🌵 Home sweet home 🌵

970 100 5
                                    

Typo adalah sebuah kesalahan yang begitu nikmat 🌵🌵

Happy reading 🌵

Devan pulang saat hari mulai gelap, dia tadi sempat menemui kakeknya. Saat dia pulang yang dilihat adalah Naila yang duduk bersila sambil makam diatas kasur, wanita itu tengah menonton film.

"Hai" sapa Devan

Sedangkan Naila hanya diam tak menjawab atau memberikan pelukan seperti biasanya, ini janggal. Oke Devan akan bertanya dengan jujur, karena sejak pagi dia sudah menahan untuk tidak bertanya lebih lanjut apa masalah yang wanita itu hadapi.

Devan membersihkan tubuhnya sebelum akhirnya jongkok didepan Naila yang masih duduk ditempat yang sama.

"Kenapa hm? Ada masalah?"

"Gak ada apa-apa"

"Jawab jujur, Nai. Kenapa hm?" Deva mengusap lembut pipi chubby Naila.

Perlakukan manis yang Devan berikan membuat Naila luluh, air matanya mengalir. Devan segera memeluk Naila, membuat Naila semakin terisak. Sekian lama berpelukan akhirnya Naila menyudahi tangisannya.

"Udah?" Naila menganggukkan kepalanya. "Sekarang cerita kenapa kamu nangis? Dan diemin aku dari pagi?"

"Mas gak akan ninggalin aku kan?" Bukan menjawab justru Naila bertanya dengan suara paruhnya.

"Gak akan, kan udah janji"

"Gak akan selingkuh dari aku kan?" Devan mengernyitkan dahinya.

"Nggak lah. Aku gak mau anak aki cuman tinggal sama salah satu orangtuanya, lagipula di posisi itu gak enak." Jelasnya

"Beneran?" Sangkal Naila semakin membuat Devan bertanya-tanya

"Nggak! Aku gak akan ninggalin kamu, gak akan selingkuh, gak akan pernah pergi jauh dari kamu" Devan kembali memeluk tubuh istrinya

"Aku cinta sama kamu, gak akan pernah aku tinggalin kamu sendirian" bisik Devan membuat Naila menegang.

Perasaannya terbalas? Ah Naila mengeratkan pelukannya sebagai tanda bahwa dia bahagia dengan ungkapan Devan

"Aku juga cinta sama mas" balasnya dengan malu-malu dan semakin merapatkan kepalanya pada pundak Devan

"Sekarang jelasin" Naila mengerucutkan bibirnya saat pelukannya dilepaskan oleh Devan.

"Aku takut, aku takut mas bakal ninggalin aku kalau mas punya uang banyak. Aku takut nenek dan kakek mas nggak bakal terima aku, karena kasta kita. Aku gak mau pisah sama mas" jawabnya dengan jujur sambil menundukkan kepalanya.

"Gak akan ada yang buat kamu pisah sama aku, mau itu harta, perempuan lain, ataupun restu kakek nenek ku."

"Terus jawaban mas apa?"

"Aku gak mau perusahaan itu, aku belum siap. Jadi mungkin perusahaannya akan dipegang sama sepupu aku dan aku bakal belajar bisnis baru pegang. Jadi cuman itu saja yang kamu pikirin?" Sekarang giliran Devan yang bertanya.

"Itu aja?! Aku itu kayak gini karena aku gak mau pisah sama kamu!!" Ketus Naila dengan bibir mengerucut.

"Mumpung lagi kayak gini aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Devan berjalan menuju laptop Naila yang ada diatas nakas, mematikan film yang tengah diputar.

"Mau ngomong apa?" Devan menarik Naila untuk ikut duduk di sofa.

Devan malah menancapkan flashdisk ke laptop Naila dan mengotak-atik nya sebentar. Sebelum akhirnya ada sebuah foto sebuah rumah yang ditampilkan.

Home sweet homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang