PS-009

19K 1.7K 1.2K
                                    

Mulai sekarang, aku bakalan Up kalau vote tembus 500 sementara komen tembus 1K. Gak masalah kalau mau spam, asal tembus 1K.

Soalnya ya, Aku lihat yang baca kadang jauuuuh melebihi angka Vote. Jadi, yah mau gak mau harus gitu ya, 500 vote dan 1K komentar.

Ini aku kasih point, tapi setelah ini gak ada lagi. Selagi gak tercapai, gak ada update an.

.
.
.

Rebecca tersenyum simpul melihat raut bahagia diwajah Olean, pasalnya saat ini mereka berdua ada di Swalayan.

Rebecca berhasil keluar dari rumah, soalnya Hilmar lagi tidur setelah minum obat.

Olean bilang, mulai besok dia Kuliah.

Jadi mereka memutuskan untuk membelanjakan keperluan yang penting saja.

"Mau beli boba, boleh?" Rebecca tertawa pelan, tangannya mengelus pelan rambut Olean.

"Of course, you can." jawabnya.

Senyum terulas diwajah Olean, dia berlari pelan menghampiri toko boba di dekat parkiran swalayan, sementara Rebecca memilih berdiri didekat pintu masuk.

Dia mengenakan kemeja putih dan celana pendek selutut.

Rambut panjangnya diikat kuda.

Saat Rebecca hendak memeriksa ponselnya, memastikan apakah ada pesan masuk atau tidak.

Dia mendapat panggilan dari nomor tak dikenal. "Siapa, nih?." gumamnya heran.

Tanpa menunggu lama, dia langsung mengangkat pangilan itu. "Hallo." ujarnya tenang.

Tak ada balasan, hanya suara musik yang mengalun keras disana. "Kalau tak penting, akan saya tutup-"

"Jalang..hik."

Sontak saja, kedua bola mata indah Rebecca membulat. Suaranya sengau, sepertinya dia mabuk. "Salah sambung." cibirnya hendak mematikan sambungan.

"JALANG!! SIALAN LO! ANJING!"

Rebecca memegang dadanya pelan, kaget Ya Tuhan. "Siapa sih!? Gila lo ya!" akhirnya Rebecca tak memakai bahasa sopan lagi.

Kekehan terdengar dari sambungan asing itu. "Lo brengsek! Lo apain gue hah!? Lo kasih gue racun ya!? Anjing lo! Dada gue gaenak banget seharian ini..hik..anjing tanggung jawab!"

Becca loading sebentar, sepertinya dia tau ini siapa. "Pak Das?" tanya nya.

Tawa keras kembali terdengar, gila nih orang. "Ingat juga lo haha, njing. Lo apain gue hah? Ngaku lo!" Becca menggeleng pelan.

Gak berguna, mending Rebecca matikan saja. Dengan santai dia memutus sambungan dan menyimpan kembali ponselnya.

"Orang gila." gumamnya. Dia berjalan mendekati Olean yang masih memesan Boba.

Ada-ada saja, bisa-bisa nya bos PK (penjahat kelamin) itu memakinya, kan bukan salahnya kalau nipple laki-laki itu sensitive.

Pervert Secretary. [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang