PS-012

16.1K 1.4K 332
                                    

Heiii, 200 vote dan 1K komen yaaaaa. Jangan lupa💃.

Kelamaan kali bener lah, habis ini aku hiatus 2 minggu. Sekalian nunggu.

.
.
.

Rebecca membaca alamat yang tertera dimap sekali lagi, memastikan jika rumah 3 tingkat di depannya adalah rumah milik bos PK nya itu.

"Bener sih, ini. Tapi kok gue baru tau ya, rumahnya gak jauh dari rumah gue." awalnya Becca heran, kenapa arahnya sama dengan komplek rumah Becca.

Ternyata, mereka hanya berjarak 1 km dari rumah Becca.

Becca mengetuk pelan pintu rumah, berharap segera dibukakan pintu, panas banget di luar.

Menunggu 2 menit, akhirnya pintu terbuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih cantik dan fresh.

Senyum ramah tercipta diwajah wanita itu. "Cari siapa ya?" dia berfikir gadis ini adalah yang kesekiannya korban Das.

Ternyata bukan.

Buk, anak ibuk yang jadi korbannya Becca ╮(╯▽╰)╭.

"Saya Sekretaris barunya Pak Das, saya cari Pak Das Buk. Soalnya ada berkas yang harus beliau tanda tangani." Vanilla mengangguk paham.

Dia memberi jalan agar Becca masuk.

"Silahkan, langsung ke kamarnya aja. Ada dilantai 3, kalau capek naik lift aja. Tante mau lanjut streaming dulu."

Vanilla berlalu begitu saja setelah berkata seperti itu. Becca sampai terpaku sejenak, dan kekehan kecil terbentuk.

"Mantul juga maknya Das." gumamnya geli.

Rebecca berjalan menuju lift yang tak jauh dari pintu masuk, buat apa cari yang capek kalau yang mudah ada yekan.

Setelah masuk dan menekan tombol 3 di dalam lift itu, lift mulai bergerak. Tak sampai 3 detik dia sudah sampai, begitu keluar Becca langsung disuguhi bermacam-macam alat gym.

"Oh, kamarnya satu ruangan sama Gym." Rebecca berjalan mendekati pintu ber cat hitam.

"Hitam, sama kayak hati yang punya kamar." Becca terus berkomentar, dia mengetuk pintu kamar Das.

Tapi tak ada sahutan, akhirnya dia menerobos saja. Bodo amat, time is money dude.

Kamar Das berantakan, celana dalam dimana-mana. Untung saja gak ada tikus, Das tidur dengan posisi kaki dikepala ranjang, sedangkan kepala menggantung dipinggir ranjang.

"Momen langka." Becca mengambil ponselnya lalu memotret pose unik itu.

Setelah dapat, dia kembali menyimpan ponselnya. "Pak Das! Bangun, matahari sudah diatas!" serunya agak kuat.

Dia meletakan map itu dimeja rias, lalu berjalan mendekati Das. Das gak pakai baju bagian atas, jadi terlihatlah nipple pinknya yang dipakaikan plester.

"Omo, segitu sensitive nya kah? Baperan ih." komennya lagi.

Ide jahil kini muncul kembali dikepala Becca, dia mengarahkan kedua tangannya dikedua nipple Das.

Pervert Secretary. [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang