🌵 Home sweet home 🌵

1K 104 5
                                    

Typo adalah sebuah kesalahan yang begitu nikmat 🌵🌵

Happy reading 🌵

Banyak hal terlewati selama beberapa bulan ini, termasuk dengan perubahan perut Naila. Sudah tiga bulan Naila tinggal bersama Devan, itu artinya janin diperutnya sudah memasuki usia empat bulanan.

Walaupun belum terlalu mengembung tapi Naila selalu saja merasa dirinya berubah secara drastis, bukan sedih ataupun marah dia justru tertawa terbahak ketika berat badannya naik. Devan yang heran kadang juga merasa takut dengan sikap Naila yang kadang tertawa sendiri ataupun menangisi hal yang tak jelas

Apa Naila terlalu banyak menonton film Thailand itu? Apasih judulnya Nanon? Nano? Ah Devan tak paham, intinya si pemain ceweknya buat hamil guru laki-lakinya itu loh.

Sekarang waktunya cek up ke dokter, Devan masih setia menemani karena dia takut Naila kenapa-kenapa. Tapi bukan itu yang membuatnya selalu ikut ke dokter, tapi karena iblis cantik itu selalu saja memaksanya untuk ikut.

Jika tidak maka? Maka seperti bulan lalu, dimana Devan akan melihat Naila mogok makan, mogok bicara, bahkan mogok kuliah, dan mogok mandi. Devan yang tahu itu jelas kelabakan, karena awalnya Devan pikir Naila hanya mengancam saja.

Tapi setelah seharian Naila tak melakukan apapun termasuk makan jelas Devan khawatir. Devan berusaha membujuknya dengan berbagai cara, tapi Naila tetap diam. Hingga Devan meminta maaf dengan sungguh-sungguh dan menyesali perbuatannya barulah Naila menangis, dia menangis meluapkan kekesalannya.

Setelah menangis dia baru mau makan, itupun harus disuapi oleh Devan. Jadi Devan berjanji untuk selalu menemani wanita itu untuk cek up.

🌵🌵🌵

Selepas dari rumah sakit mereka langsung menuju ke butik milik kakak Wendy, hari ini Naila akan menyehatkan beberapa desain baju yang sudah Yohan setujui.

"Mau ditungguin atau di tinggal?" Tanya Devan saat keduanya berada di parkiran butik.

"Tungguin aku sebentar kok, lagian kan bentar lagi ada kelas. Mas gak sibukkan?" Naila melepas helmnya dan memberikannya pada Devan

"Gak sibuk, paling abis nganterin kamu baru mau ke cafe"

"Ya udah tungguin, okehh" Devan menganggukkan kepalanya.

Mereka berjalan bergandengan menuju butik yang berada di atas parkiran. Bergandengan adalah hal wajib karena Naila tak mau dia hilang kalau taj digandeng Devan, alasan konyol untuk menutupi cemburu saat Devan dilirik orang lain.

"Naila!!" Dari pintu masuk saja Naila sudah disambut dengan pekikan keras dari Yohan.

"Hai Kakak" sapa Naila dengan senyuman manisnya yang buat Devan geram ingin mencubitnya

"Kamu bawa siapa ini?" Tanya Yohan, sedangkan Devan masih betah memandang wajah cantik yang berada tepat disebelahnya.

"Oh kenalin ini suami aku" Naila memberikan kode ke Devan agar berhenti menatapnya dan mengalihkan pada orang yang masih berdiri didepannya.

Devan pun menyudahi acara memandang Naila, dia memandang ke depan dan menemukan sosok tak asing. Sebentar, namanya Yohan? Yohana? Dia baru ingat bahwa mantan pacarnya juga bernama Yohan

Home sweet homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang