalu asing membuat Naila ingat akan satu nama. Hanum, kakak tingkatnya yang dulu sangat dekat dengan Galang dan berusaha memisahkan dia dengan Galang. Tapi gagal.

"Iyha Tante, sejak kejadian itu si Naila gak pernah dekat-dekat lagi sama Galang, dan sekarang dia makin akrab aja sama Devan." Ucap wanita itu membuat Naila shock. Gadis diluar itu tengah membicarakan dirinya, terdengar suara mengejek yang cukup jelas dibarengi dengan tawa

Dia ingin keluar tapi masih ditunda karena wanita itu masih berbicara, Naila yakin bahwa Hanum tengah berteleponan dengan seorang.

"Pastilah Tante, rencana kita gak sia-sia. Tante dapat harta ayahnya Devan, aku dapat Galang. Rencana kita berhasil" Naila mematung

Jadi ini semua sudah direncanakan? Dia tahu kalau dia dijebak tapi dia tak menyangka jika orang dibalik insiden itu adalah Hanum, tak heran karena obsesinya untuk mendapatkan Galang begitu besar. 

Dan alasan rencana ini adalah untuk memisahkan dia dengan Galang, dan juga mengambil harta warisan milik Devan. Naila tak bisa berkata-kata lagi, dia dengan perlahan keluar dari kamar mandi dan menatap Hanum dengan angkuh

"Apa yang Lo rebut hari ini gak akan bisa bertahan lama, ambil aja Galang. Gue udah gak doyan dan buat Tante Riska harta gak akan bisa buat bahagia. Gue sama Devan bakal buktiin kalau kita gak akan menderita walaupun tanpa uang berlimpah" Naila keluar dari kamar mandi.

Riska? Riska adalah ibu kandung Galang, wanita kaya jahat yang mengambil kebahagiaan seorang keluarga dan membuat keluarga itu hancur. Kenapa Naila bisa tahu kalau itu Riska, karena ternyata mereka melakukan video call jadi dia bisa lihat wajah Riska dengan jelas.

Flashback off

"Terus?" Tanya Devan yang kini menatap Naila dengan murung

"Gue tinggalin mereka, gue udah gak peduli. Sejak kejadian itu memang gue sedih tapi bukan hancurnya hubungan gue, tapi karena buat orangtua gue kecewa." Ucap Naila dengan membingkai wajah Devan.

"Jadi Lo mau memulai ini sama-sama, mulai mencintai satu sama lain, mulai berbagi cerita satu sama lain, gue yakin kalau ini bakal jadi happy ending buat kita" Devan menganggukkan kepalanya dan mencium tangan Naila

"Gue boleh jujur gak?" Devan lagi-lagi menganggukkan kepalanya.

"Gue laper anjir, beliin gue makanan" rengekannya, tadi buat apa dia sikat gigi jika masih lapar.

Devan mendengus geli, dia beranjak dari tidurnya. Lalu mengambil jaketnya dan jaket Naila, dia memberikan Naila jaketnya membuat wanita itu mengernyit tak mengerti.

"Kita cari makanan diluar, ke alun-alun bagus kayaknya. Belum terlalu malem juga kan?"

"Ayo!!" Naila memekik senang, dia jarang keluar rumah sekarang. Kegiatannya hanya kuliah dan kerja di rumah.

Alhasil ditawari keluar untuk jalan-jalan seperti ini membuatnya senang. Dia segera memakai jaketnya, tapi segera melepaskannya kembali. Devan menatap tak minat wanita hamil ini, jangan-jangan wanita ini sudah berubah pikiran lagi.

Home sweet homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang