12

176 17 2
                                    


Happy reading!

Adelia menatap malas kedua orang tuanya yang sedang begitu mesrah disofa.Adel baru saja selesai melamar pekerjaan disalah satu perusahaan yang tentunya bukan milik orang tua apalagi keluarganya.

"Capek,"keluhnya sambil duduk di antara kedua orangtuanya membuat Romeo dan Delila menatap wajah Adelia yang benar-benar terlihat kelelahan.

"Papa kan sudah bilang kalau lebih baik Bekerja diperusahaan sendiri."

"Adel sudah mandiri selama ini.malu kalo nanti ada yang ledekin kalo Adel itu bisanya cuma bergantung sama nama besar keluarga."ujarnya dengan mengercutkan bibirnya membuat Romeo gemas dengan putri sulungnya itu.

*****

"Gaji pertama nanti traktir Ardan direstoran bintang lima yah,"Adel mendengus kesal mendengar ucapan adiknya.belum juga bekerja Ardan sudah meminta traktiran dari gaji pertamanya.

"Bukannya disemangatin ,"Ardan tertawa mengambil roti tawar sebelum berlari menghindari ocehan papanya.

"Anak itu,"Romeo geleng-geleng kepala melihat tingkah putra keduanya.bisa-bisanya anaknya modelan Ardan yang sangat suka minta traktiran padahal papanya orang kaya ,punya perusahaan.mamanya orang sukses dan punya butik sendiri.semua keluarga anak itu dari keluarga berada tapi kelakuannya seperti orang yang paling melarat dimuka bumi.

"Semangat dong sayang,ini hari pertama loh."Delila tersenyum memberikan roti kepada putrinya.

"Adel gugup,"Romeo terkekeh geli mengulurkan tangannya mengusap rambut putrinya.

"Mau papa antar atau diantar sama Arland."

Arland yang sedari tadi diam dan sibuk menyuapkan nasi goreng kemulutnya menoleh.

"Arland aja yang antar pah."

"Oke,"Adel mengangguk setuju.jika papanya yang mengantar bisa-bisa Adel malah tambah gugup.

"Arin sudah selesai,"Romeo mengusap bibir dengan tisu sebelum berdiri diikuti Delila.

"Mama ,papa,dan Arin berangkat duluan."Delila mencium kening Adelia bergantian mencium pipi Arland diikuti Romeo.

"Mama dan papa semakin mesrah,"Arland tidak menyahut.pria itu bangkit mengambil kunci mobilnya sebelum menatap Adel yang terlihat berbeda dengan kemeja putih dan Rok hitam diatas lutut.

"Ayo berangkat,"Adel mengangguk.wanita itu memasuki mobil setelah melihat jika sudah ada bibi yang selalu siap sedia membersihkan meja makan.

Sepanjang perjalanan Adel terus saja berkaca,memperbaiki letak rambutnya bahkan riasan wajahnya sementara Arland pokus mengemudikan mobil.

"Kita sudah sampai kak,"Adel mengangguk.wanita itu menghela nafas sebelum membuka pintu mobil.

Arland ikut turun menatap kearah gedung perusahaan didepannya sebelum kembali menatap kakaknya.

"Sana masuk,"Adelia yang diusap kepalanya oleh sang Adik hanya bisa tersenyum dan segera melangkahkan kakinya memasuki gedung perusahaan tempatnya akan bekerja.

*****
Hari pertama Bekerja Adel harus bisa bersosialisasi.wanita itu mencoba ramah dan tersenyum sopan.

"Ini ruangan kamu.kalo ada yang belum dimengerti bisa tanyakan pada Mbak Dwi."Adel mengangguk mengerti.wanita itu duduk di kursi sambil menatap kearah depan.

Setelah bertemu dengan resepsionis tadi ,Adel diajak keruangan yang ada dilantai 10 setelah itu baru Adel diantar ke ruangannya.sebagai karyawan baru Adel memang belum paham apa yang harus dikerjakan itulah wanita bernama Revina tadi mau menjelaskan apa-apa saja yang akan Adel kerjakan termasuk teman satu divisinya.

"Mau makan siang bersama,"Adel menoleh menatap wanita cantik didepannya sebelum tersenyum dan mengangguk sopan.

Memiliki teman dilingkup pekerjaan tanpa rasa iri tidak semuda yang dibayangkan.Adel masih karyawan baru tapi wajah dan tampilannya begitu berkelas membuat ada-ada saja yang berbisik-bisik.tidak jarang karyawan laki-laki menatapnya dengan pandangan kagum.Adel bukan mencari musuh,Adel hanya butuh banyak pengalaman dan orang-orang yang mau mengajarinya.meski lulusan luar negeri Adel tidak ingin  menjadi sombong seperti dirinya dimasa SMA.

*****
Hari pertama Bekerja memang melelahkan.itulah yang Adel rasakan.belum lagi belum banyak yang bisa diajak berbicara dengan nyaman.

Adel menatap jam tangannya menunggu jemputan.tidak lama klakson mobil terdengar.

"Bagaimana dengan hari pertama?"

"Melelahkan,belum lagi beberapa karyawan sepertinya tidak begitu suka dengan kehadiran kakak."

Tidak ada lagi percakapan.Arland membelokkan mobilnya menuju kediaman mereka.

25 menit dan akhirnya Adel  bisa bertemu dengan kasur empuknya.wanita itu turun dari mobil dan berjalan menuju kamarnya menghiraukan Ardan yang sedang berdiskusi dengan teman-temannya di ruang tamu.

"Siapa,Ar?"Ardan yang sedang menatap ponselnya menoleh.merasa tidak yakin dengan pertanyaan temannya.

"Kakak gue,"jawabnya membuat teman-teman cowok itu menganggukkan kepala mereka mengerti.

"Kalian baru lihat karena kakak gue baru balik dari kuliah di chicago."lanjut Ardan sebelum kembali menatap ponselnya.

Arland memasuki rumah menatap Ardan sekilas sebelum berjalan kearah kamarnya.

"Kakak loe nyeramin tau nggak.nggak pernah senyum,kalo disapa cuma diam.nggak asik banget."keluh Rio membuat Ardan tertawa.baru kali ini ada orang yang berani menjelekkan Arland terang-terangan didepannya.

"Semuanya sudah selesai.kalian kalo masih mau ngobrol gue tinggal."seorang gadis yang sedari tadi sibuk mengetik dilaptop menoleh.capek rasanya kalo harus satu kelompok dengan orang-orang yang lebih suka bermain game dari pada mengerjakan tugas.

"Kita ikut pulang,Bi!"teriak Rio yang langsung berdiri diikuti yang lain.5 orang teman Ardan sudah pulang kini tersisa  Ryder yang masih asik dengan ponselnya.

"Masih mau disini atau ikut kekamar,"Ryder menoleh ikut berdiri mengikuti Ardan memasuki sebuah kamar dengan nuansa abu-abu.

*****
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Adelia keluar dari kamarnya.mencari orang tua serta adik-adiknya namun yang didapatinya malah Arland,Ardan,dan seorang cowok yang tidak dikenalinya dimeja makan.

"Mama,papa, dan Arin mana?"

"Biasalah, dirumah Oma dan opa lagi jengukin Aron.udah dibilangin pulang aja malah milih tinggal dirumah Oma."jawab Ardan .

"Ohh iya kak Adel belum kenal Ryder kan.maka dengan baik hati Ardan akan memperkenalkan Ryder kepada kakak.orangnya ada disini."

Adel dan Arland memutar bola mata malas.perkataan Ardan ada-ada saja.

"Ini kak Adel,Der."Ryder hanya mengangguk tidak berniat menatap kearah wajah wanita yang lebih tua didepannya dan itu membuat Adel merasa tidak suka.selain Revan ternyata masih ada yang lebih tidak ingin melihatnya yang begitu cantik dan orang itu bahkan masih bocah ingusan.

Jangan lupa vote dan komen!

HARA [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang