PS-005

26.6K 1.8K 253
                                    

Jangan lupa yaaa, 150 vote dan 80 komen untuk unlock chapter selanjutnya hahahha🕴💃

.
.
.
.

Hilmar berlari pelan menuju pintu rumah, dia sudah berganti baju. Kaus putih kedodoran dan celana pendek diatas lutut yang mengekspos kulit putihnya.

Dia menunggu Rebecca pulang, makan malam sudah dia siapkan dan teh hangatnya. "Sebentar." ucapnya saat gedoran masih terdengar.

Cklek.

"Kamu belum tidur Mar?" tanya Becca begitu pintu terbuka, dia masuk dengan pria asing digendongannya.

Hilmar heran, setelah menutup dan mengunci pintu, Hilmar menyusul Rebecca ke kamar kosong dilantai 1, perlu diketahui kalau Hilmar tinggal 1 kamar sama Rebecca.

Just sleeping, dan minum susu.

"Dia kenapa?" tanya Hilmar kepo, dia membuka kan pintu kamar itu, sedikit memudahkan Rebecca saat ini.  Rebecca berjalan mendekati kasur kingsize.

Perlahan Rebecca menurunkan pria itu. "Hilmar sayang, panggilkan Dokter bisa?" tanya Rebecca lembut sembari mengelus rambut Hilmar.

Hilmar mengangguk patuh kemudian beranjak keluar dari kamar. Sementara Rebecca berjalan menuju kamar mandi dan menyiapkan keperluan.

"Dia harus dibersihkan dulu, kotor sekali." gumam Rebecca sembari mencari handuk kecil dan menyiapkan air hangat.

Untuk saja pria itu tertidur, jadi Rebecca bisa mengganti pakaiannya dengan cepat dan tak terhalang apapun. Rebecca juga mencari plester guna menutupi bekas cupangan itu.

"Tapi..dia cantik sekali, padahal dia laki-laki."

Benar, pria itu cantik dan tampan sekaligus. Pantas saja ada tante girang yang memperkosanya, mengerikan sekali, apa dia main kasar?.

Biasanya Rebecca kalau mau main sama Hilmar, dia gak kasar. Tapi gatau kalau nantinya sama Das, mungkin saja dia akan melakukannya dengan kasar.

Sebagai balas dendam.

Menunggu 10 menit akhirnya Dokter pun datang, butuh waktu 20 menit untuk merawat dan menjahit luka milik pria tersebut.


Dokter sudah selesai memeriksa pria itu, lubangnya memang robek parah, dan untung saja sudah dijahit.

"Biarkan dia istirahat, jangan mengungkit perihal hal itu, takutnya dia bakalan trauma dan mengamuk." jelas Dokter tersebut.

Rebecca mengangguk, digendongannya ada Hilmar, pria itu memintanya untuk mengeloninya, dan Rebecca menurutinya dengan senang hati.

"Terima kasih, maaf menganggu mu malam-malam." ujar Rebecca sopan, Dokter itu mengangguk kemudian berjalan keluar dari kamar.

Tak apalah dipanggil tengah malam gini, dia dibayar mahal juga kok hehehe.

"Mar, pindah ke kamar ya sayang." bisiknya lembut, Hilmar mengingau dan menggelengkan kepalanya, menyamankan posisinya dileher Rebecca.

Bahkan ilernya sudah bertumpuk disana. Rebecca tak memperdulikan jawaban Hilmar, dengan cepat dia keluar kamar pria itu dan berjalan menuju kamar mereka.

Pervert Secretary. [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang