AFTER MARRIED-01

10.8K 868 139
                                    

SIDER SAY HAIII!!.

Halo Readers kesayangan Ryn, apa kabar kalian hari ini💃👋.

Ryn udah agak baikan sih, mau buat cerita baru besok. Heheheh ahahahahhahahaha.

Jangan lupa vote dan komen yaaaa, btw kalau suatu hari Ryn buat Give away, Ryn bakalan liat siapa yang sering vote dan komen.

Itu bisa jadi peluang menang lebih guedeeee, hahahahha.

.
.
.

First morning.


Rebecca duluan bangun, dia tidur tepat ditengah antara 4 suaminya, semalaman mereka bermain sampai jam 5 pagi.

Yang duluan pingsan itu Brennan, jahitan diperutnya terasa ngilu setelah Rebecca memborbardirnya semalaman.

Yang paling tahan itu Hilmar, dia bahkan masih bisa minta tambah setelah 8 ronde mereka tadinya, keren bro, mantan gigolo emang beda.

"Lebih baik aku mandi." gumam Rebecca sembari menggeser tangan Hilmar yang tengah meremat dadanya dan menyusu seperti biasa.

Dan kaki Das yang melingkar diatas kaki Rebecca.

"Lengket.." gumamnya seraya mengeluarkan putingnya dari bibir mungil Hilmar.

"Eumhh.." lenguh Hilmar saat merasa benda kesukaannya lepas, dia bergerak sedikit kemudian kembali tidur. Bibir mungilnya terbuka sedikit.

"Manis banget suami-suami aku ih." gemas Rebecca saat melihat Olean tidur meringkuk di kanan Hilmar.

Masih mengenakan bando kucingnya.

Perlahan, Rebecca turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi kamar, tak pakai apapun alias telanjang.

Rencananya pagi ini Rebecca ingin mengajak mereka jalan-jalan ke Mall, ingin membeli banyak keperluan baru di rumah baru mereka.

Rebecca menjual rumah lamanya, dia masih trauma soal mimpi kematian Brennan. Jadi..lebih baik Becca memulai hidup baru di rumah baru.

Dan rumah itu hadiah pernikahan dari mertuanya. Sebagai mantu satu-satunya yang Vanilla dan Neon milikki, tentu saja Becca di istimewakan.

Rebecca hampir mencapai kamar mandi, tapi suara rengekan seseorang membuatnya berhenti dan berbalik seketika.

Brennan bangun, dia baru saja bangun dari tidurnya dan terduduk bentar. Ringisan masih terdengar, karena lubang pantatnya amat berdenyut.

"Becca...mau mandi bareng.." rengeknya pelan, dia merentangkan kedua tangannya.

Asli sih, dia gabisa jalan. Palingan kalau jalan juga mirip pinguin.

"Haha, iya sayang. Bentar ya.." Rebecca berjalan kembali mendekati kasur, lalu dengan mudahnya menggendong Brennan dala koala.

"Sakit ya? Maafin aku kalau terlalu ganas.." bisik Becca sembari mengecup leher penuh cupang Brennan.

Brennan mendusel dileher Becca. "Eum, gak papa..gak sakit kok, cuma nyeri aja.." bisiknya lembut.

Dia mengecup leher putih Rebecca dan membuat tanda disana, kemudian bersandar kembali.

"Becca,"

"Kenapa, sayang?."

Brennan ragu, tapi...perasaan ini sangat mengganjal dipikirannya.

"Aku..aneh ya?" cicitnya hampir berbisik.

Rebecca tau, Brennan masih minder perihal kehamilan dan luka diperutnya, dan juga kenyataan bahwa dia pernah hamil membuatnya semakin insecure.

Becca menciup pipi Brennan lembut, kemudian mengelus punggung telanjang pria kesayangannya.

"Enggak kok, kamu gak aneh."

"Tapi aku pernah hamil...pernah operasi cesar..aku..bahkan bisa saja hamil karena rahimnya gak diangkat.." bisiknya gemetar.

Rebecca mengelus punggung Brennan penuh perasaan. "Gak papa, walau rahim kamu gak diangkat, tapi kamu gabisa hamil. Sebab jalan rahimnya udah ditutup." ujar Becca pelan.

Brennan masih sesenggukan dipelukan Rebecca, walau memang begitu kenyataannya tapi tetap saja itu menjadi aib bagi Brennan.

Seorang pria bisa hamil? Aneh sekali bukan?.

.
.
.

Becca menyiapkan sarapan dari hotel ke meja yang tersedia di kamar hotel tempat mereka menginap. Semuanya sudah rapi dan tampan setelah mandi tadi.

Rata-rata mereka melenguhkan pantat mereka sakit, terlebih Das yang bener-bener gabisa gerak karena lubang ayamnya berdenyut hebat.

Maklum ajalah, mantan Seme ujungnya jadi Uke nya Rebecca hahahhaah.

"Sarapan dulu yaa, baru setelahnya kita jalan-jalan." ujar Becca lembut.

Mereka mengangguk semangat, kemudian memulai sarapan sengan hikmat dan tenang. Sesekali Das akan merengek minta disuapi Rebecca.

Dan berujung dengan yang lainnya meminta hal yang sama.

"Becca, semalam kamu kuat banget sih. Tahan diposisi atas selama berapa jam ya kira-kira.." celetuk Hilmar takjub.

Biasanya sih Becca emang tahan, tapi ini selama 7 jam lebih dia menggoyang mereka ber 4 bergantian, dan wanita itu yang terakhir tidur diantara mereka.

Becca tersenyum bangga. "Rebecca gitu loh." ujarnya angkuh seraya mengibas rambutnya ke belakang.

"Malahan, kasihan Brennan yang duluan pingsan." cetus Das mengejek.

Brennan diam, kemudian melempar sendoknya ke wajah Das dengan kesal.

"Anjing lo!" makinya kesal.

Dia tau dia lemah, tapi gaperlu diejek juga keleus. "Udah deh, jangan kayak anak-anak." tegur Olean malas, dia masih asik mengunyah nasi ayamnya.

Tatapannya terus tertuju pada Rebecca, semalam adalah malam yang indah. Akhirnya Rebecca menjadikan Olean sebagai miliknya seutuhnya.

Ahh, itu tak akan terlupakan bagi Olean.

Bekas tato diperut bawahnya bahkan sudah tak terasa sakit lagi, padahal setiap Olean bergerak tato itu akan terasa berdenyut.

Tapi hebatnya tadi malam enggak.

Tato berbentuk love yang sedikit aneh, dia sering melihat itu di manga-manga jepang Incubus atau succubus.

Tanda love yang ada tercetak diperut bawah saat sudah berkontrak dengan incubus ataupun succubus.

Ahh..berarti Olean sudah menjalin kontrak dengan Becca dari dulu ya?.

Hem, Ole baru saja itu.































Bersambung❤

See you soon guys💃.

Pervert Secretary. [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang