PS-013

15.1K 1.3K 365
                                    

Huft, 200 vote 800 komen buat update. Begitu aja juga gabisa? Dahlah, mending unpub aja. Kaget? Aku juga sih, padahal niatnya mau hiatus tapi ide lancar terus.

.
.
.

Chapter Galang & Rebecca❤

10 detik setelah Rebecca keluar, Galang menahan isakan yang ingin keluar dari sela bibirnya pandangannya tertuju pada kemeja bagian dadanya.

Basah.

"Hiks..kenapa dia mencit putingku..hiks..jadinya airnya keluar lagi..hiks..gimana ini..hiks.." Galang mengidap suatu penyakit.

Dimana dadanya bisa memproduksi air susu jika ada yang merangsang dengan remasan. Padahal Galang sudah bersusah payah menjaga jarak dari setiap orang.

Tapi kenapa hanya dengan 1 Rebecca semuanya kacau.

Galang mengusap kasar air matanya,  dadanya nyeri dan terasa seperti membengkak. Putingnya juga terasa keras.

Dengan tangan yang gemetar, dia membuka kancing kemeja putihnya, menaikan singlet putih sebagai dalamannya.

Dan terlihatlah dengan jelas, cairan putih menetes dari kedua putingnya.

Dadanya juga bengkak. "Hiks..gimana ini.." Galang tak pernah merasa seprustasi ini.

Dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi, tangannya meraih secangkir gelas kosong untuk dibawanya.

"Aku harus memerasnya.." lirih Galang kalut, Bundanya pernah bilang padanya. Jika suatu hari nanti ada yang merangsang air susunya sampai keluar.

Galang harus memeraskan sampai tak keluar lagi.

Sakit sih memang, tapi itu lebih baik daripada semua orang tau jika dia pria tak normal.

Pria mana yang bisa menghasilkan susu.

Setelah mengunci pintu kamar mandi, Galang langsung melepas semua pakaian atasnya. Menampilkan dada putih tak berbulunya, dan perut rata indahnya.

Isakan masih terdengar, dia menghadap kaca wastafel. "Ini..hiks..pasti sakit.." isaknya sedih.

Ini semua karena Rebecca!!

Galang menadahkan cangkir dibawah putingnya. Bibir bawahnya digigit guna menahan rasa sakit nantinya.

Perlahan, Galang memencit putingnya sampai air susu mengucur dengan bebasnya, mengisi kekosongan dari gelas tadi.

Mata Galang terpejam. "Sial..hiks..sakit sekali.." seandainya ada bayi yang mau menyedot susunya ini.

Itu masih lebih baik.

.
.
.
.

R

ebecca berjalan perlahan dikoridor lantai 15, tempat dimana ruangan milik Das berada. "Aku tak sabar, bertemu lagi dengan Galang." Jam masih menunjukan pukul 11 siang.

Cklek.

"Siang Pak Galang~" sapaan itu tak dijawab, ruangan itu kosong melompong.

Pervert Secretary. [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang